Mendieta meninggal di RS Moewardi Solo sekitar pukul 23.30 WIB, Senin (3/12/2012). Hingga kini, jenazah masih di kamar mayat. Tidak ada kejelasan, apakah jenazah akan dikirim ke tanah airnya di Paraguay atau akan dimakamkan di Indonesia.
Hal yang cukup menyulitkan, tidak diketahui agen yang membawa dan mendampingi Mendieta selama di Indonesia. Tim medis tak bisa menjawab saat ditanya nasib jenazah. Mereka hanya bisa menunggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai biaya administrasi, Rudy, sapaan akrab Hadi Rudyatmo, mengaku telah meminta Direktur RS dr Moewardi untuk mencatatnya. "Semua biaya perawatan termasuk peti janazah dan kebutuhan lain, saya tanggung dari kocek pribadi saya. Untuk biaya pemulangan seharusnya PSSI yang menyelesaikan. Pemulangan ini kan butuh penanganan khusus, karena perjalanannya 24 jam," jelasnya.
Mendieta yang bernama lengkap Diego Antonio Mendieta Romero ini tinggal sendiri di Indonesia. Istri dan tiga anaknya menetap di Paraguay.
Selama di Solo, pemain yang pernah merumput di Persitara Jakarta Utara ini tinggal di sebuah kontrakan. Ia mengaku gajinya lebih dari Rp 100 juta belum dibayar, sementara klub terakhirnya, Persis Solo, bubar pada awal 2011 lalu.
Mendieta meninggal di Rumah Sakit dr Moewardi Solo pada pukul 23.30 WIB, Senin (3/12/2012). Awalnya dia diduga terserang tifus, tapi berdasarkan diagnosa medis, pesepakbola berusia 32 tahun tersebut terkena infeksi virus di otak dan mengalami tekanan psikis.
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini