"Allah SWT dalam Alquran sudah tegas disebutkan, janganlah kamu berbuat kebinasaan di muka bumi. Karena sesungguhnya nanti kita sendiri yang akan merasakan kebinsaan itu. Nah sekarang inilah buktinya, kebakaran lahan yang berimbas pada asap berdampak buruk bagi kesehatan kita sendiri," kata Ketua MUI Riau, Nazir dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (15/9/2015).
Menurut Nazir, asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan, merupakan ulah manusia. Perbuatan mereka yang melakukan pembakaran lahan dimata Islam merupakan perbuatan mungkarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bencana asap, lanjut Nazir, jelas merupakan kesalahan manusia yang sudah berlangsung selama 18 tahun di Riau. Kesalahan itulah, yang dianggap kelalaian bersama, antara pemerintah baik pusat dan daerah termasuk masyarakat.
"Tapi saya tak yakin, jika masyarakat kecil melakukan pembakaran sampai ribuan hektare. Itu pasti dalangnya pengusaha besar. Karena sejak dulu nenek moyang kita membuka lahan dengan sistem dibakar. Namun caranya arif, tidak serampangan. Mereka menjaga api, agar tidak melebar ke mana-mana," kata Nazir.
Karena itu, MUI Riau mengajak semua komponen masyarakat, termasuk pejabat baik pusat dan daerah, untuk sama-sama bertobat. Bagi pelaku pembakar lahan, selain bertobat, juga harus dihukum.
"Tegakan hukum di negara ini. Jangan ada lagi yang mempermainkan hukum," tegas Nazir.
MUI Riau juga kecewa dengan sikap Pemerintah Pusat yang dinilai lambat dalam penangangan kebakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan. Semestinya, Presiden Jokowi harus tanggap dan cepat dalam penanganan bersama.
"Rakyat selama ini terus bersabar, walau pemerintah pusat lambat dalam penanggulangan bencana asap. Masyarakat Riau, terutama sudah cukup bersama melihat sikap pusat. Tapi ingat, kesabaran manusia ada batasnya. Jangan sampai rakyat marah," kata Nazir.
(cha/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini