Bermodalkan usaha dan doa yang tiada henti, perempuan yang kini berusia 66 tahun tak lelah berkeliling menjajakan dagangannya berupa aneka gorengan, sayur mayur dan kopi instan. Dengan sandal lusuh ia tak gentar melewati jalanan Ibu Kota menerjang teriknya matahari atau hujan badai yang kadang tidak bersahabat.
Bersyukur Mbok Paniem sampai dengan saat ini bisa bertahan dengan segala kondisinya. Namun, bila kembali meneropong ke masa lalu ia tetap tak dapat memungkiri satu hal yakni perekonomian yang lebih baik.
"Jujur lebih senang zamannya Soeharto dulu ya. Usaha apa saja lebih mudah dan apa-apa itu murah terjangkau. Jadi sesusah-susahnya orang masih sanggup disejahterakan," tuturnya sambil menarikan jemarinya dengan gesit di atas termos kecil untuk menyeduh kopi panas di kawasan Epicentrum, Jl HR Rasuna Said, Sabtu (10/5/2014).
Jika dibandingkan dengan sekarang, menurut perempuan berbadan mungil ini berkeluh kesah akan mahalnya sejumlah komoditi sehari-hari. Tak jarang, harga-harga yang dipasang jauh dari jangkauannya.
"Tapi ya memang zaman sudah berubah. Bekerja apa saja kan tidak hanya untuk mencari untung semata tetapi juga keberkahan," lanjut Mbok Painem.
Tak heran bila perempuan yang selalu menggunakan pakaian tradisional saat berjualan ini menguraikan harapannya untuk presiden terpilih mendatang.
"Kalau bisa Jokowi menang. Orangnya sangat baik, sederhana dan nggak neko-neko. Walaupun begitu saya nggak nuntut keadaan seperti pas masanya Sorharto tapi minimal bisa sejahtera dan serba terjangkau," ujarnya.
Menyadari perubahan zaman, perempuan yang tinggal di Menteng Atas ini mengatakan untuk tidak perlu selalu membandingkan masanya Soeharto dengan Susilo Bambang Yudhiyono (SBY). Melambungnya sejumlah harga sembako terpaksa membuat Mbok Painem mengurungkat niat membeli. Tahu diri, ungkapnya.
Presiden ideal di mata Mbok Painem adalah Jokowi. Gubernur DKI ini dianggapnya memiliki kemampuan yang tak perlu diragukan lagi.
"Saya yakin saja karena Jokowi itu orangnya baik banget. Kalau dibilang di sini yang rusak dia tanpa sungkan langsung mendatangi lokasinya. Waktu di Solo juga saya lihat begitu. Makanya dia begitu dekat dengan wong cilik di sana," tutupnya.
(sip/sip)