"Lima macam soal yang berbeda dengan taraf kesulitan yang sama. Kalau dulu nomornya diacak, sekarang berbeda. Ini memang soalnya beda, jadi tidak ada yang sama. Bukan ditukar nomornya saja, tapi soalnya berbeda," ujar Mendikbud, M Nuh, dalam jumpa pers di Kemendikbud, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (12/4/2012).
Dia menjelaskan percetakan soal UN juga digeser. Jika dulunya tersebar di 33 titik, maka untuk tahun ini terkonsentrasi di 4 titik. "Kualifikasi pakai security printing, kemungkinan macam-macam bisa diperkecil," sambung Nuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UN, sambungnya, merupakan evaluasi tidak hanya bagi peserta didik namun juga bagi guru. UN bagi guru menjadi uji kompetensi. "Karena hasil dari murid juga dipengaruhi semua, paling tidak ukuran kinerja guru adalah berapa nilai dari murid. Guru yang baik kalau murid yang diajar nilainya bagus. Jadi menggabungkan ini, dan juga kepala sekolah. Ini konsep besar yang harus rampung dalam waktu dua tahun ke depan," papar Nuh.
Sistem kelulusan siswa adalah dengan pembagian hasil UN 60 persen ditambah ujian akhir sekolah (UAS) 40 persen. Jadi Nilai Akhir = 60 persen UN + 40 persen UAS.
(vit/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini