NASA bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) akan melakukan pengamatan dan penelitian soal gerhana matahari total di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara. NASA mendapat rekomendasi LAPAN soal pemilihan tempat.
"Awalnya kami memilih di sini karena rekomendasi dari LAPAN. Menurut mereka di Halmahera akan menjadi daerah dengan durasi terlama yang dilintasi gerhana dan cuaca di wilayah timur Indonesia relatif cerah," tutur peneliti NASA Nelson L Reginald di @america, Pacific Place, Jakarta Pusat, Jum'at, (4/3/2016) malam.
Dalam penelitian tahun ini mereka akan menggunakan teknologi terbaru untuk pertama kalinya di dunia. Teknologi tersebut adalah alat untuk melihat korona secara spesifik.
"Ini pertama kalinya kami menggunakan alat untuk melihat korona, ini yang terbaru namanya adalah Spectograph of Coronal Electron," tambah dia.
Ia menambahkan, alat ini dilengkapi dengan 4 filter dan diletakkan pada panjang gelombang yang berbeda. Sensor-sensor dalam filter tersebut nantinya digunakan untuk mengukur suhu elektron pada korona.
"Fiter pertama diletakkan di panjang gelombang 388,5 dan 410 nanometer. Sensor ini digunakan untuk mengukur suhu elektron dan pergerakannya. Filter selanjutnya ada di panjang gelombang 398, 7 dan 423, 3," sambung dia.
Spektrum-spektrum korona memang biasanya tidak kelihatan kecuali tertutup oleh sesuatu. Dalam gerhana matahari total nantinya korona atau dikenal dengan mahkotanya matahari ini akan tampak karena matahari tertutup oleh piringan bulan.
(mad/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini