"Berdasarkan pemeriksaan oleh Polres Sampang dan Polda Jatim, untuk tersangka masih satu. Sementara pemeriksaan terhadap 8 orang, 1 jadi tersangka, 7 jadi saksi. Sementara kita juga masih lakukan pengejaran terhadap orang yang diduga sang aktor intelektualnya," kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Agus Riyanto di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (28/9/2012).
Agus menuturkan, pertikaian itu diawali dari perselisihan atau permasalahan antara 2 orang sekeluarga yang kebetulan berbeda kelompok yang tidak dituntaskan sampai ke akarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kita tangani peristiwa kriminal, ada pengrusakan, penganiayaan. Sementara untuk masalah ideologi kita coba untuk memisahkannya, karena masalah ideologi ini adalah masalah kita dengan Pencipta. Yang kita tangani adalah masalah pengrusakan, penganiayaan sampai timbul korban jiwa dan berusaha untuk menuntaskan masalah ini sehingga tidak terulang lagi," lanjutnya.
Menurut Agus, Kapolri bekerjasama dengan Menag dan Panglima TNI akan melakukan antisipasi kemungkinan terjadi kerusuhan serupa. "Tahun 2004, 2011 bahkan sudah ada yang menjalani hukuman dan kemarin terjadi lagi. Setelah kejadian, Pak Kapolri menuju lokasi bersama Panglima TNI, Menteri Agama dan menteri lainnya serta unsur pimpinan pemerintah daerah setempat sudah lakukan koordinasi untuk membatasi dan mencari solusi agar tidak terulang lagi," katanya.
Kritik dari Presiden SBY agar Polri lebih cepat merespons konflik juga diperhatikan dan dijadikan pendorong evaluasi di internal Polri. "Apa yang dikatakan Pak Presiden merupakan suatu hal yang harus kita cermati dan beliau pasti memilki informasi yang lebih banyak. Dan kami kepolisian akan terus upayakan kinerja yang lebih baik lagi ke depan. Polisi membuka diri dan siap dikoreksi dan dikritik. Kami juga mengharapkan seluruh masyarakat mau mengawasi kinerja Polri," tegasnya.
(jor/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini