"Berdasarkan informasi yang masuk karena kriminal dan kita pun belum percaya itu, kita masih ngecek itu. Masih menyelidikinya," ujar Muhaimin usai rapat Musrenbang di Gedung Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (26/4/2012).
Hari ini autopsi atas jenazah TKI tersebut tengah dilakukan. Hasil autopsi itulah yang akan dijadikan bahan untuk melakukan protes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya berharap tidak spekulasi terkait penjualan organ tubuh TKI tersebut sebelum hasil autopsi jelas. Hal ini penting agar Indonesia tidak salah mengambil sikap.
"Selain autopsi yaitu menemukan data seperti yang dilakukan oleh Kemenlu. Atas dua hal itu baru kita mengambil kesimpulan," lanjut Cak Imin.
Ketidakwajaran yang diendus keluarga saat ini masih diselidiki. "Apa benar ketidakwajaran itu karena autopsi yang dilakukan di sana," imbuhnya.
Bagaimana bantuan terhadap keluarga? "Kita akan bantu keluarganya dan kita tak bisa tindak siapa pun karena ini berangkatnya pribadi bukan dari kelembagaan atau proses rekrutmen. Istilahnya warga negara yang berangkat biasa, jadi dia tak punya asuransi dan tidak memiliki lembaga pengiriman," terang Cak Imin.
Tiga TKI asal NTB yang tewas adalah Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28). Mereka ditembak polisi Malaysia karena menduga mereka hendak melakukan tindak kejahatan karena mengenakan penutup kepala dan parang.
Keluarga mencurigai tiga TKI itu menjadi korban perdagangan organ tubuh karena ada luka jahitan di tubuh mereka, termasuk di bagian mata. Kemenlu menyebut bahwa jahitan itu merupakan bekas autopsi. Ketiga jasad itu tiba di Indonesia 5 April dan dimakamkan keesokan harinya.
(vit/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini