Kepala Sekolah SMKN 8 Bandung, Euis Purnama menuturkan bahwa awal mula pembuatan alat-alat pengaman kendaraan ini karena saat itu siswa melihat maraknya aksi pencucian sepeda motor dan juga begal.
"Mereka kemudian memiliki keinginan dan kretivitas untuk mengamankan kendaraan motornya sendiri. Dengan bimbingan dari gurunya, Iwa Karniwa, mereka memikirkan dan mengerjakan bersama proyek-proyek ini," ujar Euis di SMKN 8 Bandung, Jalan Kliningan, Senin (7/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Chandra Ramadhan (16), Ketua Ekskul Robotika menjelaskan alat-alat yang telah dibuatnya bersama teman-temannya. Yang pertama adalah pengaman berbasis android lengkap dengan aplikasi 'Anti Begal'.
"Kan sekarang hampir semua orang punya android, jadi kita punya ide pengaman motor lewat android," ungkap Chandra soal ide awalnya.
Aplikasi 'anti begal' ini diprogram nyambung dengan motor pemiliknya melalui jaringan bluetooth. Dari handphone android masing-masing, pemilik bisa mengendalikan motornya, bahkan tanpa kunci kontak.
"Jadi, misalnya lupa taruh kunci, kita tetap bisa menyalakan motor dengan android," terangnya.
Begitu juga untuk mematikan motor. Sehingga seandainya terjadi pembegalan dimana motor diambil oleh pelaku, maka kita bisa menghentikan motor yang dibawa tersebut dengan mengaturnya lewat android.
"Jadi pas motor kita dibawa begal, kita tinggal matikan lewat android," kata Chandra.
![]() |
Namun karena menggunakan bluetooth jangkauan alat ini terbatas hanya sekitar 10 meter. Namun berbeda jika motor juga dilengkapi dengan GPS. Maka sejauh apapun, pemilik bisa mengendalikan motornya.
Setelah pengaman dengan aplikasi anti begal di android, tim ini juga membuat pengaman dengan sistem password dan juga menggunakan remote.
![]() |
Untuk sistem password, alat dipasang di motor, kemudian saat akan ditinggalkan pemilik memasukkan password dan saat akan kembali menggunakan maka password harus dimasukkan lagi. Jika tidak cocok, maka motor tidak akan mau menyala atau bisa juga disetting berbunyi.
"Passwordnya bisa 2 sampai 10 digit. Terserah maunya sepanjang apa," tuturnya.
Sementara menggunakan remote, sistemnya mirip dengan android hanya saja perintah hanya melalui sensor remote.
Baca juga: Hebat, Siswa SMKN 8 Bandung Ciptakan Pengaman Motor dengan Sidik Jari
Dari empat alat yang mereka ciptakan ini, rata-rata menghabiskan Rp 1,2 juta - Rp 2,1 juta. Yang termahal adalah yang menggunakan sidik jari.
Mereka berharap, perangkat pengaman ini nantinya bisa diaplikasikan oleh siapapun sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-masing pemilik kendaraan.
"Jadi tinggal dipilih saja, dari 4 alat itu, mana yang paling enak," jelas Chandra.
(tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini