Menguak Makna Hidup Lewat Tuak Aren ala Kang Ade

Wong Cilik

Menguak Makna Hidup Lewat Tuak Aren ala Kang Ade

- detikNews
Jumat, 18 Jul 2014 09:21 WIB
Kang Ade
Jakarta - Tersembunyi di bawah kolong jembatan Semanggi banyak orang menyongsong rezeki. Saat orang-orang nyelonong lewat saja, segelintir lain berjejer di taman yang entah boleh atau tidak untuk ditempati.

Kolong jembatan biasanya sering pula digunakan untuk berteduh dari sengatan mentari di tengah-tengah 'gurun polusi' Ibu Kota. Tak jarang para pengendara menemukan 'oase' di bawah kolong, seperti Kang Ade (47) salah satunya.

"Udah lama saya di sini. Ada kali belasan tahun. Ya gini-gini aja terus dari dulu," ujar Kang Ade di kolong jembatan Semanggi, Jakarta Pusat, Jumat (11/7/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dekat dia itu ada empat bilah bambu besar yang disusun dan diberi gagang bambu pula sehingga bisa dipikul. Dalam bilah-bilah yang besar ada air, benar-benar seperti sebuah oase saat panas terlihatnya.

"Ini namanya tuak aren. Dibikinnya pakai gula aren yang direbus. Kalau sudah dingin dikasih es batu terus dimasukin bambu ini. Jadi dingin terus," papar Kang Ade.

Mendengar kata tuak jadi terbayang sebuah minuman memabukkan. Memang bukan dikemas dengan botol beling, tapi kalau pun memabukkan mengapa tak ditangkap aparat?

"Ini nggak bikin mabuk. Cuma manis dan dingin saja, jadinya segar," ucap Kang Ade.

Segelas tuak aren dia jual seharga Rp 4.000. Dalam sebilah bambu itu bisa ada 15 sampai 20 gelas tuak.

"Tapi nggak setiap hari habis. Buat setoran ke bos Rp 50.000, jadi rata-rata tiap hari bawa pulang Rp 50.000," ujar dia.

Rupanya tuak itu bukan bikinan dia sendiri. Ada pemilik usaha yang tinggal di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang memproduksinya.

Setiap harinya Kang Ade mengambil tuak di rumah bosnya yang tak jauh dari tempat dia tinggal. Dari situ dia berjalan kaki hingga kolong jembatan Semanggi.

Dalam sehari dia menjajakan tuak selama 12 jam. Untungnya untuk jenis minuman tradisional ini masih banyak peminatnya meski zaman terus bergulir.

(bpn/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads