Oentoro Surya, Direktur Utama PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk
Kuasai Usaha dari Hulu Hingga Hilir
Kamis, 08 Des 2005 07:18 WIB
Jakarta - Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional dinilai sebagai tonggak sejarah baru bagi perusahaan pelayaran Indonesia. Karena, perusahaan pelayaran Indonesia selama ini merasa dianaktirikan. Hal serupa juga dialami oleh perusahaan jasa pelayaran PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. Untuk mengetahui latar belakang serta kelangsungan perusahaan tersebut, wartawan Investor Daily Kunradus Aliandumewawancarai Oentoro Surya, Direktur Utama Arpeni di ruang kerjanya, belum lama ini. Berikut petikannya.Tidak banyak perusahaan bergelut di bidang pelayaran. Bisa dijelaskan mengapa memilih usaha ini ? Menurut saya, pelayaran itu dilihat sebagai jasa. Jasa angkutan laut penting, karena semua industri komoditas tidak bisa lepas dari jasa tersebut. Karena sebagai kebutuhan, kenapa tidak ditekuni. Perusahaan ini didirikan 1975, tapi baru mulai aktif 1977. Itu berarti sudah 28 tahun. Walaupun sudah lama, kami merasa usaha pelayaran itu selalu dianaktirikan. Tidak pernah ada fasilitas dari sektor perpajakan atau apapun dan hanya mengandalkan profesionalisme. Benarkah perusahaan ini milik keluarga? Dulunya Arpeni adalah perusahaan keluarga. Tapi, sekarang trennya tidak bisa begitu lagi, karena akan ada banyak hambatan. Terutama dari dukungan dana yang selalu dikaitkan grup, nantinya kami hanya mendapat lending unit. Mengandalkan dana independen jauh lebih baik, karena berkembangnya tidak terbatas. Usaha pelayaran ini sangat padat modal dan waktunya panjang. Kami harus benar-benar me-manage secara hati-hati.Jenis usaha yang dipilih ? Pada waktu masih sebagai perusahaan keluarga, kami memulai sebagai eksportir. Itu dimulai sejak 1960. Ekspor komoditas sebanyak 99% berupa kayu gelondong, hasil bumi seperti kopi, karet, dan kacang-kacangan. Sejak dulu, ekspor tidak punya daya saing, karena semua tergantung pembeli. Itu sebabnya kami ingin memiliki perusahaan pelayaran sebagai back up dan agar memiliki bargaining power dalam perdagangan internasional. Kalau angkutannya sulit, pembeli bisa bikin banyak alasan, sedangkan barang kami tidak bisa bertahan lama. Setelah punya kapal sendiri, ketergantungan kami pada pembeli tidak ada lagi. Kami bisa bargaining, tidak mau ya sudah. Mereka kan butuh komoditas kami. Mereka pikir, yang dijual kan bahan baku, kalau tidak dibeli, produksi tidak jalan. Bagaimana Arpeni menyikapi kompetisi ? Sebagai ekonomi pasar terbuka, dikatakan sehat bila ada kompetisi. Kompetitor kami rata-rata perusahaan asing. Kalau tidak bersaing, mungkin akan ada over protected dan itu tidak sehat. Usaha yang harus dilakukan adalah meningkatkan hubungan dengan pelanggan dengan memberi harga yang kompetitif. Arpeni mengandalkan diversifikasi usaha pelayaran sehingga tidak fokus pada satu jenis saja. Kami punya kapal tanker, juga angkutan lain. Diversifikasi dalam jenis usahanya, tapi bukan core business-nya. Perusahaan sejenis Arpeni yang integrated seperti ini mungkin belum ada, karena biasanya yang lain fokus. Kompetisi mungkin lebih dengan asing, seperti Asia, Amerika, dan Eropa. Kenapa diversifikasi? Salah satu ciri khas Arpeni adalah intermodal infrastruktur. Kami menguasai semua usaha dari hulu sampai ke hilir. Itu adalah bagian dari strategi kami menghadapi pemain baru atau kompetitor. Kami melihat, komoditas di dunia ada berbagai macam, dari jenis komoditas kering, likuid, dan gas. Kebutuhan pengangkutannya pun berbeda, misalnya tanker untuk minyak mentah, minyak jadi, minyak olahan, petrokimia, dan nabati yang semuanya tidak boleh dicampur. Di Arpeni, semuanya ada dan bisa bersaing. Silakan dibanding. Semua juga di-back up oleh logistik yang kami miliki. Bagaimana Arpeni menempatkan diri di tengah persaingan? Kami ingin play in the middle. Artinya, terlalu besar untuk perusahaan kecil, tapi masih kecil untuk perusahaan besar. Yang penting, kami bisa berjalan sesuai kapasitas di mana saja untuk bisa menempatkan diri dan berkompetisi. Sementara itu, apa orientasi Arpeni dengan IPO Juni 2005 lalu? Orientasi kami untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa perusahaan ini perusahaan terkenal. Kami ingin memperbaiki struktur keuangan supaya lebih sehat dan berpengaruh positif bagi investor. Dana IPO ditambah dengan kredit bank digunakan untuk pembelian kapal. Dana dari IPO hanya sekitar 40% harga kapal, sisanya dari bank.Mengapa pilih cara kredit bank dalam situasi ekonomi kurang baik saat ini? Karena pelayaran itu padat modal dan butuh dana jangka panjang. Selain itu, struktur keuangan perusahaan juga sehat. Kami bisa meyakinkan bank bahwa perusahaan akan melunasi kredit tepat waktu. Kredit setiap kapal berbeda tergantung jenis kapalnya.Apa tidak ada sumber pembiayaan lain? Kami sudah dua kali menerbitkan obligasi, yaitu obligasi lima tahun yang diterbitkan pada 2003. Selain itu, obligasi tiga tahun berbentuk syariah yang jatuh tempo 2007. Kami memahami keadaan ekonomi. Tapi, supaya usaha jalan, kami tidak bisa menunggu lagi. Pada saat itu, bank trauma memberikan kredit, bunga bank juga murah, maka kami offer obligasi. Juni 2005, kami terbitkan 33% saham baru, bukan saham shareholder. Soal belanja modal, apakah tahun ini sesuai target. Berapa belanja modal 2006? Tahun ini dana yang sudah kami belanjakan sebesar US$ 300 juta. Kami tambah belanja modal sesuai pertumbuhan perusahaan, yakni sekitar 30% per tahun. Tahun depan berarti kami akan menambah US$ 100-150 juta untuk akuisisi aset, baik kapal baru maupun bekas, tapi selalu berstandar internasional. Bagaimana posisi asing di industri pelayaran saat ini? Bila dilihat dari produksi komoditas kita, yang diekspor menggunakan kapal selama setahun mencapai 450 juta ton, sedangkan untuk dalam negeri sekitar 100 juta ton. Tiap tahun meningkat sekitar 8%. Saat ini, yang menangani 450 juta ton, 95% adalah asing dan dari 100 juta ton dalam negeri, 45% itu ditangani asing.Bagaimana strategi Arpeni untuk mengambil alih pangsa pasar yang dikuasai asing? Menambah aset kapal adalah salah satunya. Selain itu, sumber daya manusia juga terus ditingkatkan. Jangan sampai armada banyak, tapi kru dan sistemnya kacau. Karena pelayaran yang sifatnya borderless dan globalize, kita perlu tahu aturan main agar tidak kalah dengan asing. Dengan demikian Arpeni juga dikenal sampai ke luar negeri.Apa rencana Arpeni di tahun mendatang? Setelah keluarnya Inpres mengenai pengembangan armada pelayaran pada 28 Maret 2005, kami melihat semakin banyak peluang. Sebelum ada aturan pun Arpeni sudah siap, karena kapasitas angkutnya juga sudah cukup, meskipun kami ingin lebih. Pengembangan armada berarti capital mix atau kebutuhan modal. Kita lihat bagaimana kemungkinan mendapat dana secara issue atau direct loan pada bank. Mungkin lebih condong kepada direct loan untuk pembelian kapal. Semua itu tergantung situasi dan kondisi adanya muatan, sehingga kita harus kerja keras.Ke depan, apa yang harus ditingkatkan? Produsen lebih baik banyak menggunakan perusahaan nasional. Perusahaan dalam negeri harus lebih percaya, sehingga bisa ada perjanjian angkutan dalam jangka panjang. Dalam Inpres itu juga disebutkan, semua yang dibiayai APBN dan APBD diharuskan menggunakan armada nasional dan dioperasikan perusahaan nasional. Usaha ini harus ditangani secara konsekuen. Arpeni yang sudah 28 tahun adalah bukti usaha ini on the right track dan harus tetap mengarah kesana. Kami tetap konsisten mengembangkan armada kapal, karena pangsa pasar Arpeni besar dan masih belum terjamah semuanya.Bagaimana sikap Arpeni memfasilitasi investor? Dengan laba tahun ini sekitar Rp 225 miliar, kami perkirakan dividen maksimum 30%. Prinsip kami, saling membantu dan pengusaha juga harus tahu diri. Reputasi besar taruhannya. Kami juga terbuka dengan kinerja keuangan kami yang selama ini cukup baik. Selama ini, yang kami estimasikan jarang meleset.Bagaimana pertumbuhan pada 2006? Pertumbuhan armada sudah dilakukan Desember ini. Tahun depan kami juga akan tambah lagi, berarti akan growth 30%. Dengan growth tersebut, otomatis generate income. Income-nya naik, profit before tax juga bisa meningkat. Fokus growth 2006 adalah 20%.Mengenai harga saham? Kami serahkan pada pasar. Paling kami hanya membantu manajer investasi yang butuh kinerja keuangan untuk risetnya. Sisanya, kami serahkan ke pasar.
(/)