Hal ini terlihat di sektor 6, tepatnya di perumahan 602 jemaah haji Indonesia di kawasan Aziziyah, Makkah, Arab Saudi, Minggu (21/8/2016). Seorang petugas sanitasi surveilans Riko Varias memeriksa makanan yang dikirim untuk jemaah di hadapan perwakilan pihak produsen katering, termasuk panitia dari tim katering.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesimpulannya layak. Ini satu spesimen saya untuk disimpan selama 24 jam," kata Riko.
Penyimpanan spesimen ini bertujuan untuk antisipasi bila ada kejadian luar biasa. Tim peneliti nantinya sudah memiliki sampel untuk dicek.
"Ini kita simpan di klinik nanti," tambahnya.
Di sektor 6, perusahaan katering yang bertanggung jawab untuk konsumsi jemaah adalah Al Hussam. Mereka mendapat jatah untuk membuat konsumsi bagi 25.200 jemaah Indonesia.
![]() |
Proses distribusi makanan menuju pemondokan tidak sembarangan. Makanan yang sudah dibungkus dalam box steril, lalu dibawa di dalam kotak penghangat, di dalam truk. Kemudian dari truk, makanan dimasukkan ke dalam pemanas makanan yang sudah disediakan di hotel.
Setiap jemaah akan mendapat jatah makan katering selama 12 hari di Makkah dengan komposisi sehari dua kali makan, makan malam dan makan siang. Setelah itu, jemaah akan mendapat jatah makan selama puncak haji di Arafah Mina sebanyak 15 kali.
![]() |
(mad/fdn)