INTERMESO

Dicium Kiss

“I wanna rock and roll all night and party every day.”

Foto: dok. Getty Images

Jumat, 26 Mei 2017

Setiap konser Kiss adalah gabungan atraksi kelompok sirkus, pesta Halloween, dengan iringan musik grup rock. Mengenakan sepatu hak tinggi, dada terbuka lebar memamerkan bulu lebat, dengan wajah berlumur cat, dan mengenakan kostum khas, Paul Stanley, Gene Simmons, Eric Singer, dan Tommy Thayer menyihir para pemujanya.

Saat mereka masih muda—Kiss berdiri pada 1973—gadis-gadis memburu mereka. Para groupie terus mengikuti mereka dari balik panggung hingga ke kamar hotel, dari kota ke kota. Barangkali bukan sekadar omong kosong jika Gene Simmons, seperti dia tuturkan kepada The Sun setahun lalu, mengaku telah tidur dengan lebih dari 4.800 perempuan.

“Dulu aku tak pernah ingin menikah dan punya anak,” kata Gene. Hidupnya dulu adalah pesta dan pesta. Seperti sepenggal lirik dalam lagunya yang sangat kondang, Rock and Roll All Nite: I wanna rock and roll all night and party every day.

Justru gaya Kiss itulah yang memikat Nelwin Aldriansyah. “Pertama kali saya tertarik Kiss karena makeup dan aksi panggungnya yang nggak biasa. makeup itu buat saya part of the mystery. Orang kan nggak ada yang tahu muka mereka kayak apa. Fans-nya jadi penasaran dan mau ikutin terus,” kata Nelwin kepada detikX beberapa hari lalu. Nelwin mulai tergila-gila pada grup sangar itu saat masih SMP puluhan tahun lalu. Sekarang Nelwin sudah jadi direktur di perusahaan sekuritas, tapi kecintaannya pada Kiss tak pernah pudar.

Sebelum 1983, semua personel Kiss “menyembunyikan” wajahnya di balik cat putih. Paul Stanley dengan gaya Starchild-nya, penggebuk drum Peter Criss dengan gaya Catman, Gene Simmons mengubah wajahnya jadi The Demon, dan gitaris Ace Frehley dengan gaya Space Ace.

Nelwin masih duduk di bangku SMP saat pertama kali menyimak vokal Paul Stanley di video lagu Sure Know Something. Lagu ini ada dalam album Dynasty yang dirilis Kiss pada 1979. Itulah cinta pada pandangan pertama. Perlu waktu tiga minggu bagi Nelwin menabung uang saku supaya bisa membeli kaset Kiss pertamanya. Harga kaset Kiss waktu itu Rp 1.000.

Nelwin Aldriansyah, penggemar setia Kiss
Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Kiss di Bandara London, Inggris, pada 1976
Foto: dok. Getty Images

“Dulu aku tak pernah ingin menikah dan punya anak.”

Gene Simmons, pembetot bas Kiss

I've been a gambler, but I'm nobody's fool
And I sure know something, sure know something
You showed me things they never taught me in school
And I sure know something, sure know something
No one can make me feel the way that you do
And I sure know something, aha

Memori masa remaja itu masih terus dia bawa hingga kini sudah berkeluarga, punya dua anak remaja, dan jadi bos di perusahaan. Nelwin masih tetap cinta pada Kiss. Band rock, heavy metal, trash metal, dan sebagainya terus bermunculan, tapi posisi Kiss tak pernah tergeser.

“Kalau menurut istilah di sana, saya die hard fans Kiss Army. Sejak 1998, saya juga terdaftar sebagai anggota resmi Kiss Army, anggota fans Kiss resmi dan berbayar,” kata Nelwin. Orang seperti Nelwin di Indonesia, die hard fans Kiss, mungkin bisa dihitung jari.

Nelwin mengoleksi seluruh album Kiss. Mulai piringan hitam, kaset, CD, sampai bootleg, semua disimpan dalam satu ruangan khusus. Tapi tak pantas mengaku penggemar sejati Kiss jika tak pernah menonton langsung Gene Simmons meludahkan darah dan menyemburkan api di atas panggung.

Pada 1996, Nelwin kuliah manajemen keuangan di University of Strathclyde, Glasgow, Skotlandia. Pucuk dicita ulam pun tiba, kebetulan pada tahun itu Kiss menggelar tur keliling Eropa. Nelwin terang tak mau melewatkan kesempatan. Demi bisa menonton Kiss manggung, dia rela menempuh perjalanan selama berjam-jam dari Glasgow ke Manchester dan London, keduanya berada di Inggris.

Pengalaman pertama Nelwin menyimak langsung lengkingan Paul Stanley dan cabikan bas Gene Simmons tak pernah terlupakan. Sampai sekarang dia masih terus menyimpan tiket konser seharga 30 pound sterling atau sekitar Rp 500 ribu itu. Lengkap dengan atribut kaus bertulisan “Kiss” yang dia kenakan saat itu.

Gene Simmons dan Paul Stanley saat konser "Rockin' The Corps: An American Thank You Celebration Concert" di San Diego, California, 1 April 2005
Foto: dok. Getty Images


Sekarang Nelwin sudah punya cukup uang untuk “mengejar” konser Kiss di ujung dunia mana pun. Sudah delapan kali dia menonton konser band asal New York itu. Dua kali Nelwin mendapat kesempatan bertemu dan berfoto langsung dengan keempat anggota band Kiss. Dua kali konser, yakni Kiss Kruise 2012 dan Kiss Kruise 2013, digelar di atas kapal pesiar Norwegian Pearl yang berlayar dari Miami, Amerika Serikat, ke Meksiko, dan dari Mississippi ke Meksiko.

Selain menonton pertunjukan akustik dan indoor show, peserta disuguhi beraneka ragam kompetisi seru dengan anggota Kiss. Seperti adu skill drum dengan Eric Singer. Atau lomba mendarat dengan perut dari kolam renang bersama Paul Stanley sebagai juri. Peserta Kiss Kruise diberi waktu untuk bertukar suvenir. Uniknya, Nelwin membawa kemeja batik dengan menyematkan aksen logo Kiss. Desain batiknya ia rancang sendiri, sementara pembuatannya diserahkan kepada perajin batik di Gombong, Jawa Tengah.

Semula dia hanya berniat membawa satu lusin kemeja batik. Tapi, karena banyak yang tertarik pada batik buatannya, dia mengangkut empat lusin sekaligus dan seluruhnya ludes tak tersisa. Sebagai ganti, peserta Kiss Kruise memberi Nelwin kaus. Saat sesi foto tiba, lebih dari 20 orang kompak mengenakan batik Nelwin. “Manajer Kiss juga sempat saya kasih batiknya,” kata Nelwin.

Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Koleksi-koleksi Elwin Aldriansyah
Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Sudah genap berusia 45 tahun, Kiss memang tak sesangar dulu penampilannya di atas panggung. Mereka memang sudah mulai uzur. Dua pendiri Kiss, Gene, sudah 67 tahun, sementara Paul sedikit lebih muda, “baru” 65 tahun. Tapi tak ada soal bagi Nelwin dan para pemuja Kiss.

Selain mengoleksi album, Nelwin mengumpulkan merchandise Kiss. Beraneka ragam barang bertema Kiss, dia pakai atau tidak, ada di kamarnya. Salah satu koleksi Nelwin yang susah dicari adalah Kiss Mego Dolls. Boneka empat anggota Kiss yang dirilis pada 1977-an. Kesulitannya, menurut Nelwin, adalah mencari mego dolls dalam kondisi baik. Dia tak sayang mengeluarkan US$ 300 atau lebih dari Rp 3,6 juta untuk membeli boneka Kiss itu melalui situs e-Bay.

“Barangnya sih ribuan ya, udah nggak saya hitung. Kalau CD, kaset, sudah 700-an hasil ngumpulin dari zaman kuliah. Setiap kali jalan-jalan atau tugas pekerjaan, saya selalu nyempetin buat beli merchandise-nya. Pokoknya setiap habis pergi selalu dapat. Kayak udah ada radarnya saja,” kata Nelwin. Di daftar koleksinya, ada pula kondom Kiss hingga gitar Ace Frehley Signature Les Paul seharga Rp 8 juta.


Reporter/Redaktur: Melisa Mailoa
Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Fuad Hasim

Rubrik Intermeso mengupas sosok atau peristiwa bersejarah yang terkait dengan kekinian.

SHARE