"Itu tidak ada abu vulkanik sampai Lampung, itu kan di Lampung adanya kebakaran bukit yang terkena tiupan angin mengarah kota," kata Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BVMBG) Kementerian ESDM, Surono, pada detikcom, Selasa (4/9/2012).
Surono mengaku heran dengan informasi yang menyebutkan abu tersebut berasal dari letusan gunung Anak Krakatau. Padahal ketinggian letusan gunung Anak Krakatau hanya mencapai 400 meter berupa material berat yang tidak mungkin bisa mencapai kota Bandar Lampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surono menambahkan tidak ada laporan dari warga pesisir selatan Provinsi Lampung yang menyatakan menemukan adanya hujan abu vulkanik dari Anak Krakatau. "Orang di sekitar pantai selatan Lampung lapor tidak ada abu vulkanik," tutup Surono.
Pada berita sebelumnya, warga menduga aktivitas vulkanik gunung Anak Krakatau dirasakan warga di sekitar Lampung. "Bandar Lampung dan sekitarnya terkena hujan debu Gunung Anak Krakatau. Debunya sih belum tebal, tapi agak lumayan membuat perih mata dan hidung. Aktivitas sih tidak terlalu terasa, tapi angin dan ombak mulai besar," kata warga Bandar Lampung, Dicky, kepada detikcom, Senin (3/9).
Status Gunung Anak Krakatau dalam status waspada mulai Minggu 2 September. Status ini dikeluarkan karena gunung yang terletak di Selat Sunda ini telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas.
(vid/nrl)