"Sejauh ini sudah ada dua pelaku yang berhasil diamankan oleh kami, mereka masih dilakukan pemeriksaan," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus, kepada detikcom, Senin (22/8/2016).
Yusri menegaskan tewasnya Tatang bersimbah darah tidak ada keterkaitan dengan siswa atau pun orang tua siswa seperti isu yang beredar saat ini. Yusri mengatakan para pelaku tersebut merupakan preman di Terminal Cicaheum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil pemeriksaan sementara, motif pelaku yang melakukan penganiayaan karena salah satu preman tersenggol oleh kendaraan roda dua yang digunakan oleh korban.
"Jadi kesenggol lalu dia merasa enggak terima dan ngejar korban sempat berantem. Tapi karena jumlah kalah banyak korban kan sempat lari," kata Yusri.
Para preman ini setelah melakukan pengeroyokan salah satu pelaku ada yang melakukan penusukan.
"Jadi ini kan ada tiga pelaku, yang dua sudah kita tahan dan masih kita periksa," tambahnya.
Saat ditanya siapa saja inisial dari pelaku pengeroyokan yang telah diamankan oleh pihak kepolisian, Yusri enggan menyebutnya karena masih ada satu orang lagi yang dikejar.
"Belum, belum nanti saja karena ini masih ada satu lagi yang masih dikejar," kata dia.
Tatang Wiganda tewas bersimbah darah karena tusukan benda tajam pada bagian perutnya sebelah kanan. Kejadian tersebut terjadi pada Senin sore sekitar pukul 16.00 WIB, di Jalan A.H Nasution, Kota Bandung dekat Terminal Cicaheum. Warga yang melihat Tatang terluka langsung membawa korban ke UGD Rumah Sakit Santo Yusup untuk segera mendapatkan perawatan medis. Namun nyawa guru olahraga ini tak tertolong karena kehabisan darah.
"Untuk kronologis lengkapnya masih kita periksa lebih dalam dulu dari dua orang pelaku yang sudah diamankan," tutupnya. (dhn/dhn)











































