Berkat inovasi ini, mereka meraih medali perunggu dalam kompetisi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang berlangsung di Surabaya beberapa waktu lalu.
Salah seorang pelajar, Haqqi Hidayatullah mengatakan, penemuan atau inovasi ini dilatarbelakangi dengan kondisi Indonesia yang dikelilingi lautan yang sangat luas. Selain itu, kata Haqqi, kondisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa juga menjadi alasan dari mana inovasi tersebut mereka peroleh.
"Banyaknya sinar matahari dan luasnya lautan di Indonesia membuat kami berpikir kreatif," katanya, Minggu (15/11/2015).
Haqqi menjelaskan, alat yang mereka buat adalah prototype yang menggunakan kaca sebagai reflektor dari panas matahari sehingga mampu mengubah air laut yang asin menjadi air tawar yang bersih dan bisa dikonsumsi.
Cara kerjanya, air laut yang asin dimasukkan ke dalam prototype kaca reflektor. Selanjutnya, kata Haqqi, prototype tersebut disimpan dengan cara dipanaskan di terik matahari jam 9 sampai jam 3 sore.
"Dengan begini, air yang asin akan menguap karena terkena panas matahari," ungkapnya.
Cara kerja alat ini pun sangat sederhana, bintik-bintik uap air akan mengalir ke kedua pipa. Air tersebut sudah tawar dan siap untuk ditampung dalam timba atau ember untuk digunakan sebagai keperluan sehari-hari.
"Uap air inilah yang nantinya bisa kita manfaatkan kembali," jelasnya.
Mereka berharap, ke depannya prototype alat sederhana mereka ini bisa digunakan secara lebih luas karena proses pembuatan dan cara kerjanya yang sangat sederhana tersebut. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini