Eks tahanan bernama Abbas Abid tersebut mengatakan pada Pengadilan Kejahatan Perang Kuala Lumpur, Malaysia, bahwa dirinya disiksa oleh tentara-tentara AS yang memintanya menyebutkan nama-nama teroris di lingkungannya. Penyiksaan itu terjadi di Baghdad, Irak saat invasi pasukan AS untuk menggulingkan Saddam Hussein pada Agustus 2005 lalu.
Dikatakan Abid seperti dilansir harian Malaysia, The Star, Selasa (8/5/2012), dirinya saat itu dibawa ke markas besar Brigade Al-Muthanna. Di sanalah dia dipukuli, disetrum listrik dan bahkan diancam akan ditembak saat dirinya tak bisa menyebutkan nama-nama yang diminta tentara AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana, tentara-tentara menggantung saya di tembok sementara mereka menaruh pemberat di penis saya selama berjam-jam," tutur Abid saat bersaksi di pengadilan Malaysia itu.
"Mereka mencabut kuku-kuku saya, memaksa saya meminum banyak air yang dicampur cairan obat untuk mengeluarkan air kencing (diuretic solution) dan penis saya kemudian diikat dengan gelang karet guna mencegah saya buang air kecil," ujar pria berumur 48 tahun itu dalam hearing publik yang digelar di pengadilan terbuka di Kuala Lumpur Foundation to Criminalise War (KLFCW) pada Senin, 7 Mei.
Kepada hakim Profesor Gurdial Singh Nijar yang memimpin persidangan, Abid mengatakan, dirinya tak bisa lagi memiliki anak akibat penyiksaan itu.
"Awal kami menikah, istri saya dan saya berniat memiliki 15 anak, namun sekarang impian kami itu telah hancur," cetus Abid.
Persidangan ini merupakan sidang awal atas kasus dugaan kejahatan perang dan penyiksaan yang diajukan ke pengadilan Malaysia terhadap mantan Presiden AS George W. Bush dan rekan-rekannya. Termasuk di antaranya, mantan Wakil Presiden Dick Cheney dan mantan Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld.
(ita/nrl)