Ilustrasi: Edi Wahyono
Jumat, 14 Oktober 2022Zainudin, 66 tahun, dikenal warga Kampung Marga Jaya, Desa Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, sebagai orang yang rajin beribadah. Setiap waktu salat wajib tiba, Zainudin selalu datang ke masjid tak jauh dari rumahnya. Zainudin juga aktif dalam kegiatan sosial di kampungnya.
Tapi, sejak Oktober 2021, warga tak lagi melihat Zainudin di masjid maupun di rumah. Bukan hanya Zainudin, istrinya, Sitti Romlah (57); anaknya, Wawan Wahyudin (46); dan cucunya, Zahra (6); juga tak pernah kelihatan ke luar rumah. Sejumlah warga mencoba beberapa kali mengecek kondisi di rumah Zainudin, tapi terlihat sepi.
“Awalnya kami warga ini curiga, kok Pak Zainudin lama tak muncul di masjid untuk melakukan aktivitas keagamaan. Padahal dia yang kami kenal sebagai warga yang selalu melaksanakan salat berjemaah,” kata Kepala Kampung Marga Jaya, Muhammad Yamin, saat ditemui detikSumut di rumahnya pada Jumat, 7 Oktober 2022.
Atas dasar itulah beberapa warga mendatangi rumah Zainudin dan bertemu dengan anaknya, Erwinudin, beberapa bulan kemudian. Warga menanyakan perihal perginya Zainudin bersama istri, anak, dan cucunya tersebut. “Saya datangi rumahnya dan menanyakan (kepada Erwinudin) ke mana orang tuanya. Dia menjawab mereka semua pergi merantau ke gunung,” ungkap Yamin.
Mendengar jawaban Erwinudin, warga mencoba percaya saja. Tapi kemudian mereka curiga ketika Erwinudin secara tiba-tiba menjual beberapa bidang tanah milik ayahnya. Warga sempat bertanya soal itu dan dijawab Erwinudin bahwa dirinya sudah mendapat perintah dari ayahnya untuk menjual tanah tersebut.
Baca Juga : Satu Jam Empat Nyawa
Erwinudin (mengenakan tanda tersangka di depan) dan anaknya (mengenakan tanda tersangka di belakang), pelaku membunuhan sekeluarga di Way Kanan
Foto: Tommy Saputra/detikSumut
“Erwin bilang bahwa ayahnya memerintahkan untuk menjual tanah tersebut untuk modal merantau dan membayar utang,” ujar Yamin mengulang jawaban Erwinudin kala itu.
Sebelum menghilang bersama keluarganya, Zainudin sering curhat kepada Yamin selepas salat di masjid. Zainudin, yang dikenal warga memiliki lahan tanah sangat luas, mengaku sudah membagi-bagikan hartanya kepada anak-anaknya. “Tanah dia banyak. Ada beberapa lokasi. Saya juga kurang tahu di mana-mananya,” jelas Yamin lagi.
Yamin mengaku sering terdengar keributan yang disebabkan ulah Erwinudin. Pangkal masalahnya soal uang. Erwinudin selalu marah-marah bila meminta uang atau menjual barang milik ayahnya. “Keributan itu pasti, sampai kejar-kejaran. Kadang Erwin yang mengejar Wawan atau ayahnya. Kadang juga Erwin yang dikejar oleh keduanya. Pasti selalu begitu,” cerita Yani.
Erwinudin di mata warga memang kurang baik. Ia sering mabuk-mabukan dan berjudi. Kalau uangnya habis, ia akan selalu meminta uang kepada orang tuanya. Ia juga sering memaksa menjual tanah, kambing, atau mobil. Karena itulah, warga curiga atas hilangnya Zainudin, Sitti Romlah, Wawan, dan Zahra.
Enam bulan lamanya Zainudin dan keluarganya tak juga terlihat. Hingga pada akhir 2021, Juwanda (26), salah satu anak Zainudin yang juga adik kandung Erwinudin, pulang ke Lampung setelah lama bekerja di Jawa. Juwanda pulang tak mendapati ayah, ibu tiri, kakak, dan keponakannya itu. Juwanda lantas bertanya tentang keberadaan mereka kepada Erwinudin.
Sama seperti jawaban kepada warga, Erwinudin menjawab ayah dan ibu tiri mereka berada di gunung untuk membuka lahan. Erwinudin sempat mengajak Juwanda menuju sebuah gunung untuk mencari orang tuanya. Tapi di gunung tersebut mereka tak menemukan siapa pun.
Erwinudin saat menjalani rekonstruksi pembunuhan keluarganya di Way Kanan, Lampung.
Foto: Tommy Saputra/detikSumut
Setelah itu, Juwanda memilih menetap di rumah itu sambil menunggu ayahnya pulang. Selama tinggal bersama, lagi-lagi Erwinudin kerap terlibat cekcok mulut dengan adiknya soal pembagian harta ayah mereka. Salah satu keributan antara Erwinudin dan Juwanda terjadi di Pasar Kampung Desa Marga Jaya sekitar Februari 2022.
Rupanya Erwinudin, yang dikenal sangat temperamental, mengajak anaknya sendiri, Dicky Wahyu Saputra (17), untuk membunuh Juwanda pada April 2022. Sejak itulah, warga juga tak melihat lagi sosok Juwanda di rumah ayahnya. Warga kembali mendatangi Erwinudin untuk menanyakan keberadaan adiknya itu.
“Kami sempat datangi lagi rumah itu. Dia (Erwinudin) beralasan bahwa Juwanda telah pergi ke Jawa dengan membawa kabur uang miliknya sebesar Rp 20 juta untuk menikah dengan seorang wanita di sana,” kata Yamin menirukan alasan Erwinudin.
Warga semakin tak percaya terhadap pengakuan Erwinudin. Mereka bersama Kepala Desa Marga Jaya lalu berembuk dan akhirnya melaporkan hilangnya Juwanda kepada Polsek Negara Batin pada 1 Juli 2022. Polisi pun kemudian berkoordinasi dengan Kepala Desa untuk menyelidiki kasus tersebut.
Akhirnya, penyelidikan polisi mengarah pada salah satu tersangka, yaitu Dicky, yang dianggap paling tahu soal hilang pamannya itu. Tim dari Polsek Negara Batin menangkap Dicky pada Rabu, 5 Oktober 2022, pukul 07.00 WIB. Setelah diinterogasi, Dicky mengakui telah menghabisi nyawa pamannya, Juwanda, yang dilaporkan hilang tersebut.
Reporter: Tommy Saputra (Lampung)
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho