Kisah Kakek Mithan yang Tinggal di Kolong Jembatan BKT

Kisah Kakek Mithan yang Tinggal di Kolong Jembatan BKT

- detikNews
Sabtu, 04 Agu 2012 13:20 WIB
Jakarta - Selama 8 tahun, Mithan (65) dan keluarga menetap di gubuk nan sederhana di kolong jembatan Banjir Kanal Timur (BKT), Cipinang Muara, Jakarta Timur. Ia bekerja sebagai pengumpul sampah untuk menyambung hidup.

Mithan tinggal di kolong jembatan BKT bersama 3 kepala keluarga lainnya. Ia menetap di lokasi itu setelah rumah kontrakannya terkena gusuran proyek pembangunan BKT pada tahun 2004.

"Sekitar 13 orang yang tinggal dan menetap di sini," ujar Mitan saat ditemui detikcom di rumahnya di bawah jembatan, Jl Basuki Rachmat, Cipinang Muara, Jakarta Timur, pada Jumat 3 Agustus 2012.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamatan detikcom, bau menyengat tercium dari aliran sungai dan sampah di sungai BKT. Ada tiga petak rumah kayu berukuran 3x3 meter berjejer dengan kondisi yang lembab dan gelap.

"Saya bersama keluarga terpaksa pindah ke sini karena rumah kontrakan saya terkena program penggusuran pembangunan BKT," ujar pria tua tersebut dengan tersenyum.

Dengan kondisi yang pas-pasan, Mithan tetap bersyukur.

"Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa lagi atas kejadian penggusuran tersebut. Saya malah bersyukur menjalani kehidupan seperti ini dan situasinya seperti ini mau bagaimana lagi," ujar pria tua tersebut.

Ia menceritakan setiap hari bekerja mengumpulkan sampah di sekitar warga dengan penghasilan Rp 800.000 per bulan. Sementara sang istrinya bekerja sebagai penjual es di pinggir BKT dengan penghasilan tidak tetap.

"Saya setiap harinya kerja keliling dari rumah ke rumah mengumpulkan sampah warga di sekitar Cipinang. Insya Allah cukuplah meski hidup di Jakarta itu mahal," ujar bapak delapan anak ini.

Mithan menceritakan keempat anaknya telah menikah. Ia kini tinggal bersama istri dan empat anak lainnya yang masih kecil-kecil.

"Sehari-harinya ada anak saya sekadar nambah-nambah biar dapur di rumah bisa tetap mengepul, Tapi sudah beberapa hari ini, anak sakit. Saya ajak ke dokter tapi selalu menolak alasannya tidak mau membebankan saya," kata dia.

Sungguh pemandangan yang tragis, jika menyusuri trase kering atau pun taman di BKT yang indah, pasti tidak akan ada yang mengira di bawahnya terdapat sebuah keluarga yang menjadikan beton bawah jembatan sebagai tempat berlindung dari panas terik matahari.

Rumah-rumah tersebut berada tak jauh dari jembatan Komplek Perumahan Cipinang Indah, Cipinang Muara, Jakarta Timur. Di bawah jembatan ini, setiap bedeng terbuat dari triplek dan kusen yang dibuat seadanya.

Mithan dan keluarga akan terus berjuang sampai mendapatkan tempat tinggal yang layak.

"Yang penting ikhtiar dan berserah diri kepada Allah. Insya Allah ada jalan bagi keluarga kami, walaupun terlihat reot tetapi gubuk ini adalah istana bagi kami," tutur Mithan.

Apa tidak takut digusur lagi? "Takut karena kalau harus digusur, saya harus pindah ke mana lagi?" jawab Mithan.


(edo/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads