Sehari Tiga Kali Disiksa Majikan

Curhat Ceriyati

Sehari Tiga Kali Disiksa Majikan

- detikNews
Kamis, 21 Jun 2007 09:28 WIB
Jakarta - Awalnya Ceriyati berharap, dengan bekerja di luar negeri bisa memperbaiki ekonomi keluarga. Namun ceritanya jadi lain ketika perempuan asal Brebes, Jawa Tengah, ini mulai bekerja di sana. Ternyata sang majikan sangat kasar padanya. Ia justru selalu disiksa, dan harus bekerja selama 20 jam sehari. Selain itu, dalam sehari ia hanya diberi jatah makan cuma sekali. Parahnya lagi, ia belum mendapatkan gaji sejak bekerja di keluarga Michael Tze dan Ivone Siew.Itu sebabnya Ceriyati nekat melarikan diri dari lantai 15 apartement, rumah majikannya. Dengan tali yang terbuat dari sambungan kain, Ceriyati coba membebaskan diri dari siksaan sang majikan. Beruntung ia berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran setempat.Kini Ceriyati merasa kapok bekerja di negeri orang. Ia memilih tinggal di kampong halaman bersama keluarga dan dua anaknya. Bagaimana kisah perjalanannya hingga ke negeri jiran Malaysia? Apa saja perlakuan yang didapat dari sang majikan di sana?Berikut petikan wawancara detikcom dengan ceriyati melalui sambungan telepon internasional:Apa yang mendorong Mbak untuk bekerja di Malaysia?Saya ingin memperbaiki perekonomian keluarga saya yang susah, terutama masa depan ke dua anak saya Ade Nuriman (15) dan Anggun Wiyana Rizki (5). Saya juga ingin membelikan sepeda motor buat Ridwan, suami saya, supaya dia bisa ngojek untuk tambahan ekonomi keluarga nantinya.Awal kepergian Mbak ke Malaysia bagaimana ?Waktu itu saya diajak oleh Pak Dasuki, tetangga saya. Dia bekerja di PT Sumber Kencana Sejahtera (SKS). Pak Dasuki mengatakan, kalau saya kerja di luar negeri selama 8 bulan, gajinya tidak akan habis dimakan keluarga selama 1 tahun. Keterangan itulah yang membuat saya tertarik. Apalagi ekonomi keluarga kami lagi sulit. Jadi akhirnya saya terima ajakan Pak Dasuki. Sebelumnya saya minta ijin dulu ke suami dan dia merestui.Kapan pergi meninggalkan desa?Saya pergi dari desa, hari Senin pagi, 4 September 2006. Saya pergi dengan pak Dasuki ke Jakarta. Sebelumnya Pak Dasuki juga jemput beberapa orang yang juga ingin bekerja seperti saya. Sebenarnya sejak awal saya ingin bekerja di Hongkong, tapi niat saya ini saya berubah setelah mendapat kabar dari teman. Sebab katanya kalau mau kerja di Hongkong harus bias bahasa Inggris. Jadi akhirnya saya pilih kerja di Malaysia karena nggka pakai bahasa Inggris segala. Kapan meninggalkan Jakarta?Saya pergi dari Jakarta, 5 Januari 2007. Saat di Malaysia, saya kemudian dijemput oleh agensi Kemas Cerah. Setelah itu saya ditampung dulu sambil diberikan pengetahuan tentang pekerjaan yang akan saya kerjakan sebagai pekerja rumah tangga.Resmi bekerjanya kapan ?Saya mulai bekerja 4 Februari 2007. Saat itu saya diberitahu oleh orang Kemas Cerah, namanya saya lupa, kalau saya sudah ada majikan bernama Michael Tzen dan Ivone Siew. Kemudian dikatakan gaji yang akan saya terima sekitar 450-500 ringgit sebulannya, kalau dirupiahkan sekitar Rp 1,6 juta sebulan.Bagaimana awal bekerja di keluarga tersebut?Selama 2 minggu perlakuan mereka terhadap saya baik-baik saja. Tapi begitu pindah rumah sikapnya jadi berbeda. Majikan saya pindah ke Kondominium bernama Tamarind, di jalan Sentul Indah, Kuala Lumpur. Kapan pertama kali disiksa majikan?Awalnya saya disuruh mengerjakan pekerjaan kantor dari majikan saya tentang administrasi. Tapi saya tidak sanggup mengerjakannya, dia marah dan memukul saya dengan gagang serokan yang dari plastik. Setelah itu saya mulai sering dipukul dan dicekik.Apa saja perlakuan majikan terhadap Mbak selama di sana?Majikan selalu melarang saya untuk membuka pintu depan, menggunakan telepon, menggunakan penghangat nasi dan sayuran,dan jangan sampai ada sehelai rambut yang jatuh di lantai. Apabila dilanggar saya pasti disiksa. Sampai-sampai untuk beribadah saja saya jadi ketakutan.Jadi selama bekerja Mbak sering disiksa?Sering sekali. Kadang sehari bisa tiga kali disiksa oleh majikan. Bagian yang sering dipukul itu Kepala, Leher, dan Punggung.Sejak kapan memutuskan untuk kabur?Saya sudah merasa tidak betah dari 1 bulan yang lalu,dan saya pengin lari tapi tidak tahu bagaimana caranya untuk lari dari tempat itu. Ketika majikan saya mau pergi ke gereja hari sabtu lalu (16/6), barulah saya membulatkan tekad untuk lari. Sebelum mereka berangkat ke gereja saya juga sempat dipukul dan dicekik oleh Nyonya.Mbak melarikan diri dari jendela dari lantai 15. Apa tidak takut?Tentu saja saya takut. Tapi karena saat itu adalah kesempatan saya untuk lari, makanya saya buat tali dari baju dan kain kemudian saya keluar lewat jendela. Soal soal selamat atau tidak sudah tidak ada lagi dalam pikiran saya. Kepala dan badan saya sudah sakit dipukulin terus. Saya sudah tidak tahan lagiMengapa Mbak saat di lantai 12 terdiam tidak melanjutkan pelarian?Ketika saya turun saya tidak melihat ke bawah. Tapi waktu di lantai 12 saya melihat ke bawah. Saya jadi takut sekali. Apalagi di bawah sudah banyak orang. Saya jadi bingung dan takut waktu itu. Beruntung ada Bang Balasupramaniam, salah satu pekerja Bomba (pemadam kebakaran Malaysia), orang itu lari ke lantai 13 sambil membawa 2 utas tali. 1 tali diikat ditubuhnya dan 1 tali lagi diikatkan ke kaki saya.Dia kemudian merangkul tubuh saya dan turun perlahan ke lantai 11. Sesampai di bawah saya dikasih minum dan roti lalu saya dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan tentang tindakan saya. Dari kantor polisi saya dibawa ke rumah sakit karena leher saya tidak bisa digerakkan. Dari rumah sakit saya dibawa ke Ibu Tien pemilik Kemas Cerah.Jadi tidak langsung ke KBRI?Tidak. Orang KBRI baru datang katanya setelah tahu dari koran.Kondisi Mbak saat ini bagaimana?Saya sudah merasa lebih baik. Tinggal benjol sedikit di kepala dan memar di leher. Saya saat ini (saat dihubungi) berada di KBRI, di ruang penerangan. Saya baru selesai bertemu dengan pekerja Bang Balasupramaniam. Saya merasa senang akhirnya bisa bertemu dengan penyelamat saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepadanya. Harapan Mbak saat ini apa?Saya ingin gaji saya selama bekerja dibayar dan bias pulang berkumpul bersama keluarga. Tapi kalau bias proses hukum terhadap mantan majikan saya tetap berjalan.(ron) (Ronald Tanamas/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads