INTERMESO
"Raja Abdullah doyan banget sama nasi goreng dan perkedel. Kalau perkedel, sekali makan bisa sampai sepuluh butir"
Chef Ni Nyoman Siti Suandari
Foto : dok. pribadi Ni Nyoman
Senin, 18 Februari 2019Hidup Ni Nyoman Siti Suandari sepertinya memang tak bisa jauh dari dapur. Dari kecil sampai sekarang, hidupnya memang banyak dihabiskan di dapur. Perempuan yang akrab disapa Nyoman itu bekerja di dapur mulai dari posisi paling bontot. Merangkak dari cook helper, commis, demi chef, sampai akhirnya beberapa kali memegang jabatan sebagai executive chef di hotel berbintang.
Di dapur, Nyoman selalu menjadi perempuan paling tangguh. Jika urusan dapur rumah tangga biasa dikendalikan oleh perempuan, beda cerita dengan dapur hotel bintang lima. Selama Nyoman berkarir sebagai juru masak, rekan kerjanya kebanyakan laki-laki. Sudah biasa bagi Nyoman jadi satu-satunya perempuan di hot kitchen maupun area pemotongan daging.
Mungkin kegigihan Nyoman membuatnya dilirik Raja Yordania Abdulah II bin al-Hussein untuk menjadi juru masak pribadi alias private chef. Nyoman menjadi satu-satunya chef dari Indonesia yang bekerja untuk Raja Abdulah II beserta keluarga.
Nyoman memiliki tugas utama menyiapkan makanan sehari-hari, termasuk jamuan untuk para tamu kerajaan. Sejak menjadi juru masak di istana yang terletak di Kota Amman, Nyoman selalu mengikuti langkah kaki keluarga Raja Abdullah II. Kemana pun mereka pergi, di situlah Nyoman selalu setia mendampingi.
“Tugas saya adalah menyiapkan makanan mereka dengan baik. Melalui makanan yang dibuat, kami punya komitmen bekerja sekaligus menjaga keselamatan mereka,” Nyoman menceritakan pengalamannya bekerja di lingkungan kerajaan Yordania pada tahun 2005 silam. Selama dua tahun, Nyoman bekerja untuk keluarga Raja Abdullah.
Istana Kerajaan Yordania
Foto : Getty Images
Saat kecil dulu, Nyoman mungkin tak pernah membayangkan suatu saat nanti akan tinggal dan bekerja di kompleks keluarga raja di negara orang. Ibu dua anak yang sukses masuk ke kompleks istana di Yordania itu berasa dari desa kecil di lereng Gunung Agung, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Bali. Sejak kecil, Nyoman sebetulnya sudah tak asing dengan dapur. Kebetulan kedua orang tua Nyoman membuka warung makan.
Warung itu menjual rupa-rupa hidangan dari nasi sampai babi guling. Ketika Nyoman melanjutkan belajar di Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Lombok, ia masih belum terpikir serius untuk berkarir sebagai juru masak. Ia sempat bermimpi menjadi Polisi Wanita (Polwan), Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad), atau setidaknya mengikuti jejak karir ayahnya menjadi seorang guru.
Aku membantu ibuku mulai dari sekedar potong sayur sampai bungkus nasi'
“ Aku membantu ibuku mulai dari sekedar potong sayur sampai bungkus nasi. Jadi hal masak memasak itu sudah familiar banget. Tapi saat di sekolah nggak kepikiran mau jadi chef. Kuliahku bukan jurusan chef di perhotelan tapi jurusan umum. Sehari-hari pelatihanku bisa masuk ke semua departemen di hotel,” kata Nyoman.
Ketika Nyoman sedang mengikuti pelatihan di Intan Laguna Hotel di Senggigi, chef di sana menginginkan dia untuk bekerja di dapurnya. Saat itu chef kekurangan pekerja perempuan. Tanpa pikir panjang Nyoman menerima tantangan itu. Ia baru menyadari jika bakatnya tak jauh dari urusan dapur dan memasak. Ketika dilatih kemampuan dasar untuk membuat aneka salad, Nyoman tidak menemukan kendala berarti.
Nyoman mulai meniti karir dengan berpindah dari satu hotel ke hotel lain. Sampai ketika ia bekerja JW Marriott Hotel, Jakarta, seorang teman di kedutaan negara Arab merekomendasikan Nyoman mengikuti pemilihan juru masak pribadi untuk Raja Yordania. Berbeda dengan seleksi masuk hotel yang biasanya hanya cukup dilakukan dengan wawancara lewat telepon, kali ini Nyoman diwajibkan mengikuti food testing langsung di Yordania.
Setelah mendapat izin dari tempatnya bekerja, ia baru berani mengiyakan tawaran itu. Selama mengikuti food testing, Nyoman diberikan fasilitas berupa penginapan di hotel, termasuk supir yang mengantar Nyoman ke Istana Yordania setiap hari, selama tujuh hari berturut-turut. Saat itu tidak ada peserta lain, hanya Nyoman yang mengikuti food testing.
Ni Nyoman Siti Suandari
Foto : dok. pribadi
Nyoman sempat terkesima melihat fasilitas dapur keluarga kerajaan di Timur Tengah itu. Semuanya tak kalah dengan dapur di hotel bintang lima sekalipun. Bahkan sebagian peralatan yang digunakan lebih mewah dan canggih ketimbang hotel. Yordania memang bukan negara kaya minyak dan gas seperti Uni Emirat Arab, Qatar atau Arab Saudi, namun kerajaan itu termasuk negara yang cukup makmur.
Selepas satu bulan sejak mengikuti food testing, Nyoman akhirnya dikontak oleh salah seorang staf Kerajaan Yordania. Nyoman mendapat kabar bahagia bahwa ia diterima bekerja di istana. Sampai saat ini Nyoman masih tidak paham, kriteria seperti apa yang membuatnya lolos menjadi juru masak istana.
Setelah melepas pekerjaannya di JW Marriott Hotel, Nyoman terbang ke Yordania untuk melayani keluarga Raja Abdullah II dan Ratu Rania. Nyoman tinggal bersama karyawan dapur lainnya di rumah tinggal yang berada di dalam kompleks istana.
Di sana Nyoman bekerja bak seorang prajurit. Setiap masuk ke dalam ruang dapur keluarga, ia harus melewati tiga kali pemeriksaan sangat ketat. Karena alasan keamanan, kamera pengawas berada di setiap sudut ruangan. Nyoman juga dituntut untuk selalu siap sedia dan bekerja serba cepat. Misalnya kapan pun Raja Abdullah II hendak menjamu tamu negara di salah satu istananya, Nyoman harus segera angkat koper dan berangkat tanpa banyak tanya.
“Saya ada koper yang setiap saat bisa langsung saya bawa kalau ada panggilan mendadak. Isinya sudah ada seragam chef, sepatu dan keperluan pribadi saya jika dibutuhkan untuk menginap. Karena terkadang, saat hari libur pun dalam hitungan menit kalau disuruh berangkat tiba-tiba, kami sudah harus siap,” tutur Nyoman yang bekerja bersama dengan sesama private chef dari Lebanon, Inggris dan Prancis ini.
Sebagai chef, Nyoman tidak berhubungan langsung dengan raja. Namun Raja Abdullah II kerap mampir ke dapur untuk menyapa juru masak pribadinya. Terkadang ia menitipkan pesanan untuk dibuatkan makanan kesukaannya. Selain masakan khas Yordania, Nyoman kerap memasukkan unsur makanan indonesia. Pernah Nyoman membuatkan menu Indonesia seperti nasi goreng, sate lilit, tahu isi dan perkedel daging. Siapa sangka Raja Abdullah II ketagihan dengan perkedel yang ia buat.
“Raja Abdullah doyan banget sama nasi goreng dan perkedel. Kalau perkedel, sekali makan bisa sampai sepuluh butir,” kata Nyoman mengenang. Nyoman juga harus hafal dengan kebiasaan makan seluruh anggota kerajaan. "Ratu Rania tidak makan bawang putih. Berat nasinya pun harus ditimbang sebelum dihidangkan."
Baca Juga : Ada 'Gordon Ramsay' di Dapur Kami
Ni Nyoman Siti Suandari
Foto : dok. pribadi
Selama menjadi juru masak pribadi di istana, Nyoman yang pernah terlibat dalam Indonesian Food Promotion di Marriott Hotel Lisabon, Portugal itu juga turut melayani tamu kerajaan yang datang berkunjung. Demi alasan keamanan, kabar mengenai kunjungan tamu VVIP ini baru diinfokan satu jam sebelum tiba di istana. Lagi-lagi Nyoman beserta juru masak lainnya harus bergerak cepat. Salah satu tamu Kerajaan Yordania yang pernah Nyoman layani adalah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Saat itu Nyoman membuat ketan hitam dikombinasi dengan es krim dan potongan cake.
Meski Nyoman harus selalu siap siaga 24 jam, ia mendapatkan bayaran setimpal. Ketika lebaran tiba, Nyoman bisa mendapat bonus tambahan. Tanpa bonus itu pun sebetulnya uang yang bisa dibawa pulang Nyoman sudah begitu besar. “Dua kali lebih besar dari gaji saya saat bekerja di Dubai dan empat kali lipat dari gaji saya di Jakarta,” kata Nyoman tanpa menyebutkan jumlah pasti gaji yang ia terima.
Justru mereka cuma minta makanan sederhana seperti pasta atau pizza kepada private chef mereka
Usai bekerja untuk Raja Yordania, Nyoman sempat setahun jadi juru masak di Hotel Shangri-La, Dubai, Uni Emirat Arab. Satu tahun di Dubai, dia loncat lagi ke Maladewa, surga pariwisata di Samudera Hindia. Pada 2009, Nyoman bekerja sebagai juru masak pribadi di sebuah resort di negara pulau itu. Dibantu cook helper lokal, Nyoman pernah melayani seorang permaisuri dari satu kerajaan di Timur Tengah.
Profesi private chef bukan hanya dikenal di kalangan raja atau ratu. Selebriti Hollywood juga banyak yang menyewa jasa private chef untuk memenuhi permintaan gila mereka. Salah satu di antaranya adalah rapper kondang Jay-Z. Seperti dikabarkan Guardian, Jay-Z pernah menyewa juru masak khusus untuk membuat sayap ayam goreng. Dan Jay-Z hanya mau makan ayam dari peternakan keluarga di Meksiko.
Pernah suatu kali ia menghadiri sebuah meeting penting di sebuah restoran di London. Jay-Z memanggil private chef yang ia sewa untuk mengambil alih dapur restoran Jepang itu karena makanan yang dihidangkan tidak sesuai seleranya. Lagi-lagi juru masak pribadinya diminta untuk membuatkan sayap ayam kesukaannya.
Namun tak semua selebritas Hollywood punya kebiasaan makan yang gila. Kathleen Schaffer, seorang juru masak yang juga kerap menyediakan hidangan untuk acara karpet merah maupun pesta para selebritas mengungkapkan, permintaan aneh itu biasanya hanya gimmick belaka. “Kalian pasti pernah dengar Beyonce minta disediakan minuman merk Pepsi di belakang panggung atau Jennifer Aniston yang cuma mau minum air mineral merk Smart Water. Kadang itu hanya permintaan dari produk yang mensponsori mereka. Justru mereka cuma minta makanan sederhana seperti pasta atau pizza kepada private chef mereka,” ungkapnya seperti dikutip dari ThisInsider.
Para selebritas Hollywood ini tak segan mengganjar juru masak pribadinya dengan bayaran mahal. Akhir tahun lalu penyanyi Madonna pernah memasang sebuah iklan mencari seorang juru masak pribadi. Orang ini nantinya ditugasi untuk memasak untuk Madonna, termasuk untuk keenam anaknya. Dan dia harus siap mengikuti penyanyi itu kemana pun ia pergi. Untuk sang juru masak, Madonna siap menawarkan gaji £110,000 atau hampir setara Rp 2 milyar per tahun, lebih dari Rp 150 juta per bulan.
Penulis: MELISA MAILOA
Editor: Sapto Pradityo