Tak lama kemudian, pasukan Bataliyon Infanteri (Yonif) Para Raider 503 Mayangkara yang diterjunkan dengan perahu karet dan helikopter militer datang menyelamatkan sang bupati.
Terjadi baku tembak cukup sengit antara para teroris dengan pasukan tempur TNI AD itu. Hanya dalam hitungan menit, kelompok teroris bersenjata api laras panjang pun berhasil dilumpuhkan.
Markas teroris yang berdiri di tepi pantai turut dihancurkan dalam operasi penyergapan.
Namun operasi penyergapan kali ini bukan pertempuran sungguhan. Peragaan operasi tempur itu sebagai penutupan acara latihan pembentukan Yonif Lintas Udara (Linud) 503 menjadi Yonif Para Raider 503 Mayangkara.
Begitu pula Bupati Pasuruan dan kelompok teroris yang diperankan oleh anggota TNI AD dari Brigade Infanteri (Brigif) Linud 18 Trisula.
Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Ganip Warsito yang memimpin upacara penutupan latihan mengatakan, latihan yang berlangsung selama 84 hari itu untuk meningkatkan kemampuan tempur Yonif Linud 503 Mayangkara yang bermarkas di Kecamatan Mojosari, Mojokerto.
Sebanyak 650 personel Pasukan tempur yang sebelumnya hanya memiliki spesifikasi operasional di segala medan dan cuaca (Linud) itu, kini telah mahir dalam operasi penyergapan teroris (Raider). Nama kesatuan Yonif Linud 503 Mayangkara pun resmi diganti menjadi Yonif Para Raider 503 Mayangkara.
"Pasukan ini memiliki kemampuan operasional di segala medan dan cuaca. Baik di perkotaan, hutan gunung, sungai, rawa, laut, dan pantai. Dengan latihan ini kemampuan mereka ditambahi dengan kemampuan Raider. Jelas naik satu level," kata Ganip Warsito kepada wartawan di lokasi, Minggu (13/9/2015).
![]() |
Selain Yonif 503, lanjut Ganip, ada dua batalyon lintas udara lainnya yang akan ditingkatkan menjadi Yonif Para Raider. Yakni Yonif Linud 501 Madiun dan Yonif Linud 502 Jabung, Malang.
"Sesuai petunjuk pimpinan semua batalyon infanteri yang ada akan dilatih dengan kemampuan raider. Kalau para raider hanya 3 batalyon," ujarnya.
![]() |