Sutiyoso: Disuruh Tanggung Jawab Apa Lagi, Aku

Sutiyoso: Disuruh Tanggung Jawab Apa Lagi, Aku

Ibad Durohman, Bahtiar Rifai - detikNews
Selasa, 23 Jun 2015 14:45 WIB
Jakarta - Aktivis hak asasi manusia (HAM) menolak pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sutiyoso menilai penolakan tersebut sebagai hal yang biasa.

Sutiyoso mengaku kasus dugaan HAM yang disangkutkan kepada dirinya, seperti kasus Balibo Five dan kasus 27 Juli 1998, sudah selesai. Ia pun bisa menjelaskan dan telah mempertanggungjawabkannya.

β€œDisuruh tanggung jawab apa lagi, aku?” kata Sutiyoso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku siap menjadi Kepala BIN dan berjanji memberikan kinerja yang terbaik. Β 

Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dan Ibad Durohman dari majalah detik dengan Sutiyoso di kantor PKPI, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng,
Jakarta Pusat.

Bagaimana proses Anda dicalonkan Presiden Jokowi menjadi Kepala BIN?

Sebenarnya berita ituΒ (rencana pengangkatan sebagai Kepala BIN) sudah sejak diumumkan kabinet itu. Memang saya juga pernah dipanggil, jadi sudah panjang cerita ini. Tapi kemudian muncul banyak sekali calon, saya dalam kapasitas untuk diam saja karena, kita memang dulu waktu mendukung beliau itu, kita mendukung tanpa syarat.

Saya sudah 40 tahun mengabdi pada negeri ini, 30 tahun di TNI, 10 tahun di birokrat. Jadi saya hanya… kalau pengalaman saya mau digunakan di pemerintahan yang baru ini di kabinet Jokowi, saya syukuri saja, sebuah kehormatan.Β Tapi, andaikata tidak, saya akan melakukan kegiatan lain.

Dalam proses yang panjang itu, apa saja yang dibicarakan Jokowi?

Saya Senin sudah tahu karena dipanggil ke Istana kira-kira pukul 02.30 (14.30 WIB), kira-kira setengah jam pertemuannya, tempatnya di ruang kerja beliau.

Jadi beliau menyampaikan saya akan diajukan ke DPR sebagai calon Kepala BIN. Dan saya bilang, sebuah kehormatan bagi saya.Β Saya akan bekerja maksimal apa yang bisa saya lakukan untuk pemerintah di bidang intelijen.

Siapa yang merekomendasikan Anda ke Jokowi?

Ya, tidak tahu. Tiba-tiba dipanggil saja hari Senin.Β Saya dikasih tahu bahwa banyak nama yang disodorkan ke beliau, dan akhirnya beliau memutuskan memilih saya.

Siapa saja nama selain Anda?

Saya tidak tanya siapa saja. Tapi, saya kira, kalian sudah tahu siapa nama-nama yang beredar itu.

Apakah Anda direkomendasikan Megawati?

Itu kesepakatan KIH juga. Tapi itu tidak menentukan. Yang menentukan tetap Jokowi. Dulu kan kita menyodorkan BG (Budi Gunawan) sebagai calon Kapolri, tapi tidak jadi juga karena Pak Jokowi itu punya prinsip sendiri.

Seberapa dekat Anda dengan Megawati?

Saya kenal sejak saya berpangkat kolonel. Jadi Danrem Bogor sudah kenal Mega.Β Yang mencalonkan saya jadi GubernurΒ DKI Jakarta yang kedua kan Mega. Itu saja ukurannya, seberapa dekatnya saya.

Beliau ke rumah saya saja sudah tiga kali pada saat saya gubernur. Dan baru kemarin waktu rapat. Mega itu kan senang tanaman, di tempat saya kan banyak itu, jadi senang, banyak sayur-mayur, saya kan ada kebun sayur organik. Nah, kayak-kayak begitu, Mega senang.

Masalah latar belakang, Anda pernah ditangkap polisi Australia karena diduga terkait Balibo Five (kematian lima wartawan Australia di Balibo, Timor Timur (sekarang Timor Leste). Bagaimana ceritanya?

Itu sebuah kekeliruan.Β Dipikirnya saya tahu tentang tewasnya wartawan Australia. Yang tahu itu kan pasukan Yunus (Letjen TNI Yunus Yosfiah), bukan pasukanku. Aku bukan Yunus. Makanya Australia minta maaf kepada saya.

Sebelum aku ke Sydney, penangkapan di Sydney itu kan 2007, tahun 1989-1990, aku sekolah di sana (Australia), sekolah 7 bulan di Canberra, Ibu Kota Australia, pakai baret merah, tidak ada masalah.Β Jadi itu murni kekeliruan, karena itu aku nuntut permintaan maaf. Kalian bisa lihat permintaan maaf negara Australia kepada saya itu di koran koleksi saya.

Banyak kalangan menolak Anda menjadi calon Kepala BIN karena diduga terlibat peristiwa 27 Juli 1998….

Ya, kan saya sudah mempertanggungjawabkan. Bolak-balik saya bilang, β€œItu tanggung jawab saya.” Peristiwa itu kan sudah diselidiki Komnas HAM,Β yang dipimpin Bambang Soeharto, dan sudah dibuat statement bahwa di situ tidak ada peristiwa pelanggaran HAM. Peristiwa itu selesai, disuruh tanggung jawab apa lagi, aku?

Ah… sudah biasa orang pro-kontra, itu juga kan segelintir manusia juga kan, karena dia tidak paham.

Kasus pembunuhan Munir apakah akan menjadi target yang akan diselesaikan bila Anda jadi Kepala BIN?

Kalau itu menjadi tuntutan masyarakat, dan itu kan janjiΒ kampanye Jokowi-JK, ya harus kita jawab itu.Β Segala sesuatu itu harus ada ending-nya. Walau itu pil pahit yang kita telan. Artinya, semua harus ada kejelasan. Nah, dari ada kejelasan itu, lalu kita capai yang terbaik antarbangsa kita ini, apa gitu.

Tantangan di bidang intelijen saat ini seperti apa?

Tantangan saat ini adalah kemajuan ilmu dan teknologi yang makin canggih. Contohnya, kita sudah menjadi korban pada saat presiden kita dan ibu negara disadap pembicaraannya beserta pejabat-pejabat lain. Bukan dua saja yang kena,Β itu artinya mereka mempunyai teknologi dan perlengkapan yang canggih. Itu sebuah tantangan dan kita harus bisa menjawab tantangan itu. Kita juga harus mempunyai perlengkapan yang memadai untuk menghadapi tantangan itu.

Lingkup pekerjaan BIN luas, semua kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Harus terdeteksi secara dini. Bagaimana kalau ada indikasi mengancam keamanan negara, kita harus melakukan pencegahan. Itu bisa kita lakukan kalau kita bisa deteksi sejak dini,Β baik itu ideologi, ada tidak ideologi Pancasila itu akan digeser dengan ideologi lain. Tentang politik, ekonomi, sosial-budaya, sampai kepada masalah keamanan kita, termasuk teroris di situ.

Apa prioritas Anda sebagai Kepala BIN?

Saya belum bisa bicara banyak. Saya kan orang luar, artinya apa?Β Walaupun saya punya pengalaman dan pengetahuan intelijen, tapi saya perlu waktu untuk mempelajari BIN itu seperti apa. Nanti saya akan pelajari dengan beberapa orang kepercayaan saya.Β Sudah terakomodasi belum masalah-masalah intelijen dalam organisasi BIN.

Kedua, saya akan melihat personel-personel di dalam, prinsip the right man in the right place itu terjawab belum di situ.

Ketiga, saya juga ingin melihat perlengkapan apa yang dimiliki BIN itu. Kita sudah punya pengalaman pahit, ternyata negeri tetangga kita itu menyadap orang nomor satu di Republik ini. Artinya apa? Mereka sudah main di dunia maya, dan ini memerlukan teknologi. Nah, ke depan,Β kita harus bisa menjawab itu.

DPR meragukanΒ Anda karena faktor usia, bagaimana tanggapan Anda?

Jabatan Kepala BIN itu bukan jabatan komandan batalion yang harus lari ke hutan, ngikuti pasukan, bukan seperti itu. BIN itu adalah permainan otak, pengalaman, itu yang bicara di situ.Β Jadi, walaupun aku sudah 70 tahun, aku kan (kelihatan seperti) umur 50 tahun, yang penting kita itu sehat. Dengan pengalaman yang ada itu, kita bisa memberikan keputusan-keputusan yang sehat, yang tepat.Β Jadi sekarangΒ milih anak muda tidak sehat atau orang tua tapi sehat? Ha-ha-ha.

Apakah Anda akan melepas jabatan sebagai Ketua Umum PKPI?

Ketika saya dilantik, insya Allah saya akan langsung mengundurkan diri sebagai ketua umum, lalu PKPI akan dipimpin oleh plt. Ada wakil ketua umum di PKPI, Pak Ihsan Nur dan si Samuel. Nah, akan saya tunjuk salah satu menjadi plt. n

*) Wawancara ini sudah dimuat di majalah detik Edisi 185, 15 Juni 2015
Halaman 2 dari 1
(irw/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads