Taufiq Kiemas Sempat Mendukung Foke, Kini Kapok Koalisi dengan Gerindra

Taufiq Kiemas Sempat Mendukung Foke, Kini Kapok Koalisi dengan Gerindra

- detikNews
Senin, 24 Sep 2012 18:22 WIB
Jakarta - Politisi senior PDIP Taufiq Kiemas merasa kecewa karena kemenangan Jokowi lebih menguntungkan Prabowo Subianto ketimbang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Taufiq menegaskan sudah kapok berkoalisi dengan Gerindra. Sebenarnya memang sejak awal Taufiq kurang sreg PDIP berkoalisi dengan Gerindra di pilgub DKI.

Bulan Maret 2012 lalu Taufiq Kiemas pernah menyampaikan secara terang-terangan agar PDIP berkoalisi dengan PD memunculkan cagub-cawagub DKI. Taufiq secara terang-terangan menyampaikan keinginannya agar PDIP mempersiapkan cawagub DKI pasangan Fauzi Bowo (Foke). Kala itu Taufiq juga menyebutkan Adang Ruchyatna, anggota DPR dari PDIP yang cocok mendampingi Foke.

"PDIP harus cerdas paling tidak dapat wakil gubernur. Harus sama Foke, tinggal nyiapin wakilnya siapa. Harus rebutan, ini kalau nggak direbut kesempatan ini hilang. Jadi harus cerdas. Salah satunya dengan Pak Foke. Menurut aku sih nggak perlu bego-bego juga. Kan kedudukan kita kan secara politik penting," kata Taufiq kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 12 Maret lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyerukan dukungan kepada Foke, Taufiq Kiemas kala itu juga menolak majunya Joko Widodo (Jokowi) dalam pilgub DKI. Taufiq menganjurkan Jokowi menyelesaikan masa kerjanya sebagai Wali Kota Solo. "Kalau aku sih nggak setuju kalau orang jadi di satu tempat belum selesai jabatannya sudah maju lagi. Seolah dia (Jokowi) tidak menyelesaikan tugas di daerah itu," kata Taufiq, di hari yang sama.

Jokowi kala itu merespons penuh hormat pernyataan Taufiq Kiemas. Jokowi mengaku menghormati apapun keputusan partainya. "Kalau memang keputusan itu demi kebaikan bersama ke depannya, ya itu adalah keputusan yang baik. Kita harus mendukungnya. Bagi saya, apapun yang saya terima, kecil, sedang, besar, akan tetap saya syukuri. Saya akan tetap di sini, di Solo ini. Bekerja dan berkonsentrasi untuk pembangunan Solo ini," ujar Jokowi, sore harinya, saat dikonfirmasi wartawan di Solo.

Namun hanya selang beberapa hari kemudian, pada 15 Maret 2012, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga istri Taufiq Kiemas, menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Pertemuan itu, membahas mengenai kader PDIP yang akan diajukan sebagai cagub. Pak Prabowo dan Ibu Mega sepakat mengajukan Jokowi. Karena pada Senin tanggal 19 nanti kan jadwal pendaftaran, jadi kami harus menyiapkan calon gubernur dalam satu dua hari ini," kata Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, menyampaikan hasil pertemuan tersebut.

Taufiq Kiemas kemudian mengikuti keputusan PDIP untuk berkoalisi dengan Gerindra, memasangkan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di pilgub DKI. Namun Taufiq terlihat mengenakan baju berwarna biru tua saat mencoblos di TPS Kebagusan. TK, demikian biasa disapa, meminta supaya jangan diartikan ia mendukung PAN atau Partai Demokrat yang dua-duanya partai pendukung Foke. "Biru jangan dibilang PAN sama Demokrat," pinta TK di kediaman Megawati, Jl Kebagusan IV, Jaksel, Rabu 11 Juli lalu.

Namun rupanya popularitas Jokowi terus naik. Jokowi yang awalnya tidak didukung Taufiq malah menang di putaran pertama pilgub DKI. Jokowi unggul 42,6 persen suara di atas Foke yang hanya mendapat 34 persen suara. Pilgub DKI kemudian diputuskan melaju ke putaran kedua.

Saat ini Taufiq Kiemas sudah optimistis Jokowi akan menang di putaran kedua pilgub DKI. Berulangkali Taufiq Kiemas menasihati Jokowi untuk mengabaikan isu SARA dan fokus dengan konsolidasi ke grass root. Jokowi pun menang di quick count pilgub DKI 20 September 2012 lalu. Jokowi unggul di hampir semua quick count dengan selisih cukup besar dengan Foke. Salah satunya hasil akhir quick count yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Jokowi mengantongi suara 53,68 persen dan Foke mengantongi 46,32 persen. Foke pun tanpa malu-malu mengucapkan selamat kepada Jokowi. Saat ini Foke sudah bersiap pindah rumah.

Di saat popularitas Jokowi naik, berkembang isu Prabowo Subianto menunggangi popularitas Jokowi. Faktanya, berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), kemenangan Jokowi lebih menguntungkan capres Gerindra Prabowo Subianto ketimbang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Taufiq Kiemas pun marah dan kapok berkoalisi dengan Gerindra. Wajar saja, di pilgub DKI putaran dua, Taufiq Kiemas tak lagi mendukung Foke, Taufiq juga datang ke TPS dengan pakaian berwarna netral.

"Kapok juga (PDIP koalisi dengan Gerindra), itu boleh dicatat. Tapi kita nggak boleh kaya anak kecil," ujar Taufiq Kiemas, kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/9/2012)

Menurut Ketua MPR ini, kemenangan Jokowi harusnya bisa lebih mendongkrak suara Megawati sebagai ketua umum PDIP, partai utama pengusung Jokowi. Tetapi dengan hasil yang ada, justru menjadi pelajaran untuk tidak lagi berkoalisi dengan Gerindra.

"Saya rasa pasti begitu, membuat semangat kita untuk tidak berkoalisi makin besar," kata Taufiq.

Meskipun Gerindra menghormati kapasitas Taufiq Kiemas sebagai politisi senior PDIP, namun Gerindra tak terlalu risau akan adanya kerusakan koalisi PDIP-Gerindra. "Sejauh ini baik-baik saja," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon saat dikonfirmasi terpisah.

(van/vta)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads