Minister Counsellor Pensosbud KBRI di Malaysia, Suryana Sastradiredja mengatakan pihaknya akan memastikan berita tersebut ke kepolisian Malaysia.
"Pasti akan kita cek ke PDRM. Kalau ternyata tidak diinformasikan, kita akan kecewa sekali kalau betul ada kejadian itu," ujar Suryana saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (13/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah sama atau tidak, harus diselidiki. Yang jelas, dari kasus minggu lalu itu pelakunya 4 orang. Salah satu korban sudah diklaim oleh keluarganya. Dan bukan berasal dari Batam. Tapi kami akan telusuri dan cek lagi," jelasnya.
Suryana mengatakan dugaan dua kasus tersebut kemungkinan adalah kasus yang sama karena banyaknya WNI yang masuk ke Malaysia tanpa dokumen alias ilegal. Kalaupun berdokumen, kata Suryana, banyak WNI yang menggunakan nama palsu.
"Sehingga ketika terjadi kejadian WNI bersangkutan meninggal, proses pemulangan jadi lama karena terkendala identifikasi. Kalau tidak ada keterangan, susah dilacak. Kalau ada paspor, kita bisa lacak ke imigrasi yang keluarkan. Misalnya, berdasarkan record polisi mereka punya rekam kejahatan, direkam polisi Malaysia namanya Ahmad, padahal nama aslinya Abdul. Nama aliasnya juga banyak. Susahnya karena orang Indonesia ini sering pakai nama palsu masuk ke Malaysia," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan lima WNI ditembak polisi Malaysia di daerah Ipoh Perak Malaysia. Kelima WNI itu diduga terlibat kasus perampokan di Malaysia. Mereka adalah Jony, Osnan, Hamid, Mahno, dan Diden. 4 Korban berasal dari Batam, Kepulauan Riau. Sedangkan Mahno berasal dari Madura, Jawa Timur.
(rmd/vta)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini