Sejumlah ilmuwan dan ahli dari Rumah Sakit Pusat Universitas Lausanne akan mendatangi makam Arafat yang ada di wilayah Tepi Barat untuk mengambil sampel dari jasadnya. Para ahli ini juga telah mendapat 'lampu hijau' dari Otoritas Palestina.
Demikian seperti disampaikan oleh juru bicara laboratorium dan dilansir oleh AFP, Jumat (24/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bochud menyatakan bahwa pihaknya menemukan kandungan polonium dalam jumlah tinggi pada benda-benda pribadi Arafat, termasuk pakaian yang terakhir dikenakannya. Namun disampaikannya, jasad Arafat harus diautopsi untuk memastikan teori bahwa dia telah diracun.
Menanggapi hasil penelitian ini, janda Arafat, Suha, beserta putrinya mengajukan gugatan hukum pada 31 Juli lalu, ke pengadilan Prancis atas dugaan racun radioaktif. Dalam gugatannya, mereka menyatakan dugaan pembunuhan oleh orang tak dikenal di Prancis terhadap Arafat, sebab pada 2004 lalu Arafat meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit militer di Paris.
Sementara itu, polonium merupakan bahan sangat beracun yang jarang ditemukan di luar lingkup militer dan sains. Racun ini digunakan untuk membunuh mantan mata-mata Rusia yang menjadi pengkritik Kremlin, Alexander Litvinenko. Dia tewas pada tahun 2006 setelah meminum teh yang dibubuhi polonium.
(nvc/nrl)