Ilustrasi: Shutterstock
Minggu, 5 Februari 2023Senyum menghiasi wajah pasangan Retno Wulan Mawarni dan Joko Supriyanto. Mereka berpose di depan kamera handphone milik kerabatnya, sambil memamerkan buku nikah. Sebuah banner pelaminan bertuliskan KUA Kecamatan Magelang Selatan menjadi latar yang menghiasi foto keduanya.
“Aku juga 'team' nikah di KUA,” cuit Retno. Ia ikut nimbrung, meramaikan perbincangan di platform Twitter tentang menikah di KUA. Tema ini belakangan ramai diperbincangkan dan sempat masuk ke deretan trending topic.
Bermula dari sebuah akun yang membagikan pengalaman nikah sederhana dan gratis di KUA dan foto berlatarkan pohon pisang, Retno menjadi salah satu pasangan muda yang merasa sesak dengan gelaran pernikahan serba meriah.
“Karena males ketemu orang banyak kalau harus resepsi. Saya mau menikah itu yang penting sah. Ada wali, saksi, dan keluarga yang menyaksikan. Dan juga saya dan suami introvert, jadi ngak nyaman kalau harus resepsi dan bertemu banyak orang yang 70% pasti nggak kenal,” kata Retno saat dihubungi detikX. Keduanya menikah pada tanggal 5 Januari 2023. Retno menikah di usia 23 tahun, sementara sang suami di usia 29 tahun.
Pasangan pengantin yang memilih menikah di KUA, Retno Wulan Mawarni dan Joko Supriyanto
Foto: Dok Pribadi
Baca Juga : Menikah Sederhana di KUA
Retno dan Joko yang sudah berpacaran selama lima tahun ini diantar oleh keluarga dan kerabat menuju KUA. Ijab Kabul dimulai pukul 08.00 WIB dan diakhiri dengan foto bersama di KUA. Karena tidak menyebar ratusan undangan, tasyakuran bisa diadakan secara sederhana. Seusai akad nikah, Retno dan Joko mengajak para tamu undangan sarapan soto.
“Kami menikah sangat minim biaya. Bahkan baju kebaya aku beli di Tiktokshop Rp 100 ribu. Rok batik punya aku sendiri dari nikahan kakakku yang belum pernah dipakai. Untuk jas dan kemeja, suamiku itu sewa 1 hari Rp 130 ribu,” katanya. Seusai sarapan bersama, Retno dan Joko bergegas ganti baju untuk foto sederhana di sebuah studio.
Dengan nikah di KUA, ada banyak sekali biaya yang dihemat Retno dan Joko. “Alhamdulillah sekarang saya sudah positif hamil. Jadi uangnya kami tabung buat persiapan persalinan dan biaya setelah lahiran besok,” kata anak ketiga dari tiga bersaudara ini.
Retno dan pasangan muda lain yang membagikan pengalamannya menikah di KUA cukup beruntung, sebab keinginan mereka untuk menggelar pernikahan sederhana tidak terganjal keinginan orang tua.
“Sama sekali tidak ada tuntutan dari orang tua. karena memang yang mau menikah kan kita jadi semua pure atas kemauan kita. Keluarga nggak memaksa harus mengadakan resepi. Dan kami bilang kalau uang yang untuk resepsi bisa ditabung untuk DP rumah atau keperluan anak kelak,” ucapnya.
Ilustrasi pernikahan
Foto: Thinkstock
Kevin Mulyana dan pasangannya tidak memiliki nasib yang sama. Mereka berdua sama-sama anak tunggal. Kedua orang tuanya memiliki ekspektasi untuk menggelar resepsi sekali seumur hidup itu dengan meriah. Setidaknya dengan mengundang kerabat dan teman mereka ke pernikahan anak semata wayangnya.
“Dari dulu kami mau nikahnya sederhana aja dengan pemberkatan di gereja. Apalagi setelah COVID-19, kita melihat nikah sederhana udah jadi tren buat pasangan yang mau nikah,” ungkap Kevin. Tapi sayang, kedua orang tua Kevin dan pasangannya kompak merasa keberatan. “Papa mama semuanya protes. ‘Loh gimana Vin masa teman gereja Mama nggak diundang. Nggak enak loh sama mereka.’”
Mereka berdua sampai harus menunda pernikahannya sembari mengumpulkan pundi-pundi uang demi bisa menjamu dua ratus orang tamu. Padahal Kevin dan pasangannya masih kesulitan untuk mewujudkan impian tinggal di rumah sendiri. “Mau tidak mau, setelah menikah saya nebeng dulu di rumah orang tua sampai finansial kita berdua udah lebih stabil. Soalnya habis nikah nanti kan duitnya terkuras banyak untuk pesta,” ucap Kevin yang akan menggelar pernikahannya di bulan April mendatang.
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho