"Sementara kami tutup untuk semua aktivitas malam hari, hingga ada rekomendasi lebih lanjut dari PVMBG," kata Sunandar Trigunajasa, saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (2/10/2015).
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III ini menjelaskan, penutupan Kawah Ijen itu dilakukan atas imbauan dari PPGA Ijen yang menyebutkan adanya letusan freatik di kawah, Kamis (1/10) sore.
"Untuk aktivitas siang hari masih diizinkan. Meski begitu, kami tetap menunggu rekomendasi lebih lanjut dari PPGA Ijen yang terus melakukan pemantauan," kata Sunandar Trigunajasa.
Letusan freatik adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Panas dari magma akan membuat air tersebut menjadi uap, dan ketika tekanan uap sudah sangat tinggi dan tidak bisa dibendung, maka akan terjadi letusan freatik.
Pendakian ke puncak gunung berketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut (mpdl) ini biasanya dilakukan pada malam hari. Sebab, blue fire atau api biru yang muncul dari dapur magma hanya dapat dinikmati saat malam hari.
Sementara pengunjung yang ingin menikmati atraksi api biru itu biasanya berangkat dari Pos Paltuding tengah malam, sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah menikmati api biru, mereka biasanya melanjutkan menikmati matahari terbit dan keindahan panorama kawah Ijen.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini