Crime Story

Si Pendiam yang Sadis

Rian, pembunuh dua perempuan di Bogor, dikenal pendiam dan sopan. Ia menjadi keras akibat sering dipukuli kakak lelakinya sejak kecil.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Selasa, 23 Maret 2021

Ketika azan Magrib baru saja berkumandang, Cokro dikejutkan oleh kedatangan tujuh polisi yang menggunakan dua mobil ke rumahnya di Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 10 Maret 2021. Mereka memperkenalkan diri sebagai anggota Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Kota dan Polres Bogor.

Polisi menanyakan keberadaan warganya bernama Muhammad Rian, 21 tahun, yang tinggal di lingkungannya. Sebagai Ketua RT 01 RW 08 Desa Susukan, Cokro bertanya kenapa polisi mencari warganya yang terbilang masih berusia tanggung itu. Sebab, selama ini orang yang dicari polisi dianggap anak yang baik dan sopan.

Tapi alangkah terkejutnya ia ketika polisi menjelaskan bahwa Rian telah membunuh dua perempuan muda dan membuangnya di tempat yang berbeda. Sebelum kedua perempuan itu tewas, Rian sempat menyetubuhi kedua korban di sebuah penginapan di kawasan Puncak, Bogor.

Cokro, Ketua RT 01 RW 08 Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede, Bogor
Foto: 20detik

“Saya pribadi kaget banget. Selama saya jadi RT, dia nggak pernah bikin ulah. Sekali-kali ada kabar seperti ini, ya kita nggak nyangka, kok bisa seorang Rian usianya masih 21 tahun pemikirannya sejauh itu. Jujur, saya mah kaget banget,” kata Cokro saat ditemui detikX di rumahnya di Desa Susukan, Bojonggede, Selasa, 16 Maret 2021.

Paling pesan ibu kan, ‘Yang bener, bisa membawa diri, kan gitu. Sama teman-temannya memang begitu, Pak. Tapi kita kaget banget denger kayak gini, kok bisa’.” marilah kita berontak.'

Keluarga Rian pun syok ketika polisi memberitahukan kejahatan yang dilakukan secara biadab itu. Keluarga Rian hanya bisa pasrah saat empat polisi meringkus pemuda tanggung itu di saung sederhana tak jauh dari rumahnya, Rabu, 10 Maret 2021, pukul 19.30 WIB. Ibu Rian menangis melihat anak kesayangannya digelandang ke Polres Kota Bogor.

Rian telah membunuh DP, 17 tahun, warga Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dan membuang mayatnya di jembatan Cilebut, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada 24 Februari 2021. Rian juga membunuh EL, 24 tahun, warga Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Ia membuang mayat EL di lahan kosong di kawasan Gunung Geulis, Kampung Dadap, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, pada 9 Maret 2021.

Dari tiga bersaudara, Rian adalah anak bungsu dan memang sangat disayangi ibunya. Ayahnya meninggal sejak Rian berumur 4 tahun. Entah sejak kapan keluarga Rian tinggal di RT 01 RW 08. Yang jelas, menurut Cokro, mereka bukan penduduk asli Susukan. Sebelumnya, mereka tinggal di Manggarai, Jakarta Selatan. Keluarga Rian pun sempat mengontrak sebuah rumah di lingkungan RT 02 dan RT 05 di RW 08.

Rian dikenal sebagai anak yang baik dan sopan. Kepada teman dan tetangga yang ditemuinya, ia selalu menyapa. Hanya, Rian tak pernah terlihat bergaul dan aktif di lingkungan rumahnya. “Cuma nongkrong sebatas yang kenal. Kalau bergaul di sini nggak pernah, nggak aktif. Kita juga kalau lagi ada kegiatan sosial, kaya kerja bakti, itu nggak pernah, nggak aktif,” ujar Cokro lagi.

Sejak lulus SMA, Rian sempat bekerja mengantarkan kue. Tapi sejak terjadinya pandemi COVID-19, ia beralih bisnis jual-beli online. Barang yang dijualnya berupa baju kaus, kaus kaki, dan masker. Herannya, semua aktivitas Rian di luar rumah tak satu pun keluarganya yang tahu, termasuk ibunya sendiri.

“Paling pesan ibu kan, ‘Yang bener, bisa membawa diri, kan gitu. Sama teman-temannya memang begitu, Pak. Tapi kita kaget banget denger kayak gini, kok bisa’,” kata Cokro seraya menirukan pengakuan ibu Rian kepada polisi.

Muhammad Rian
Foto: Iswahyudi/20Detik 

Cokro sempat mengantarkan detikX untuk menemui ibu Rian. Tapi niat itu tak kesampaian karena salah satu kakak Rian datang. Dengan nada emosional, ia meminta agar tak mewawancarai ibu atau saudaranya yang lain. Alasannya, sang ibu masih syok atas penangkapan Rian. Rian memang anak kesayangan ibunya, tapi sering dipukuli kakaknya.

“Salah satu kakak saya, memukul, sering waktu masih kecil,” ucap Rian ketika ditemui detikX di kantor Polres Kota Bogor, Jalan Raya Jakarta-Bogor No. 22, Kedunghalang, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu, 17 Maret 2021.

Rian tak merinci lebih lanjut penyebab kenapa kedua kakaknya sering memukulinya. Rian dengan wajah datar selalu menjawab singkat ketika ditanyai persoalan keluarga dan peristiwa kejahatan yang dilakukannya. Tapi ia mengakui lebih banyak bergaul di luar lingkungan rumahnya, termasuk mengkonsumsi minuman keras. “Saya pendiam dan jarang di rumah,” kata Rian lagi ketika ditanyai soal dirinya.

Dengan raut muka dinginnya itu, Rian pun mengakui penyesalannya telah membunuh kedua perempuan yang baru dikenalnya melalui media sosial itu. “Tidak habis pikir sampai segitunya,” tuturnya. Ketika ditanya kenapa melakukan pembunuhan? “Tidak tahu,” jawabnya. Lalu ditanya benarkah dirinya membunuh karena membenci perempuan? “Tidak, itu (pengakuan) karena baru ditangkap, refleks,” jawab Rian lagi.

Ia pun sadar membuang kedua korbannya itu di tempat-tempat yang mudah bisa ditemukan orang. Alasannya, agar kedua korbannya segera ditemukan oleh keluarganya. “Biar ketemu sama keluarganya. Karena saya sama sekali tidak ada niat membunuh. Saya ingin dia (keluarganya) mencari. Saya ingin ini ditemukan keluarganya. Kebanyakan kasus pembunuhan itu hilang,” jelas Rian.

Bahkan Rian berharap polisi bisa mempertemukan dirinya dengan kedua keluarga korbannya itu untuk meminta maaf. “Saya benar-benar minta maaf atas semua kelakuan saya dan saya akan menjalani hukumannya. Saya siap, apa pun itu (hukumannya),” ujar Rian, yang mengenakan kaus berwarna biru dan kedua tangannya diborgol.

Perilaku Rian yang membunuh orang dengan sengaja tapi malah membuang mayatnya di tempat yang mudah ditemukan menjadi tanda tanya hingga saat ini. Pasalnya, kebanyakan kasus pembunuhan selama ini justru para pelakunya berusaha menghilangkan jejak dan menyembunyikan korban-korbannya. Hal inilah yang secara psikologi perlu lagi didalami oleh pihak penyidik kepolisian, apa yang sebenarnya terjadi pada kasus Rian.

Muhammad Rian (berbaju tahanan biru)
Foto: M Solihin/detikcom

“Kecenderungan pelaku adalah menyembunyikan korban, sehingga sulit ditemukan, karena rasionalnya pelaku adalah sedapat mungkin menghilangkan jejak. Kalau memang begitu maksud pelaku (Rian), maka tentu bertentangan dengan logika umum pelaku kejahatan. Ini perlu pendalaman psikologis dan psikiater juga,” kata kriminologi Universitas Indonesia, Iqrak Sulhin, kepada detikX, Kamis, 18 Maret 2021.

Sementara itu, menurut psikolog dari Universitas Gadjah Mada Koentjoro, pelaku (Rian) masih memiliki empati yang bagus terhadap keluarga korbannya itu. Kemungkinan melihat latar belakang Rian yang selama ini tak diurus keluarganya dengan baik. “Bisa jadi itu sebuah peristiwa traumatiknya. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kok dia membunuh? Membunuh itu sudah sadis, tapi dia masih punya empati, masih mempertimbangkan hal seperti itu. Makanya ada kemungkinan dia itu kalap dan pikiran pendek,” terang Koentjoro kepada detikX.

Koentjoro menjelaskan sebenarnya sosok Rian masih terlihat pintar, tapi sayangnya terbuang dan mendapatkan didikan yang keras dari keluarganya. Tak salah pula ketika ia menjadikan kedua perempuan muda itu menjadi korbannya. Selama kecilnya, Rian dididik menjadi sangat laki-laki dan dipukuli. “Kamu harus tangguh, kamu harus begini, kamu harus begitu pada waktu anak-anak. Dia hanya dituntut-tuntut seperti itu, ya akhirnya seperti itu,” urai Koentjoro.

Menurut Koentjoro, bukan berarti selama kecil Rian dianggap cengeng oleh keluarganya. Tapi dia dituntut menjadi anak yang tangguh dengan mendapatkan kekerasan yang membuat karakternya menjadi keras. “Lalu berpikir bahwa kebutuhan akan perhatian dan kebutuhan akan disayang. Dia tidak mendapatkan itu. Karena itulah dia berharap korbannya nanti ditemukan karena mereka disayangi dan dibutuhkan keluarganya,” pungkas Koentjoro.


Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama, May Rahmadi
Redaktur: M Rizal Maslan
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE