Saya Tak Percaya dengan Janji

Bersama Suciwati (1)

Saya Tak Percaya dengan Janji

- detikNews
Rabu, 09 Mei 2007 09:28 WIB
Jakarta - Dua tahun delapan bulan telah berlalu. Tapi mata Suciwati masih berkaca-kaca bila ditanyakan tentang Munir. Meski demikian Suciwati berusaha terlihat tetap tenang.Ibu dua anak itu tegar dan berjiwa besar menerima kenyataan menyakitkan yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya. Munir Said Thalib, suami Suciwati, meninggal pada 7 September 2004 saat dalam perjalanan menuju Belanda untuk melanjutkan studinya. Munir, aktivis HAM itu tewas di dalam pesawat Garuda yang ditumpanginya setelah diracun dengan arsenik. Hingga kini siapa otak pembunuhan, bahkan siapa pelaku yang membubuhkan racun itu belum terungkap.Mengenakan hem warna hijau daun dan berpantalon hitam, Suciwati menemui detikcom di Gedung Tifa, Jalan Jaya Mandala, Jakarta Selatan. Di kantor inilah, Suciwati bekerja untuk membiayai hidup buah cintanya dengan Munir, Allif Allende dan Diva Syuuki.Kepada detikcom, Suciwati membeberkan kehidupannya sekarang, perkembangan kasus Munir dan harapan-harapannya ke depan. Berikut petikan perbincangan dengan Suciwati:Apa Kabar Mbak Suci?Baik. Sehat.Bagaimana kabar anak-anak, Allif Allende dan Diva Suukyi?Anak-anak juga sehat. Yang besar (Soultan Allif Allende) sudah kelas tiga (SD). Kalau saya tinggal ada keponakan saya dan ada pembantu yang ngurus mereka. Apa kesibukan anda sekarang?Sekarang ini, ada dua hal ya, di satu sisi saya harus kerja untuk dapur tetap ngebul. Jadi saya kerja part time di sini, Yayasan Tifa. Saya dikasih tanggung jawab untuk knowledge sharing officer. Di situ saya bertanggung jawab membuat diskusi-diskusi.Kita kemarin me-launching untuk masyarakat terbuka diskusi yang berjudul merehabilitasi konsep politik. Jadi kita memberikan wadah untuk siapa pun yang ingin mengkonsepkan politik itu sendiri.Saya kerja di Tifa sampai Rabu. Dua hari selebihnya atau sisanya 20% kerja saya untuk advokasi kasus Munir. Jadi menggugat atau apapun itu saya pakai di situ Komisi Aksi Solidaritas Indonesia.Waktu buat anak-anak bagaimana Mbak?Tifa toleransinya sangat tinggi. Asal saya memenuhi jam kerja saya. Sementara anak-anak, pasti ya berat pertama kali 24 jam bersama saya. Tapi, ya mereka harus saya rasionalkan juga bahwa saya realitas yang harus dihadapi ini. Bagaimana saya hidup atau mereka hidup kalau saya tidak bekerja?Tapi hari Sabtu dan Minggu saya tidak mau diganggu gugat. Waktu buat anak-anak. Kemarin mereka saya ajak jalan-jalan bersama teman-teman di Kontras bersama-sama bermain dengan mereka. (Mata Suci berkaca-kata)Akhir-akhir ini polisi seperti memberikan tanda mereka serius mengungkap kasus kematian Mas Munir, seperti menetapkan dua tersangka baru dan memburu tersangka lainnya. Bagaimana perasaan anda?Saya sejak awal sudah mengatakan kepada polisi bahwa ya saya tidak begitu percaya dengan janji-janji. Apapun statement dari para pejabat di negeri ini. Kalau mereka bisanya hanya bikin statement. Karena sudah berapa kali ya saya diberikan janji. Tapi terbukti kasus ini sangat lama sekali. Sebetulnya kalau polisi serius, saya pikir sudah sejak lama bisa diungkap. Tapi karena ada persoalan di internal sendiri, ada persoalan di politik, secara besarnya bagaimana presiden setengah hati di sini ya akhirnya seperti ini. Ada tarik menarik di sana. Ada kepentingan politik yang auranya itu sangat kental.Polisi telah menetapkan dua tersangka baru yakni mantan Dirut Garuda, Indra Setiawan dan mantan sekretaris pilot Rohainil Aini. Polisi juga memburu tersangka baru. Menurut Mbak Suci, langkah polisi ini akan banyak membantu pengungkapan kasus kematian Mas Munir?Sebetulnya (penetapan dua tersangka itu) harusnya sudah dua tahun yang lalu bersamaan dengan Pollycarpus ya, kalau mereka serius. Tapi, saya melihatnya karena ketidakseriusan, karena keragu-raguan, juga ketidakberanian juga.Jadi penetapan dua tersangka baru itu sama sekali belum membantu?Iya, belum. Buktinya saksi kunci yang harusnya dipenjarakan 14 tahun kemudian bebas. (iy) (/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads