"Tidak banyak yang tahu bahwa Perancis adalah negara eksportir sapi terbesar kelima setelah India, Brasil, Cina, dan Argentina. Yang banyak diketahui masyarakat bahwa Perancis adalah pusat mode. Ternyata Prancis juga pusat sapi, termasuk sapi perah," kata Viva.
Hal itu disampaikan Viva dalam pesan singkat kepada detikcom, Jumat (14/12/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perancis adalah negara yang dinyatakan oleh World Organisation for Animal Health (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) / Office Internationale Epizootice (OIE) sebagai negara bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan menjadi negara eksportir ke negara Timur Tengah dan memenuhi kebutuhan 25% daging sapi di Uni Eropa," papar Viva.
Viva membantah jika dikatakan ada anggota Komisi IV DPR yang tidak setuju dengan kunjungan kerja yang dilakukan. Kunjungan kerja ke Paris dan China sudah diketahui dan disetujui oleh anggota Komisi IV DPR lainnya.
"Kunjungan ke Paris dan China sudah disetujui oleh anggota dan pimpinan Komisi IV DPR dalam rapat internal komisi," ujarnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Soebagyo, menyebut kunker Komisi IV DPR ke Paris dan China ditentang oleh sebagian anggota Komisi IV DPR.
"Di rapat intern masih ada tarik menarik, seperti Pak Siswono dan Prakosa. PDIP itu memberikan warning supaya tidak perlu dilakukan ke Perancis, kemudian lihat urgensinya," ungkapnya.
"Saya sebagai pimpinan poksi IV juga menghimbau kepada anggota saya supaya sebaiknya tidak berangkat, tapi karena hak anggota ya sudah tanggung jawab sendiri-sendiri. Mengenai masalah tempat itu sudah dikoordinasikan dengan KBRI dan dua organisasi di sana sudah menerima," lanjut politisi Golkar itu.
Firman sendiri tidak ikut kunker tersebut. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah soal urgensi pemilihan tempat. Firman termasuk yang tidak setuju membahas sapi ke Perancis dan China.
"Ada beberapa tempat pemotongan yang dikunjungi, tapi kalau tempat pemotongan lebih efektif yang di Australia dan New Zealand karena di sana bukan produsen sapi terbesar. Kalau lapangan ya ke Australia dan New Zealand, selama ini kan daging kita dari sana, lebih efektif," ucapnya.
(trq/ndu)