CRIMESTORY

Sobhraj, di Antara Taliban dan CIA

Charles Sobhraj dikenal sebagai pembunuh berantai 20 turis barat pada 1975. Ia sesumbar bekerja untuk Taliban dan CIA.

Foto: Charles Sobhraj saat ditangkap di Nepal pada 2003 (AP/Binod Joshi)

Sabtu, 11 Februari 2023

Charles Sobhraj atau Hotchand Bhawani Gurmukh Sobhraj, selain dikenal sebagai penipu, pencuri, dan pelaku pembunuh berantai 'The Bikini Killer' di Asia Tengah tahun 1975, juga diduga sebagai penyelundup. Pria kelahiran Saigon, Vietnam, yang kini berusia 79 tahun ini, diduga sebagai pemasok senjata kepada kelompok Taliban di Afghanistan..

Sobhraj, yang tercatat sebagai warga negara Prancis keturunan India dan Vietnam ini, telah dipenjara di India pada 1976-1986 karena kasus meracun rombongan wisatawan mahasiswa Prancis di New Delhi. Ia juga dipenjara selama 19 tahun di penjara Khatmandu, Nepal, sejak 2003 hingga 2022, atas tuduhan pembunuhan terhadap dua turis pada 1975. Ia diperkirakan telah membunuh 20 orang turis di kawasan Asia Tengah.

Pria yang dijuluki 'The Serpent' (Si Ular) mengklaim bekerja sebagai penjual senjata untuk Taliban setelah berteman dengan pendiri Jais-e-Mohammed (JeM) dan Harkatul Muhjahudin Pakistan, Maulan Masood Azhar, di Pakistan. Bahkan, Sobhraj juga mengklaim bekerja kepada seorang agen mata-mata Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA).

Dikutip dailymail dan EasternEye , Sobhraj menceritakan, setelah kabur dari penjara Tihar, New Delhi, pada 1986, ia bertemu Masood Azhar. Ia menyampaikan idenya agar Taliban mau menjual heroin kepada organisasi kejahatan China atau Triad yang menguasai segitiga emas jaringan narkoba di Asia. Tentu saja, harapan Sobhraj dapat memetik keuntungan uang sebagai penghubung.

Sobhraj berperan menghubungkan Taliban dengan para pedagang senjata ilegal untuk mendapatkan senjata-senjata tua yang dibuang di sejumlah negara bekas Uni Soviet. Kelompok Taliban dan Triad China ini dipertemukan Sobhraj di Kathmandu, pada akhir 2003. "Tapi saya juga bekerja untuk CIA," kata Sobhraj dalam sebuah wawancara dengan seorang jurnalis di penjara Khatmandu.

Charles Sobhraj saat dibebaskan Nepal, 21 Desember 2022
Foto: Getty Images/Prakash Mathem

Sobhraj mengakui akan mengkhianati kelompok teroris, triad narkoba, dan pedagang senjata ilegal terabut. Pertemuan yang dilakukan Sobhraj di Kathmandu untuk memuluskan rencana CIA menghancurkan transaksi bisnis narkoba dan senjata antara teroris dan sindikat kriminal internasional. "Saya pertaruhkan nyawa saya untuk perang lawan teroris," ucap Sobhraj lagi.

Tapi rupanya, agen CIA meninggalkannya ketika Sobhraj ditangkap polisi Nepal. Ia dituduh sebagai pelaku utama pembunuhan dua backpacker di jalur Hippie di Kathmandu pada 1975, yaitu Connie Jo Bronzich asal AS dan Laurent Carriere asal Kanada. "Mereka (agen mata-mata) tidak dapat membantu saya, karena saya sedang menyamar," imbuhnya.

Setelah bebas, ia mengaku pernah dikontak sejumlah agen rahasia Presiden Saddam Hussein di Bahrain, sebelum meletus perang Irak-Kuwait pada Maret 2003. Ia diminta untuk mencari merkuri merah, yang konon akan digunakan dalam pembuatan senjata nuklir. Hal itu diceritakan Sobhraj kepada Farrukh Dhondy, pembuat film dan penulis buku 'Hawk and Hyena'.

Dhondy, yang sempat mempelajari fisika di Universitas Cambridge, menyadari bahwa agen rahasia Saddam Hussein tengah mencari sumber radioaktif. Ia terkejut dan merasakan itu cerita besar yang menarik. Ia lalu menghubungi rekannya, Pieter Oborne (jurnalis The Spectator) dan Mike (jurnalis The Telegraph) untuk bertemu di London. Sobhraj mengklaim memiliki bukti-bukti bahwa Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Presiden AS George W. Bush tengah menjatuhkan kekuasaan Saddam Hussein di Irak.

"Charles mengatakan bahwa Telegraph menawarinya 15.000 poundsterling. Tapi dia minta 200.000 poundsterling," kata Dhondy.

Kemungkinan Sobhraj dimanfaatkan intelijen AS juga diakui oleh Raamesh Koirala, penulis buku 'Charles Sobhraj: Inside the Heart of the Bikini' (2018). Dalam tulisannya di National Herald India pada 3 Desember 2018, Raamesh mempertanyakan kenapa Sobhraj yang dituduh sebagai pembunuh para turis di Thailand dan Nepal pada 1975 justru datang ke negara yang memang tengah berusaha menangkapnya itu.

Beberapa kali Raamesh bertanya kepada Sobhraj yang dikunjunginya di penjara Kathmandu. Namun, tak pernah ia mendapatkan jawaban yang jelas. Hanya pengakuan sombong dari polisi Nepal, Ghanesh KC, yang menangkap Sobhraj pada 2003, yang didapat Raamesg . "Dia dijaga dengan pengamanan khusus di penjara. Dia mungkin telah melarikan diri dari Tihar di India, tetapi dia tidak dapat menghindari kami. Charles Sobhraj telah membuat kesalahan besar dengan kembali ke Nepal," ungkap Ganesh yang dituturkan lagi oleh Raamesh.

Connie Jo Bronzich (AS) dan Laurent Carrière (Kanada), korban pembunuhan Charles Sobhraj di Kathmandu, Nepal, pada 1975
Foto: CNN

Kepada Raamesh, Sobhraj tetap tak mengakui pernah ke Nepal ketika terjadi pembunuhan dua turis itu pada 1975. Ia hanya mengaku berkunjung ke Nepal pada 2003. Ia datang ke Nepal untuk melakukan dua hal, yaitu mengatur bisnis rahasia antara Taliban dan seorang produsen heroin asal Tiongkok di Golden Triad, Birma (Myanmar). Kedua melakukan pertemuan dengan para petinggi dari India.

Baik Raamesh dan Dhondy sama-sama masih menyangsikan pengakuan Sobhraj yang dianggap menggelikan itu. Yang jelas, Sobhraj yang semasa mudanya berwajah menawan itu dianggap sebagai sosok lucu, suka menggoda, narsis dan bisa dikatakan seorang psikopat. Ia disebut banyak meraup uang miliaran dari penjualan kisah perjalanan hidupnya kepada sejumlah media cetak, elektronik, dan produser film.

Di antara buku tentang kisah hidupnya itu adalah 'Serpentine' karya Thomas Thompson (1979), 'The Life and Crimes of Charles Sobhraj' karya Richard Neville dan Julie Clarke (1980), 'The Bikini Murders' karya Noel Barber (1982) dan 'Serpent Kills' karya Jim Millan dan Blake Brooker (1997), dan 'Charles Sobhraj: Inside the Heart of the Bikini Killer' karya Ramesa Koirala (2018).

Buku tulisan Richard Neville dan Julian Clarke malah dijadikan film serial televisi dengan judul 'Shadow of the Cobra' pada 1989. Lalu sutradara film Bollywood India, Prawaal Raman dan Cyznoure Network, membuat film 'Main Aur Charles' pada 2015. Film itu menceritakan perjalanan kaburnya Charles Sobhraj dari penjara Tihar, New Delhi, pada 1986.

Stasiun televisi Inggris BBC memproduksi delapan episode drama kriminal dengan judul 'The Serpent' pada 1 Januari hingga 14 Februari 2021. Film drama berseri itu juga disiarkan secara streaming di Netflix pada April 2021.


Penulis: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE