Ilustrator : Edi Wahyono
Pertengahan 2019 lalu, Zaenal Mutaqin mendapatkan jadwal terbang ke negeri sakura, Jepang. Sebagai pramugara yang sudah cukup senior di Garuda Indonesia, ia paham betul penjadwalan di maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Jadwal yang sifatnya rahasia itu biasanya muncul dua hari menjelang pergantian bulan. Setiap kru Garuda dapat mengetahui dengan siapa saja ia bakal terbang, baik pilot atau awak kabin lainnya.
Namun, sehari sebelum berangkat, nama Zaenal tiba-tiba menghilang dari jadwal. Secara prosedural, hal itu sulit terjadi kecuali pesawat tiba-tiba rusak atau tak ada penumpang. Usut punya usut, rupanya nama Zaenal dicoret karena ada permintaan dari seorang pramugari bernama Putri Novitasari Ramli. Luar biasanya lagi, permintaan itu disampaikan Putri secara langsung kepada Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Tbk), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.
Ari Askhara pun lantas memerintahkan Roni Eka Mirsa, Vice President Awak Kabin Garuda Indonesia, untuk segera menindaklanjuti permintaan Putri. “Alasannya (untuk permintaan itu) Putri nggak mau terbang sama saya. Dia langsung ngomong ke AA (Ari Askhara), kemudian menyampaikan ke Pak Roni yang sekarang viral, yang katanya jadi 'germo' itu,” kata Zaenal yang juga Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) saat ditemui pekan lalu.
Baca Juga : Pramugari Dilarang Gemuk
Zaenal Mutaqin, Ketua IKAGI
Foto: Syailendra Hafiz Wiratama/detikcom
Tidak ada keistimewaan apapun yang saya dapatkan!! Jadi salah besar kalau orang-orang berpikir saya diberikan previlege lebih/apapun.”
Menurut Zaenal, Putri adalah sosok pramugari yang mampu mempengaruhi kebijakan perusahaan. Sebelum dikenal punya hubungan spesial dengan Ari Askhara, Putri adalah ‘pegangan’ seorang petinggi di Garuda. Pindah ke Jakarta dari daerah, Putri diangkat menjadi koordinator pramugari untuk kelas bisnis. Namun, pengangkatan itu melanggar prosedur karena Putri masih berstatus karyawan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Meski begitu, tak ada pramugari dan pramugara yang berani protes atau berurusan dengan Putri, sebab mereka takut di-grounded. Hingga akhirnya masalah tersebut dibawa ke dewan direksi dan akhirnya Putri dicopot.
Namun, selang sebulan Ari Askhara diangkat menjadi Dirut pada 12 September 2018, karir Putri kembali moncer. Ia menjadi pegawai tetap Garuda. Putri juga kembali menduduki jabatan sebagai koordinator pramugari untuk pesawat kelas bisnis. Bahkan ia kemudian menyandang jabatan lebih tinggi sebagai koordinator pramugari penerbangan first class Garuda. “Jadi putri ini punya previlege naik jabatan atau posisi tanpa training. Harusnya punya sertifikat ATR, CRJ, Boeing 737, 777, sama Airbus. Dia menghilangkan dua sertifikat ATR dan CJR agar nggak terbang atau meminimalisir terbang domestik. Dia ngomong ke teman-temannya, ‘saya nggak mau terbang domestik, saya mau shopping, saya mau keliling dunia’" ujar Zaenal. Ia menambahkan Putri bebas memilih jadwal penerbangan di Garuda.
Namun, Putri kini dikabarkan sedang mengajukan pengunduran diri ke jajaran direksi Garuda. Pengunduran diri itu dilakukan setelah kedekatannya dengan Ari Askhara ramai dibahas di media sosial Twitter. Tudingan itu sendiri muncul pasca Ari Askhara kepalang basah menyelundupkan motor gede Harley Davidson dan dua unit sepeda mewah bermerek Brompton dalam perut pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900. Pesawat kinyis-kinyis milik Garuda itu diterbangkan dari pabrikan Airbus, Toulouse, Prancis pada 17 November 2019. Akibat insiden itu, Ari Askhara telah dipecat Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Tohir dan bahkan terancam hukuman pidana.
Di balik kasus penyelundupan itu, dugaan skandal antara Ari Askhara dan pramugari Garuda ikut menyembul ke permukaan. Adalah akun @digeeembok, yang sejak 5 Desember 2019 rajin menghembuskan borok direksi Garuda serta dugaan affair antara pramugari dengan para petinggi maskapai tersebut. Tak tanggung-tanggung, dalam salah satu cuitannya, @digeeembok menyebutkan bahwa Roni adalah seorang ‘germo jahat’. Dalam cuitan lainnya, @digeeembok juga menuliskan “Gerombolan Ari Akshara, Heri Akhyar dan Roni Eka Mirsa adalah TRIO LENDIR. Roni Eka Mirsa aka ‘PROVIDER’ paham banget manfaatin celah Pramugari untuk jadi santapan direktur atau setoran ke Pejabat.”
Eks Dirut Garuda Ari Askhara. Foto: Herdi Alif Al Hikam/detikcom
Sejumlah nama pramugari ikut terseret dalam cuitan tersebut. Selain Putri, pramugari yang dianggap dekat dengan Ari Akshara, Heri Akhyar, dan Roni Mirsa antara lain Cyndyana Lorens, adik kandung artis sinetron Kriss Hatta, Irine Triwidowati, dan Tuti Utari. Karena menganggap nama baiknya telah dicemarkan, Roni Mirsa melaporkan akun @digeeembok ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, 11 Desember 2019.
Laporan Roni Mirsa awalnya ditangani oleh Satuan Reserse Kriminal Polresta Bandara Soekarno-Hatta. Namun, kemudian kasusnya langsung diambilalih Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Metro Jaya untuk penyidikannya. “Itu sudah diambil dan ditangani Krimsus Polda Metro Jaya untuk penyidikannya, kebetulan saya belum cek lagi. Saya akan update lagi perkembangannya besok,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, saat dihubungi, Senin, 23 Desember 2019. Mengutip CNN Indonesia, Roni Mirsa sendiri telah diperiksa penyidik sebagai pelapor.
Manajemen Garuda Indonesia tidak merespons upaya konfirmasi terhadap skandal di maskapai tersebut. Pesan singkat berisi daftar pertanyaan tak dibalas oleh Humas Garuda, Dicky Firmansyah. Begitu pula dengan Corporate Secretary Garuda, Ikhsan Rosan maupun Ari Askhara sendiri. Sementara itu, Cyndyana Lorens menyebut @digeeembok telah menyebarkan fitnah. Ia mengaku pernah di-grounded atau skors enam bulan akibat aktivitas di medsos. Ia juga pernah menjadi satu-satunya karyawan PWKT yang dimutasi ke Makassar tanpa pemberitahuan jauh hari dari perusahaan. “Tidak ada keistimewaan apapun yang saya dapatkan!! Jadi salah besar kalau orang-orang berpikir saya diberikan previlege lebih/apapun," ucap Cyndyana melalui akun Instagram.
Karyawan Garuda memang terbelah menyikapi isu skandal itu. Serikat Karyawan Garuda Indonesia (SEKARGA) membantah ada praktik servis layanan pramugari kepada direksi. SEKARGA menilai seluruh awak kabin memiliki standar operasi yang jelas demi menjaga pelayanan dan keamanan yang terbaik. Namun, SEKARGA meminta kepada para pramugari yang merasa dieksploitasi untuk melaporkan secara internal dan eksternal. Mereka meminta kepada semua karyawan untuk sama-sama menyelamatkan Garuda. “Kami tak akan menutupi apa-apa dan sangat kritis di dalam, kita objektif, kita serahkan kepada Pak Menteri (Erick Tohir). Cuitan-cuitan itu kami harap, marilah kita lihat Garuda karena berdampak pada Garuda,” kata Ketua Harian SEKARGA, Tommy Tampatty dalam keterangan persnya di Jakarta Pusat, Kamis, 12 Desember 2019.
Sementara Zaenal terang-terangan menyebutkan Ari Askhara adalah sosok Dirut yang sangat berkuasa, sehingga 'kroni-kroninya' di Garuda melakukan apa saja supaya bisa mendekat. Ari Askhara pun dapat memerintahkan pramugari untuk bertemu dengan direksi maupun untuk menemani pergi ke luar kota atau ke luar negeri dengan alasan tugas dinas. "Kejadian seperti itu benar adanya, tapi tidak ada yang berani muncul menyatakan dirinya sebagai korban. Kalau yang cerita ke saya secara informal itu ada, cuma saya juga tidak bisa yakin begitu saja, dong. Makanya kita perlu pendalaman. Saya juga sudah bilang, 'ayo sama sama kita dalami kejadian ini, gue udah bilang sama polisi juga ini," kata Zaenal yang juga kena grounded di era Ari Askhara ini.
Ilustrasi Pramugari Garuda Indonesia
Foto : Ari Saputra/detikcom
Sejauh ini, sejumlah pramugari sudah melapor kepada Erick. Pelaporan itu menyangkut kebijakan direksi yang memutasi karyawan tanpa aturan yang jelas. Mutasi ke luar Jakarta membuat jam terbang makin sedikit dan otomatis pendapatan berkurang. Ada pula pramugari yang melaporkan bekerja selama 18 jam nonstop dalam penerbangan ke luar negeri. Zaenal menerangkan, apa yang terjadi merupakan pemberontakan karyawan bawah yang mengalami tekanan dari direksi. Zaenal juga mengakui IKAGI yang dipimpinnya adalah organisasi tandingan IKAGI awal yang dinilai sebagai ‘garis bengkok’. IKAGI tandingan ini tidak pernah mau tunduk dan patuh kepada Ari Askhara. Karenanya karyawan yang tergabung dalam IKAGI-nya itu siap diusir atau dipecat dari perusahaan.
Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban