Kapolda Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro tiba pada Selasa (22/1/2013) malam, sekitar pukul 22.00 WIB. Dia meninjau pos polisi di bagian depan yang dirusak para pendemo. Selain itu, Wisjnu juga melihat pengamanan yang dilakukan personel di sekitar Mapolres, kemudian memberikan pengarahan.
Pascabentrokan sore tadi, polisi memang meningkatkan pengamanan di sekitar Mapolres. Pasukan dari Polres Langkat, Polres Binjai dan Detasemen A Brimob Daerah Sumut berjaga-jaga untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Saat bersamaan, petugas juga memeriksa para pelaku demo yang diamankan karena diduga terlibat dalam aksi anarkis tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
βMasih dimintai keterangan, untuk mengetahui siapa otak pelaku,β kata Kapolres Langkat kepada wartawan Selasa malam.
Bentrokan antara polisi dan pendemo yang berasal dari kelompok nelayan itu terjadi Selasa sore sekitar pukul 15.00 WIB di Mapolres Langkat di Stabat, Kabupaten Langkat, sekitar 45 kilometer dari Medan. Tak kurang dari 1.000 orang yang berdemo sejak pagi menuntut pembebasan 23 rekannya yang ditangkap polisi sehari sebelumnya karena terlibat pembakaran kapal pukat di perairan Gebang, Langkat.
Ketika perundingan perwakilan nelayan dengan polisi sedang berlangsung, sebagian massa mulai bertindak anarkis melempari polisi yang berjaga dengan batu maupun kayu dan merusak pos polisi di bagian depan. Tindakan itu dibalas polisi dengan tembakan ke udara untuk membubarkan massa, dan seterusnya menangkap 55 pendemo yang tak sempat melarikan diri.
(rul/trq)