Di Babat, sudah ada pompa banjir dengan kapasitas terpasang sebesar 350 liter per detik. Ditambah lagi dengan pompa mobile berkapasitas 500 liter per detik. Berarti di Babat ada pompa banjir dengan kapasitas total 1.250 liter per detik.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lamongan, Sugeng Widodo mengatakan, penambahan pompa air mobile di Babat ini sesuai dengan janji Bupati Fadeli setelah meninjau lokasi banjir di Babat.
Sementara untuk mengatasi banjir di wilayah Bengawan Jero, lanjut Sugeng, pompa banjir di pintu Sluis Kuro juga sudah mulai diaktifkan sejak 23 Februari lalu. Namun sejak 26 Februari lalu, pompa dengan kapasitas total 4 ribu liter per detik ini sementara berhenti difungsikan karena tinggi muka air Bengawan Solo sudah mencapai hampir 2 philskal.
Hampir penuhnya kapasitas terisi di 44 waduk dan rawa juga menjadi salah satu penyebab timbulnya banjir di sejumlah wilayah Lamongan. Saat ini, dari total kapasitas maksimal sebesar 110.529.945 meter kubik, 44 waduk dan rawa tersebut sudah terisi 106.731.101 meter kubik, atau mencapai 96.56 persen.
Bahkan Waduk Gondang yang merupakan waduk terbesar di Lamongan dengan kapasitas maksimal 23.712.500 mter kubik, saat ini sudah terisi penuh. Waduk lain yang sudah terisi penuh ada ada 9 unit.
Termasuk dua rawa besar yang selama ini berfungsi untuk menampung air dari wilayah selatan yang melewati Kecamatan Babat, yakni Rawa Sogo dan Semando juga sudah penuh. Selain dua rawa tersebut, lima unit rawa lainnya seperti di Rawa Kuripan, Jabung dan Rawa Sekaran sudah terisi penuh.
Bupati Fadeli sebelumnya mensinyalir alih fungsi rawa dan waduk di Lamongan yang banyak digunakan untuk pertanian menjadi penyebab banjir di Lamongan. Karena itu dia sudah menegaskan untuk mengembalikan fungsi rawa dan waduk tersebut sebagai tandon air.
"Bupati Fadeli sudah memerintahkan agar membuat surat kepada pemerintah pusat melalui Bapak Gubernur Jawa timur untuk meminta izin melakukan pengerukan di sejumlah waduk yang menjadi kewenangan pemerintah pusat," kata Sugeng.
Sementara data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pagi tadi menyebutkan, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di Plangwot sudah mencapai 5,52 philskal, atau masuk kondisi siaga IV. Sedangkan di Babat mencapai 7,67 philskal (siaga III), Karanggeneng 4,08 philskal (siaga III), Kuro Luar 1,98 philskal (siaga II) dan kuro dalam minus 0,02 philskal dan di Blawi sudah plus 0,04 philskal. (fat/fat)