INTERMESO

Pagi, Siang, dan Malam untuk JKT48

“Ternyata penggemar JKT48 banyak yang lebih gila lagi dari saya.”

JKT48 saat tampil pada pembukaan Festival Java Jazz di Jakarta, 1 Maret 2014.
Foto: dok. Getty Images

Jumat, 26 Mei 2017

Pada siang bolong beberapa hari lalu, ratusan pemuda berkumpul di lantai 4 Mal FX Senayan, Jakarta. Bila dilihat dari wajahnya, mereka rata-rata masih berusia 13-20 tahun. Jumlah perempuan di antara mereka bisa dihitung jari. Mereka kompak mengenakan kaus warna merah mencolok bertulisan “JKT48”. Meski harus berdesak-desakan, Wota, kata yang identik dengan penggemar idol group JKT48, rela berkumpul untuk menikmati aksi idola mereka.

Sejak 2012, Mal FX Senayan membuka Teater JKT48, yang berkapasitas 400 orang, untuk menggelar pertunjukan rutin JKT48. Kehadiran teater ini menjadi wujud nyata slogan JKT48, yaitu idola yang dapat kamu temui setiap hari, kecuali waktu libur mereka pada hari Senin.

Penonton dapat membangun interaksi intens dengan JKT48. Salah satunya dalam sesi high touch, di mana penggemar dengan member JKT48 bisa bersalaman. Tak aneh jika kesempatan emas yang digelar rutin itu selalu dinanti penggemarnya, bahkan di antara mereka berasal dari luar daerah. “Saya sudah enam kali nonton di teater JKT48. Saya sengaja datang dari Semarang cuma buat lihat mereka tampil langsung,” kata Kevin Pratama.

Grup JKT48 dibentuk pada 2011. Kelompok gadis-gadis muda ini merupakan “saudara” pertama dari grup aslinya di Jepang, yakni AKB48. Di Jepang, AKB48 biasa manggung di Teater AKB48, Akihabara, Tokyo. Jumlah personel JKT48 terus berubah lantaran selalu ada yang keluar, ada pula yang masuk.

Kevin pertama kali mendengar lagu yang dibawakan JKT48 dari sebuah iklan minuman di televisi. Penyuka anime ini menyukai lagu JKT48 karena instrumennya mirip dengan soundtrack lagu kartun Jepang. Ditambah lagi tariannya menggugah semangat Kevin.

Baca Juga : Dicium Kiss

Demi merasakan atmosfer energi JKT48, Kevin berangkat menggunakan kereta malam dari Stasiun Poncol, Semarang, menuju Stasiun Senen, Jakarta. Setelah menempuh 8 jam perjalanan, dari stasiun dia langsung menukarkan tiket nonton teater di Mal FX. Setelah menonton teater, biasanya Kevin langsung pulang ke Semarang karena ia tidak punya tempat bermalam.

JKT48 Tim T menggelar acara bermain boling bersama fans pada Mei 2016.
Foto: dok. detikcom

Foto: dok. detikcom

Eric Crow dan anggota JKT48
Foto: dok. detikcom

Di mana ada JKT48, 99 persen kemungkinannya saya akan hadir. Mau pagi, siang, malam, subuh, selalu saya ikuti.”

Eric Crow, penggemar JKT48

Ada beberapa hal menarik yang Kevin perhatikan setiap kali ia berkunjung ke Teater JKT48. Selain melihat penampilan oshi, sebutan untuk personel paling dia sukai, yaitu Shania Gracia dari Tim KIII, Kevin selalu bertemu dengan Takashi Yamada, pria asal Jepang yang menjadi fans fanatik JKT48. Meski tak pernah bercakap secara langsung, Kevin mengetahui informasi mengenai Yamada melalui forum JKT48 di media sosial.

Semua penggemar JKT48 yang sering datang ke teater pasti kenal Yamada. Laki-laki Jepang ini tak pernah absen mengikuti penampilan JKT48 di teater. Bahkan, dua tahun silam, Yamada mendapatkan penghargaan 300 MVP atau The Most Valuable Participants, penghargaan untuk penonton show teater terbanyak dan berkelipatan 100, 200, dan 300.

“Itu artinya Yamada sudah 300 kali nonton teater. Satu kali nonton saja bayar tiketnya Rp 120 ribu. Saya sih belum kuat. Ini saja udah capek banget karena harus pulang-pergi nonstop. Ternyata penggemar JKT48 banyak yang lebih gila dari saya,” canda Kevin. Nama peraih penghargaan MVP ini juga dikukuhkan di halaman resmi website JKT48.

Sementara Kevin dan Yamada lebih senang bertemu dengan idolanya di teater, Eric Crow, begitu ia biasa dipanggil, punya cara sendiri untuk bertemu dengan idolanya. Pria berusia 35 tahun yang lebih dulu mengidolakan kakak JKT48, yaitu AKB48 dari Negeri Sakura, itu rajin datang ke setiap acara on air maupun off air di televisi. Untuk pergelaran di teater, Eric menyempatkan hadir dua kali dalam sebulan. Konser JKT48 di luar kota, seperti Bandung dan Surabaya, juga sudah pernah Eric sambangi.

Meski sempat kehabisan uang dan harus bermalam di salah satu stasiun di Surabaya, hal itu tak jadi soal bagi Eric. Sebagai fans, Eric merasa perlu mengikuti kegiatan JKT48 ini sebagai bentuk dukungan atas kerja keras gadis-gadis personel JKT48 yang telah berlatih keras hingga pukul 3 pagi untuk menyuguhkan pertunjukan terbaik. Eric harus pintar membagi waktu dengan profesinya sebagai pengajar manga.

Foto: dok. detikcom


“Teman-teman sesama fans JKT48 sampai bilang, untuk acara di televisi itu, di mana ada JKT48, 99 persen kemungkinannya saya akan hadir. Mau pagi, siang, malam, subuh, selalu saya ikuti. Kalau ke luar kota, seperti Surabaya, saya siapkan bujet Rp 2,5 juta untuk sekali berangkat,” kata Eric. Di lini dunia maya, Eric juga aktif membagikan informasi seputar JKT48 kepada 8.000 pengikutnya melalui akun Twitter @EricCrow_.

Eric bersama fans JKT48 lain juga memiliki ritual khusus setiap kali menonton konser. Ketika member JKT48 beraksi di atas panggung, Eric akan mengangkat 10 light stick aneka warna yang diselipkan di sela-sela jarinya sambil meneriakkan kata penyemangat atau disebut mix chant. Kata penyemangat itu biasanya kompak disorakkan dalam bahasa Inggris maupun Jepang.

Sayangnya, belakangan, banyak penggemar yang mulai melupakan ritual tersebut. Padahal light stick lumrah dibawa oleh penggemar AKB48 di Jepang. “Pernah ada yang marah-marah saat saya angkat light stick. Orang awam mengira saya tukang parkir. Walaupun begitu, saya tetap mengangkat light stick untuk menyemangati mereka,” kata Eric.

Eric juga mengoleksi lebih dari 1.000 foto orisinal JKT48 yang dijual dalam bentuk merchandise. Dalam satu bulan Eric menyisihkan bujet Rp 2 juta untuk membeli pernak-pernik JKT48. Sedangkan untuk album, hampir semuanya telah ia koleksi. Namun Eric menyayangkan JKT48 tidak memiliki single orisinal meski sudah hampir 6 tahun berdiri. Padahal, menurutnya, sister group 48 bagian Shanghai, yang umurnya lebih muda dari JKT48, sudah punya lagu orisinal mereka.

Eric bersama sejumlah penggemar JKT48 berinisiatif mengumpulkan dana demi membantu grup idola mereka meluncurkan single orisinal pertama. Pengumpulan dana itu telah dimulai setahun lalu dan ditargetkan dana mencapai Rp 1 miliar. Penggalangan dana digelar dalam setiap pertunjukan teater maupun acara rutin jabat tangan JKT48.

“Semua sister group mereka yang baru berdiri dua tahun sudah punya single asli milik sendiri. Bagi seorang idola, mempunyai single orisinal merupakan kebanggaan,” tutur Eric.


Reporter/Redaktur: Melisa Mailoa
Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Fuad Hasim

Rubrik Intermeso mengupas sosok atau peristiwa bersejarah yang terkait dengan kekinian.

SHARE