Aksi tersebut dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), di Bukit Glagahsari Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogaykarta, Minggu (11/3/2012). Sekitar 3 ribu pohon berbagai jenis ditanam.
Hadir dalam acara itu, mantan Dirjen Kementerian Kehutanan yang juga Wakil Alumni UGM, Prof Dr Ir Suhardi, Kepala Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Kuspriadi dan Wakil Bupati Sleman, Yuni Satya Rahayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar kehutanan UGM Prof Dr Ir Suhardi mengatakan pembuatan hutan pendidikan konservasi merupakan salah satu amanat tokoh lingkungan yang juga mantan Rektor UGM (alm) Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri. Itu merupakan kegiatan jangka panjang.
"Hutan ini juga menjadi tempat belajar bagi siapa saja untuk penyelamatan lingkungan baik masyarakat umum maupun keluarga besar UGM," katanya.
Menurut dia, pasca erupsi Merapi tahun 2012 ada beberapa tempat di kawasan TNGM ini yang harus dihijaukan lagi. Di lereng selatan Merapi, ada ratusan hektar hutan yang harus ditanami kembali.
"Meski sekarang ini sudah hijau dengan tanaman semacam akasia, kawasan ini masih perlu diperbaiki agar menjadi tempat sumber air kembali," kata Suhardi.
Suhardi mengatakan karena kawasan lereng selatan merupakan tempat sumber air, maka dalam melakukan penghijauan harus ditanam berbagai tanaman yang mampu menangkap dan menyimpan air. Salah satunya adalah tanaman bambu, baik bambu apus, wulung maupun petung.
"Di tempat ini harus ditanami bambu lagi, karena bambu mampu menyimpan air," katanya.
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini