Spotlight

Dansa Politik Jokowi di GBK

Manuver politik Jokowi di GBK dianggap gimik unjuk kekuatan dukungan yang menyaingi PDI Perjuangan. Dia diduga tengah menekan partainya sendiri agar memutuskan mengusung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Rabu, 30 November 2022

Di depan para pendukungnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ‘kode’ agar memilih calon presiden yang berambut putih pada 2024. Hal itu ia sampaikan dalam acara bertajuk Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (26/11/2022). 

Kode dari Jokowi itu ditanggapi beragam oleh para pegiat politik dan kader PDI Perjuangan. Menurut sumber detikX dari kalangan internal PDI Perjuangan, pernyataan Jokowi memicu adanya sejumlah pembicaraan khusus di lingkup internal kader partainya.

"Ya, yang saya dengar, sempat ada rapat dan obrolan terkait peristiwa itu, terutama kawan-kawan di DPR," ucap sumber tersebut kepada reporter detikX.

Sejumlah kalangan di lingkup internal PDI Perjuangan, kata sumber tersebut, percaya bahwa pernyataan Jokowi makin menguatkan dugaan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. Ganjar memiliki rambut yang dominan putih dan disebut mengantongi dukungan dari banyak kader partai.

"Di internal sekarang memang ada dua kubu, pendukung Mbak Puan (Maharani) dan Mas Ganjar," jelasnya.

Presiden Joko Widodo menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Foto : Aprillio Akbar/Antarafoto

Selain itu, para tokoh di kalangan internal PDI Perjuangan percaya Jokowi sedang berusaha mendesak Megawati Soekarnoputri untuk segera memutuskan siapa capres resmi yang diusung partai. Walaupun demikian, manuver Jokowi tersebut dianggap tidak akan terlalu mengguncang partai.

Jokowi hanya sebatas dansa politik dengan mengusung dukungan ke Ganjar. Di internal, relawan Jokowi, mereka justru terus berjualan nama-nama capres lain ke elite partai. Ganjar hanya akan diajak menjadi tameng untuk berhadapan dengan elite PDIP."

"Walaupun kemarin sempat dikritik ya sama elite partai, kan itu relawannya, bukan Jokowi. Kalau soal capres, elite partai ini satu kubu dengan Pak Jokowi," tegasnya.

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sempat melayangkan kritik terhadap gelaran acara di tersebut. Menurutnya, acara itu hanya akan mereduksi citra dan prestasi Jokowi.

"PDI Perjuangan memberikan kritik atas manuver elite relawan tertentu yang hanya lebih asyik bermanuver untuk capres-cawapres. Itu sebagai bagian dari upaya membentengi Pak Jokowi," kata Hasto.

Senada dengan itu, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan partainya tidak ingin hanyut dan terpengaruh oleh manuver politik tersebut. Ia menyebut pernyataan Jokowi dan hadirnya sejumlah kelompok relawan di GBK sebagai gimik politik semata.

"Energi kami tak mau dikuras untuk gimik politik, untuk sensasi accessorial. Mandat konstitusi jangan direduksi menjadi ingar-bingar sensasi," kata Hendrawan kepada reporter detikX.

Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer mengatakan Nusantara Bersatu sudah direncanakan tiga bulan lalu. Acara tersebut diinisiasi oleh Staf Khusus Milenial Presiden, Aminuddin Ma'ruf. Adapun kelompok relawan pada akhirnya turut dilibatkan di acara tersebut atas arahan dari Presiden.

Di sisi lain, sebagai pendukung Ganjar, Immanuel mengaku tidak gede rasa saat Jokowi menyarankan memilih capres yang berambut putih. Baginya, hal itu merupakan bagian dari gimik politik biasa.

"Pak Jokowi sering kasih kode-kode. Jangan sampai apa yang dia bangun ini nantinya hancur di periode selanjutnya karena salah pilih capres," ungkapnya kepada reporter detikX.

Dihubungi terpisah, Aminuddin Ma'ruf membenarkan ia adalah ketua panitia acara tersebut. Menurut versinya, acara itu bermula saat 30 pimpinan relawan bertemu dengan Jokowi sekitar satu bulan yang lalu. Dari pertemuan tersebut, disepakati akan digelar pertemuan akbar para relawan yang dihadiri oleh Jokowi.

Agenda Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Foto : Wildan Noviansah/detikcom

Aminuddin menjelaskan, seperti yang tertera dalam deklarasi, tujuan diadakannya acara tersebut adalah pernyataan kesetiaan para relawan terhadap Jokowi. Pada 2024, para relawan mengaku manut atau patuh dan mengikuti apa pun keputusan politik Jokowi.

Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo (RGP) Heru Subagja mengatakan gerakan Nusantara Bersatu tidak ada hubungannya dengan upaya mendukung Ganjar. Ia melihat hal itu hanya sebagai ajang pamer kekuatan Jokowi di hadapan lawan-lawan politiknya.

"Dia menunjukkan sekarang punya pasukan. Justru bikin bingung dan memecah kami. Ada yang tetap di Sekber Ganjar, ada yang ke Nusantara Bersatu bentukan Jokowi," jelas Heru kepada reporter detikX.

Heru mengatakan selama ini Jokowi sering memainkan politik banyak kaki. Hal itu karena Jokowi juga memberi kode-kode seolah mendukung capres selain Ganjar. Baginya, sebagai presiden, Jokowi harus bersikap suportif dan tidak menimbulkan ketegangan di antara relawan.

Untuk mengantisipasi politik bunglon dan saling curiga antar-relawan, ia meminta para relawan Jokowi membentuk atau berubah menjadi partai politik. Dengan identitas politik yang jelas, para relawan Jokowi tidak akan bisa seenaknya bermain dua kaki, terutama terkait pencapresan.

"Jokowi hanya sebatas dansa politik dengan mengusung dukungan ke Ganjar. Di internal, relawan Jokowi, mereka justru terus berjualan nama-nama capres lain ke elite partai. Ganjar hanya akan diajak menjadi tameng untuk berhadapan dengan elite PDIP," ungkapnya.

Berbeda dengan Heru, Sekjen Sekretariat Ganjar Indonesia (SGI) Rimhot Turnip mengatakan pihaknya sangat yakin yang dimaksud Jokowi di GBK adalah Ganjar. SGI yakin karena selama ini Jokowi cukup rajin mempromosikan Ganjar secara tersirat di berbagai kesempatan.

"Walaupun juga sempat singgung bakal calon lain di beberapa kesempatan, melihat bahasa tubuh Presiden, tentu dukungan itu untuk Ganjar," ucap Rimhot kepada reporter detikX.

Analis komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengingatkan agar para tokoh politik yang di-endorse Jokowi berhati-hati. Hal itu karena pernyataan Jokowi terkait capres masih terus berubah-ubah.

Bagi pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik (Kedai Kopi) tersebut, upaya Jokowi mengumpulkan relawan dinilai membingungkan. Jokowi, yang telah terpilih dua kali, dianggap tidak memerlukan lagi barisan relawan.

"Untuk apa ketemu relawan? Tidak boleh seorang presiden mempromosikan capres," kata Hendri kepada reporter detikX.

Uniknya, menurut Hendri, relawan yang datang di GBK merupakan kelompok baru. Sementara itu, kelompok relawan besar, seperti Projo, justru tidak tampak datang.

"Apakah ini tanda bahwa ia merasa lebih besar dari partai? Sebagai kader, seharusnya taat aturan partai dan jangan merasa lebih besar dari partai," tegasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin mengatakan Jokowi mengumpulkan massa relawan untuk unjuk kekuatan di hadapan partai. Dengan itu, seolah Jokowi ingin menunjukkan, jika PDI Perjuangan tidak memilih Ganjar, masih ada sekoci lain yang telah disiapkannya.

Dengan itu, ia menilai wajar jika PDI Perjuangan kemudian mengkritik pergelaran di GBK tempo hari tersebut. Para relawan dianggap melangkahi wewenang partai dan merasa paling berjasa atas karier politik Jokowi.

Ujang menambahkan, untuk menang, Ganjar memang sangat membutuhkan dukungan Jokowi. "Acara kemarin itu murni untuk backup Ganjar," ucap Ujang kepada reporter detikX.


Reporter: Ahmad Thovan Sugandi
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE