"Saya mengendus ada motif busuk dari survei CSIS. Saya pastikan Golkar tidak akan terpengaruh adanya upaya-upaya adu domba yang memakai kedok atau modus survei," protes Bambang. Hal ini disampaikan Bambang kepada detikcom, Kamis (16/2/2012).
Golkar, menurut Bambang, tak akan mempercayai hasil survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang terakhir. Karena survei sebelumnya saja dipandang tidak tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, lanjut Bambang, capres Golkar baru akan dimunculkan awal tahun 2013. "Ada semacam fatsun di Golkar. Kita semua satu komando. Yaitu ketua umum Ical, Akbar dan JK adalah satu," tandasnya.
Survei CSIS menunjukkan hasil mengejutkan. Salah satunya, Aburizal Bakrie yang selama ini digadang-gadang Golkar maju di pemilu 2014 justru 'dikalahkan' mantan Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla (JK).
Ical, demikian sapaan akrab Aburizal Bakrie, kalah dalam hal dukungan dan popularitas terhadap JK berdasarkan survei CSIS pada 2.117 responden selama 16-24 Januari 2012. Menggunakan metode kuesioner dengan 288 variabel pertanyaan, didapatkan dari 2.117 responden, yang mendukung JK 5,6 persen, sementara yang mendukung Ical 'hanya' 5,2 persen.
Selain itu dalam hal popularitas, responden ternyata lebih mengenal JK dibanding Ical. Perbedaan cukup signifikan terlihat dari hasil survei. 84,6 Persen responden mengenal JK. Sedangkan 61,4 persen mengenal Aburizal Bakrie.
Survei ini dilakukan 16-24 Januari 2012 dengan 2.117 responden di 23 provinsi di Indonesia. Ada 10 yang tidak diikutsertakan karena alasan populasinya yang kecil, pertimbangan medan, serta biaya. 10 Provinsi itu yaitu Papua, Papua Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, dan Bengkulu.
(van/nvt)