Teman sekolah, tetangga dan kerabat orang tua korban berdatangan ke lokasi pemakaman, begitu juga Wakil Walikota Sukabumi Achmad Fahmi yang turut menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya Zhafarina.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu Fahmi menekankan jika kejadian yang menimpa Zhafarina murni sebuah musibah bukan rekayasa apalagi kesengajaan.
"Ini murni sebuah musibah. Ke depan saya ingin memastikan jika sekolah ini rumah kedua bagi anak yang mampu menciptakan keamanan, kenyamanan ketenangan, maka institusi pendidikan harus menjamin itu," terang Fahmi kepada sejumlah media.
Terkait kondisi penyangga papan yang terlihat lapuk, dan ada unsur kesengajaan oleh teman-teman korban yang menggoyang-goyang penyangga hingga ambruk hal itu dibantah Fahmi. Hingga saat ini kasus kematian Zhafarina masih dalam penyelidikan aparat kepolisian, tim identifikasi Polres Sukabumi Kota masih memeriksa kondisi papan mading yang menewaskan bocah malang itu.
"Masih dalam penyelidikan, kita lihat ada atau tidak unsur kelalaian pihak sekolah terkait kontruksi papan mading yang tiba-tiba ambruk itu," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur.
![]() |
Seperti diberitakan, seorang siswa Sekolah Dasar Islam (SD) Fathia di Puri Cibereum Permai, Sukabumi, Jawa Barat bernama Zhafarina (9) tewas setelah tertimpa papan Majalah Dinding (Mading) milik sekolah. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Hermina namun nyawanya tak tertolong.
Menurut Kapolsek Cibereum, Resor Sukabumi Kota AKP Kuslin, Zhafarina mengalami luka serius di rahang dan kepala belakangnya. Akibatnya, gadis periang yang hobi menari balet ini kehabisan darah dan nyawanya tak terselamatkan. (khf/khf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini