Duarrrr! Suasana pun mendadak panik. Seorang pelaku dan 4 anak-anak terluka akibat bom tersebut. Senin dini hari tadi, Intan (2,5 tahun) satu dari 4 anak yang menjadi korban ledakan bom meninggal dunia.
Sementara seorang pelaku yang belakangan diketahui bernama Juanda terluka. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menjelaskan profil Juanda yang diduga menjadi pelaku pengeboman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menjalani masa tahanan, Juanda mendapatkan remisi. Menjelang Idul Fitri tahun ini dia mendapatkan bebas bersyarat. "Yang bersangkutan (Juanda) ke Samarinda dan sebagai buruh di sana," kata Boy kepada wartawan dalam konferensi pers di Mabes Polri, jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/11/2016).
Selama di Samarinda, kata Boy, Juanda tinggal di sebuah masjid. Dari situlah kemudian dia merancang serangan. Di sebuah toko dia membeli pupuk belerang, arang dan cuka alkohol 70 persen yang memang mudah didapat di pasaran. "Dia merakit sendiri, 3 hari hingga Minggu yang bersangkuta melempar bom di rumah ibadah tersebut," papar Boy.
Juanda, belajar merakit bom di Aceh pada kurun waktu 2009 sampai 2011. Saat ini Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Markas Besar Kepolisian RI terus mengembangkan kasus ini. Tercatat hingga saat ini ada 15 orang yang sudah diminta keterangan.
"Kita telah melakukan pemeriksaan secara insentif Tim Densus 88 masih mengembangkan, saat ini sejumlah orang diambil keterangan kurang lebih 15 orang yang diduga terkait saudara Juanda ini. Informasinya bertempat tinggal di sebuah masjid di kota Samarinda," kata Boy.
Tim Densus 88 juga menyambagi sejumlah tempat yang diduga pernah ditempati Juanda. Dari sejumlah tempat tersebut polisi tim mengamankan beberapa barang, seperti: laptop, handphone dan dokumen.
"Di sejumlah tempat di sebuah rumah antara lain beberapa barang diamankan seperti laptop, handphone dan bebrapa dokumen yang terdapat di tempat tersebut," kata Boy.
"Beberapa barang termasuk yang diamankan. Saat ini proses pemeriksaan yang kita curigai diupayakan penyelidik 7x24 jam," tambah Boy.
(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini