Di bulan Ramadan ini, Yuningsih dan ratusan pengemis lain yang merupakan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) berharap kaleng recehnya lebih berat. Pikirnya, orang-orang berduit bakal lebih sering bersedekah saat bulan puasa. Alih-alih mendapat uang banyak, Yuningsih malah terjaring razia PMKS. Yuni pun kapok datang ke Jakarta.
"Saya ke Jakarta mau cari kerja, tapi nggak ada," ucap Yuningsih sebelum kegiatan pemulangan 183 PMKS di Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (9/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana cuci piring, tidur. Makanannya nggak enak, tidur hanya pakai tikar," sambung Yuningsih.
Yuningsih tampak bingung dan sedih dalam balutan seragam PMKS berwarna hijau putih. Di tangannya ada bungkusan kresek hitam berisi baju dan kain. Kakinya telanjang, tanpa sandal atau sepatu. Dari jarak dekat, tercium aroma keringat yang sedikit menusuk.
Dengan langkah gontai, Yuningsih beranjak memasuki salah satu bus yang disediakan Dinsos DKI untuk memulangkan para PMKS. Dia bertekad akan mencari pekerjaan di daerah asalnya, Tegal, Jawa tengah.
"Saya nggak mau balik lagi ke Jakarta. Kapok," kata perempuan yang belum berkeluarga ini dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabiltasi Dinsos DKI, Ucu Rahayu, mengatakan ada 4 bus yang akan mengantar PMKS pada hari ini pulang ke Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Tidak ada PSK yang ikut dipulangkan. Tapi manusia gerobak ada yang kita pulangkan," ucapnya.
(vit/nrl)