INTERMESO

Lika-liku Kencan Pacar Sewaan

“Yang menyewa jasa aku pengin ngerasain rasanya pacaran, tuh, kayak gimana, sih.”

Ilustrasi: Edi Wahyono

Sabtu, 21 Mei 2022

Ini kali pertama dalam hidup Bayu, sebut saja ia demikian, pergi berkencan dengan seorang perempuan. Tentu saja hatinya deg-degan tak karuan. Apalagi ketika melihat pacarnya, Sasa, begitu nama panggilannya, seorang perempuan cantik berkulit sawo matang dan tinggi semampai hadir di depannya.

Ketika Sasa memberikan sebuah rangkulan hangat, tubuh Bayu sontak berubah layaknya robot yang hampir kehabisan daya. Ia begitu kaku sampai-sampai tak berani lebih dulu menggandeng tangan Sasa. Saat sedang bicara berdua, Bayu juga tak berani menatap mata Sasa. Padahal hari itu Sasa sudah sengaja berdandan ekstra demi sang kekasih.

“Aku udah usaha supaya bikin dia nyaman sama aku. Tapi kalau dia nggak bisa juga ya sudah. Yang penting aku udah usaha semaksimal mungkin. Dia waktu itu bilangnya belum pernah pacaran,” ucap Sasa yang saat itu menemani Bayu nonton film di bioskop.

Sebetulnya mereka berdua bukan pacaran sungguhan. Bayu yang usianya sudah mencapai angka 20-an ini resah karena ia tidak kunjung mendapatkan pacar. Karena tak ingin berlama-lama memegang gelar jomblo akut, Bayu lantas membayar Sasa untuk menjadi pacar sewaan. Meski Sasa adalah pacar bohongannya, tapi, bagi Bayu, Sasa merupakan pacar pertamanya.

“Yang menyewa jasa aku pengin ngerasain rasanya pacaran, tuh, kayak gimana, sih. Aku kasih mereka perhatian, temenin biar nggak ngerasa kesepian. Kita ngelakuin hal seperti orang pacaran pada umumnya,” kata Sasa saat dihubungi detikX.

Meski perempuan yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur, ini hanya menjalankan tugasnya secara professional sebagai pacar sewaan, rupanya jurus perhatian dan kata-kata manis yang dikeluarkan Sasa telah banyak membuat kliennya baper alias terbawa perasaan

“Ditembak beneran diajak pacaran pernah. Tapi aku tolak halus 'maaf, ya, sayang, kalau di luar ini aku kurang bisa, tapi kalau kita temenan masih bisa'," begitu cara Sasa menolak kliennya.

Ilustrasi kencan sepasang kekasih
Foto : Agung Pambudhy/detikcom

Bagi kliennya, Sasa mungkin dianggap sebagai dewi penolong bagi kaum jomblo sejak lahir. Namun, kenyatannya Sasa tidak pernah beruntung dalam hubungan percintaan. Alasan itu yang membuatnya memutuskan bergabung dengan sebuah manajemen yang menaungi jasa sewa pacar.

“Sebenarnya aku gabung bukan karena masalah uangnya. Tapi aku udah terlanjur sakit hati banget. Berkali-kali punya pacar yang mokondo (matre). Akhirnya teman aku nyaranin untuk gabung di sini,” tutur Sasa. Ia kini menjadi talent jasa penyewaan pacar di Rent a Girlfriend Kawaii. “Lumayan mengisi waktu luang. Jadi ada temen dan dibayar pula. Kalau dulu sudah nggak bayar, ditinggalin pula.”

Sejak enam bulan menerima permintaan sewa pacar, ada saja yang menggunakan jasa Sasa. Tak jarang di antara mereka ketagihan hingga harus menyewa Sasa sampai sebulan penuh. Bahkan, jika beruntung, Sasa bisa bertemu laki-laki baik hati yang tak segan mengirimkannya hadiah atau makanan.

“Aku bilang laper soalnya belum makan. Eh, tiba-tiba dikirimin makanan. Temen aku pernah dikirimin boneka teddy bear yang gede banget seukuran manusia,” ungkap perempuan berusia 24 tahun yang saat ini juga bekerja sebagai customer support di sebuah perusahaan publisher ini.

Para talent perempuan yang rata-rata berusia 18 hingga 25 tahun ini dikelola oleh Vero bersama dua orang founder lain. Meski baru seumur jagung, Vero tidak menyangka ia bisa menerima sambutan luar biasa.

“Ternyata ada pasarnya juga, ya, jujur aku kaget. Dari pada pacaran beneran tapi nggak dapat benefit apa-apa dari relationship itu mending dijadiin bisnis,” kata perempuan yang tinggal di Malang, Jawa Timur, ini. Para talent yang bergabung dalam Rent a Girlfriend Kawaii ini memiliki latar belakang sebagai cosplayer.

Di tengah sambutan yang cukup meriah, ada saja beberapa pihak yang tidak suka dengan kehadiran jasa sewa pacar ini. "Mikirnya kita bisa diapa-apain, dikira perdagangan manusia. Atau ada juga yang bandingin jasa kita dengan open BO. Katanya harganya kemahalan, mending open BO. Tapi kita nggak peduli,” katanya.

Di Rent a Girlfriend, para penyewa dilarang keras menggunakan kata-kata atau tindakan mengarah ke vulgar. Jika peraturan ini dilanggar, Vero tak segan untuk memblokir klien. Jika sedang berkencan, diusahakan dilakukan di tempat ramai. Demi keamanan talent, Vero juga menempatkan bodyguard untuk mengawal para talent dari kejauhan. Sementara sentuhan fisik hanya sebatas pegangan tangan dan rangkulan atau pelukan saja.

Ilustrasi percintaan sepasang kekasih
Foto : Rengga Sancaya/detikcom

Enaknya di sini, para klien bisa bebas memilih pacar dengan karakter atau sifat yang mereka inginkan. Entah itu pacar yang tomboy tapi perhatian atau pasangan yang kekanak-kanakan dan manis juga ada. Sasa sendiri memperkenalkan dirinya sebagai pacar yang punya keahlian membaca kartu tarot, jahil, perhatian, cerewet sekaligus playfull. Tak hanya itu, klien juga bisa memilih untuk dipanggil dengan panggilan sayang tertentu.

“Misalkan mau request dipanggil 'beb' atau 'ayang' juga boleh. Tapi ada juga yang nggak mau dipanggil pakai panggilan sayang,” kata Vero.

Rent a Girlfriend menyediakan layanan online dan offline. Online dilakukan melalui chat, voice note maupun telfon. Untuk layanan online selama satu minggu, klien harus membayar sebesar Rp 150 ribu. Sedangkan offline, klien harus membayar Rp 300 ribu per tiga jam.

“Kalau klien minta PAP selfie atau bahkan ajak main game itu di luar paket dan ada biaya tambahan,” kata Vero yang bisa menerima sampai lima orderan dalam sehari.

Klien yang dihadapi Sasa justru kebanyakan berusia di atas 26 tahun. Tapi jangan bayangkan mereka ini adalah laki-laki aneh, kurang kerjaan yang kesepian. Yang seperti itu ada, tapi tidak semuanya. Sasa saja pernah disewa oleh laki-laki ideal dan tampan.

“Ganteng banget cowoknya. Pokoknya tipe cowok yang nggak bakal bisa ditolak, deh. Yang kayak gini sampai usia 26 tahun ngakunya belum dapat pacar,” ungkapnya. Kalau sudah begini, justru Sasa yang harus waspada agar tidak terlanjur terbawa perasaan. Namun ia tidak menutup kemungkinan jika kelak bertemu jodohnya dari layanan jasa sewa pacar ini.

“Kalau akunya juga suka, ya, mungkin aku berhenti. Aku tinggal milih lebih sayang duit atau sayang dia. Tapi kalau cowoknya royal boleh, deh,” tawa Sasa.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE