Pak Parman Penjual Gasing Bambu Terpikat Prabowo-Hatta

Wong Cilik

Pak Parman Penjual Gasing Bambu Terpikat Prabowo-Hatta

- detikNews
Kamis, 19 Jun 2014 15:04 WIB
Pak Parman Penjual Gasing Bambu Terpikat Prabowo-Hatta
Jakarta -

Siang panas di tengah keramaian seorang penjaja produk tradisional duduk sambil unjuk kebolehan produknya. Gasing bambu berputar menimbulkan bunyi merdu yang diputar oleh Pak Parman (42) di Taman Fatahillah, Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Raungan harap terselip dari merdunya siulan bambu yang berputar itu. Memimpi datangnya pemimpin yang bisa diajak bermimpi bersama rakyatnya.

"Saya ingin pemimpin yang bisa berbaur sama masyarakat. Yang mengerti permasalahan rakyat," tutur Pak Parman siang hari Selasa (17/6/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan pun segera ia jatuhkan kepada sosok yang sudah ia tahu sejak lama. Sosok yang pernah menjadi pimpinan sebuah kesatuan.

"Buat Presiden besok saya pilihnya Prabowo. Karena orang lama jadi saya lebih sreg untuk memilih. Orang yang lebih lama biasanya banyak pengalamannya," kata Pak Parman.

Sudah 12 tahun lamanya dia menjajakan mainan yang terbuat dari bambu. Sudah ingin sekali karya dia itu dipasarkan di kancah internasional.

Dia pun setuju ketika pilihan dia itu menjatuhkan pilihan pada orang yang pernah menjadi menteri. Di bidang perekonomian, Pak Parman memandang sosok Hatta Rajasa punya kemampuan.

"Pak Prabowo sudah milihnya dia, jadi saya rasa cocok pastinya," imbuh Pak Parman.

"Buat jajaran menteri-menterinya kan Pak Prabowo banyak didukung partai-partai, jadi kalau menurut saya biar diisi orang-orang partai itu. Mereka juga sudah pernah jadi menteri, kan?" lanjut pria asal Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Dalam benak Pak Parman yang sehari-hari berkeliling Ibukota menenteng-nenteng puluhan mainan bambu tentu suasana nyaman yang ia dambakan. Suasana yang pernah ada ketika zaman orde baru saat harga-harga terjangkau, saat orang-orang fokus pada pekerjaan.

"Hidup itu ibarat gasing, berputar terus tanpa henti. Kalau sudah dapat rezeki, merasa tak cukup, cari lagi dan seterusnya. Tapi kadang-kadang mutarnya berhenti karena lelah. Makanya jadi manusia itu harus bersyukur, terima apa adanya dan tetap bekerja keras," pesan Pak Parman.

(bpn/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads