INTERMESO

Blusukan Emak-emak Prabowo

"Jangan sampai hanya berbekal fanatisme pokoknya gue Prabowo Sandi. Kalau seperti itu bisa konyol di depan orang-orang"

Prabowo Subianto di antara emak-emak pendukungnya

Foto : dok. Prabowo Sandi Media Center 

Senin, 1 April 2019

Sayup-sayup keramaian mulai terdengar di  Kedai Jadoel yang terletak di Jalan Kavling DKI, Duren Sawit, Jakarta Timur. Suara pengamat politik dan politikus menanggapi persiapan debat keempat Pemilihan Presiden 2019 sahut-sahutan keluar dari sebuah perangkat pengeras suara dari bagian dalam kedai yang didesain dengan konsep tempo dulu itu. Suara sejumlah pengunjung kedai menimpali acara di layar televisi sembari menanti jalannya debat yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, membuat suasana makin riuh.

Di pojok ruangan bagian dalam sudah terpasang layar putih. Sebuah proyektor menyorotkan gambar dari tayangan langsung sebuah stasiun televisi berita. "Kayaknya lupa hapalannya," ujar seorang pengunjung kedai saat mendengar Calon Presiden Joko Widodo menyampaikan visi dan misinya yang kemudian disambut tawa kawan-kawannya.

Tak berapa lama seorang perempuan memanggil rombongan tersebut untuk masuk. "Ayo masuk, nonton bareng di dalam saja," ujar perempuan bernama Ajeng itu kepada kawan-kawannya yang meriung di ruang terbuka kedai sambil menikmati kopi hitam. Ajeng dalam beberapa kali debat berlaku sebagai tuan rumah acara nonton dan makan bareng emak (Nobarmak) yang rutin digelar Partai Emak-emak Pendukung Prabowo Sandi (Pepes). Di tempat ini pula Pepes dideklarasikan pada 11 Agustus 2018 lalu.

Kira-kira setengah jam berlangsung debat, kedai bertambah ramai. Seorang perempuan datang lalu disambut seorang ibu dengan sapaan Mak Wulan. Mak Wulan dikenal sebagai Ketua Umum Pepes. Akun media sosial Pepes kerap memuat kunjungan perempuan ini ke daerah-daerah untuk mengisi seminar wirausaha yang diselenggarakan Pepes. Di setiap seminar, Mak Wulan hampir selalu tampil berdua dengan Indra Cahya Uno. Indra merupakan kakak kandung Sandiaga Uno, Calon Wakil Presiden pendamping Prabowo Subianto, sekaligus pendiri program OK OCE.

Jadwal Wulan memang amat padat. Pada Senin 1 April 2019 malam ini misalnya, Wulan akan menjadi pembicara seminar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, bersama Indra Uno. "Tadi siang saya baru dari Bogor mengikuti acara seminar wirausaha," ujar Mak Wulan yang bernama asli Wulandari kepada detikX, akhir pekan lalu. Mak Wulan memang dijadwalkan berbicara di seminar wirausaha bersama Fadli Zon dan Indra Cahya Uno di Kampung Bojong Hilir, Kabupaten Bogor Sabtu (30/3) siang. Dengan alasan lelah, Wulan menghindar untuk diwawancara lebih panjang. "Nanti saya salah jawab karena capek," katanya sambil sibuk memainkan telepon genggamnya.

Titiek Soeharto di antara emak-emak pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di Purwokerto, Jawa Tengah
Foto : Arbi Anugrah/Detik.com

Mak Wulan mengatakan keterlibatan Indra Uno dalam kegiatan organisasi Pepes itu setelah melihat militansi emak-emak dalam bergerak. "Pak Indra melihat kontribusi dan potensi emak-emak dalam Pepes perlu dirangkul dan disokong," katanya. Kerjasama itu terus berlanjut sampai Pepes juga dilibatkan dalam kegiatan yang digelar OK OCE. "Kolaborasi yang kami kerjakan ini terus dilanjutkan sehingga potensi emak-emak bisa tersalurkan dan dapat membantu program yang akan dijalankan OK OCE."

Meski berkolaborasi dengan Indra Uno, Mak Wulan membantah ada sokongan dana dari keluarga Uno. Menurutnya sebagian besar dana operasional Pepes berasal dari urunan anggotanya. "Mereka menghemat belanja dan menyisihkan uang belanja karena tekad untuk berubah sangat kuat," katanya. "Meski ada juga sejumlah sumbangan dari beberapa pihak yang mampu mengalir kepada kami."

Pepes termasuk salah satu kelompok relawan yang bekerja keras untuk pemenangan Prabowo-Sandi. Selain keliling menggelar seminar-seminar wirausaha di berbagai tempat, kelompok ini juga punya sejumlah jalan untuk meraih simpati publik. Pepes punya program yang disebut kepung atau keliling kampung sambil mensosialisasikan pasangan calon Prabowo-Sandi dan merekam kritik-kritik masyarakat pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Agar petugas mikir-mikir kalau ingin berbuat curang saat penghitungan suara'

Namun kelompok relawan ini pernah tersandung masalah saat tiga anggotanya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi tersangka kampenye hitam terhadap Jokowi berdasarkan video yang menjadi viral. Dalam video yang beredar itu, dua relawan perempuan berbicara dengan warga menggunakan bahasa Sunda. Mereka menyebut Jokowi akan melarang azan serta membolehkan pernikahan sesama jenis. Tapi Mak Wulan membantah kabar bahwa tiga perempuan yang terkait kasus itu merupakan anggota Pepes.

Selain Pepes, Prabowo juga disokong relawan perempuan yang bernama Melati Putih Indonesia. Kelompok emak-emak ini didirikan oleh dua orang perempuan pengusaha yakni Vivi Susanti dan Herdinuk Rachmaningrum. Vivi dan Herdinuk merupakan pimpinan organisasi Perempuan Peduli Keadilan. " Kami berinisitif untuk membentuk ormas pemenangan Prabowo Sandi karena melihat banyak teman ingin berkontribusi dalam Pemilihan Presiden tapi belum ada wadah yang bisa menampung aspirasi mereka," ujar Vivi.

Melati Putih Indonesia dideklarasikan pada 14 September 2018 di kediaman Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi, Djoko Santoso. Vivi menyebut organisasi ini sudah tersebar di 15 daerah dengan jumlah anggota sebanyak 6000 orang. "Kami juga sudah mengantongi pakta integritas yang ditandatangani Prabowo-Sandi pada Oktober lalu," ujarnya.

Pendukung Prabowo Subinato-Sandiaga Uno
Foto : dok. Prabowo Sandi Media Center

Untuk menguatkan dukungan pada pasangan Prabowo-Sandi, Vivi dan kawan-kawannya merancang sebuah gerakan yang bisa merekatkan ormas-ormas pendukung. Mereka akhirnya memilih menjadikan pakaian warna biru sebagai simbol. Pertimbangannya saat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 lalu Sandiaga Uno kerap mengenakan kemeja biru dalam kegiatannya. "Kami namakan Gerakan Rabu Biru. Sekarang sudah ada 23 ormas relawan yang ikut bergabung," kata Vivi.

Saat pertama kali dicanangkan, setiap hari Rabu para anggota gerakan ini berbaju biru. Mereka turun ke pusat perbelanjaan mempromosikan jagoan mereka Prabowo-Sandi pada segmen masyarakat kelas menengah ke atas. "Gerakan ini ujungnya di TPS. Kami mengimbau masyarakat pakai baju biru celana krem. Terlihatnya masyarakat berbaju biru bisa mengantisipasi kecurangan," kata Vivi. "Ini agar petugas mikir-mikir kalau ingin berbuat curang saat penghitungan suara."

Vivi mengatakan setiap anggota MPI adalah duta bagi pasangan Calon Presiden Prabowo-Sandi. Setiap anggotanya dibekali agar punya pengetahuan yang memadai tentang kapasitas dan kapabilitas pasangan Prabowo-Sandi. "Mereka harus mengerti bagaimana bergerak. Jangan sampai hanya berbekal fanatisme pokoknya gue Prabowo Sandi. Kalau seperti itu bisa konyol di depan orang-orang dan malah menjadi sumber keributan."

Namun belakangan organisasi ini kemudian mengubah strateginya. Blusukan ke pusat-pusat perbelanjaan tak lagi jadi prioritas. Terakhir mereka berkampanye di mal pada 7 Februari lalu di Central Park Mall, Jakarta Barat. Sekarang mereka mengincar target lain. "Kami turun ke masyarakat bawah dibarengi bakti sosial melakukan simulasi penetrasi kertas suara. Harus coblos yang ganteng. Berjas hitam dan berkopiah," kata Sekretaris Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia itu.


Redaktur/Penulis: PASTI LIBERTI
Editor: Sapto Pradityo

[Widget:Baca Juga]
SHARE