Tidak jauh dari bibir pantai terdapat ukiran tulisan 'Sum-Sum Mc Arthur Island' dengan lebar sekitar 10 meter dan panjang 1,5 meter seakan menjadikan ciri khas pulau tersebut.
"Kebanyakan warga disini mengenal nama pulau ini sebagai pulau Mc Arthur karena pernah menjadi tempat tinggal Mc Arthur," ujar seorang pemandu tur Sail Morotai 2012, Anton, kepada rombongan Kemenkokesra saat melakukan perjalanan Joy Cruise, Rabu (12/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jendral Mac Arthur, Lahir 26 Januari 1880, meninggal 5 April 1964. Seorang jendral angkatan darat menjabat komandan pasukan Amerika Serikat di Filipina 1942, kemudian menjadi komandan pasukan sekutu wilayah Pasific Barat Daya" secuil sejarah tertulis di dalam marmer itu.
Siapa yang tak kenal, pemimpin perang tentara sekutu dari Amerika Serikat saat terjadi Perang Dunia II, Jendral Mac Arthur. Selain tempat
mandi, terdapat sebuah gua persembunyian Jendral bintang empat ini di Pulau Sum-Sum.
Bertolak dari pelabuhan komersil Daroba, Morotai, kapal Baruna Jaya III berangkat dengan waktu tempuh kurang dari tiga puluh menit. Sesampai di Pulau Sum-Sum, kapal tak langsung bisa merapat ke dermaga di pulau tersebut, rombongan yang hendak berjalan di sekitar pulau harus mengunakan perahu kecil atau sebuah speed boat dari pelabuhan Doroba.
Dari dermaga, jalan setapak akan memandu kami mengelilingi pulau yang menjadi tempat persinggahan sang jenderal, terutama untuk menuju gua persembunyiannya.
Senen (42), warga Morotai, tahu betul seluk beluk gua tersebut. Berdasarkan panduannya, rombongan Kemenkokesra berjalan menyusuri pulau tak berpenghuni tersebut.
"Sekitar 1,5 km dari sini, gua tersebut berada di tanjung pulau ini," ujarnya kepada rombongan.
Di tengah perjalanan, Senen menuturkan selain gua pesembunyian, terdapat Bunker pasukan Amerika. Bunker yang tidak jauh dari bibir pantai sudah tidak ada, namun bekas lubang besar seperti bunker tersebut masih terlihat.
"Dulu lubang ini bekas bunker pasukan Amerika," tuturnya.
Tidak mudah menyusuri jalan tempat persembunyian Mc Arthur, tim yang berjumlah 25 orang harus melewati rawa-rawa, dan mangrove dengan jalan yang berliku. Senen meminta agar pengunjung bisa berhati-hati.
"Awas hati-hati karena jalannya licin, sebentar lagi sampai," lanjutnya.
Sesampainya di gua persembunyian pemimpin sekutu Asia Pasifik, terlihat gua tersebut sangat kecil dan hanya mampu dimasuki satu orang. Sementara di depan gua tertutupi akar pohon bakau yang menjulang ke bawah
"Disini, Jendral Mc Arthur bersembunyi," tuturnya.
Menurutnya, sejak dia mulai sering ke pulau tersebut untuk mencari Kopra, Senen kerap menemukan selongsong peluru.
"Saya tahu karena sering memetik kopra, ketika menyusuri ke sini sering ditemukan selongsong peluru, terutama di gua tersebut," tandasnya.
(edo/ahy)