"Sudah kita antisipasi, nanti pengelola beasiswa satu pintu saja. Sekarang kan Dikti punya beasiswa sendiri, beasiswa unggulan sendiri. Nanti satu pintu biar mengelolanya gampang," kata Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim.
Hal itu disampaikan Musliar di sela Seminar Motivasi Sarjana Mengajar di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) atau SM3T di Hotel Bumikarsa, Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (18/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana tentang beasiswa Dikti yang banyak dikeluhkan?
Sudah kita antisipasi, nanti pengelola beasiswa satu pintu saja. Sekarang kan Dikti punya beasiswa sendiri, beasiswa unggulan sendiri. Nanti satu pintu biar mengelolanya gampang. Kalau sekarang kan memang katakanlah Pak Pri direktur (Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti, Kemdikbud, Supriadi Rustad-red)ya beliau mengelola semuanya. Nanti dibuat 1 unit yang khusus beasiswa saja mengelolanya. Seperti dulu bank dunia kan khusus beasiswa saja kerjaannya, bagaimana merekrut, mencarikan sekolahnya, sampai seperti itu nanti.
Ada berapa macam beasiswa memangnya di Kemendikbud?
Beasiswa di Dikti untuk dosen ya, ada beasiswa unggulan juga, yang calon dosen pun juga bisa. Kemudian ada (beasiswa) unggulan yang ada di BKLN (Badan Kerjasama Luar Negeri), semua orang bisa.
Jadi soal satu unit khusus untuk mengurus beasiswa ini perkembangannya bagaimana?
Untuk tahun ajaran berikut sudah terbentuk, sudah harus.
Tindak lanjut atas keluhan keterlambatan pencairan beasiswa Dikti yang dikeluhkan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di berbagai negara bagaimana?
Kenapa itu terlambat, memang pernah kejadian ada mahasiswa yang selalu kita kirim beasiswanya ternyata progress reportnya tidak bagus. Sementara beasiswanya sudah habis, dia belum bisa tamat, ndak bisa terlacak.
Sejak itu diputuskan bahwa setiap mahasiswa penerima beasiswa harus mengirimkan progress report yang harus ditandatangani oleh advisor atau pembimbingnya. Advisor-nya ini kan harus ketemu oleh dia ini, kadang-kadang ketika itu kita minta, agak sulit untuk mendapatkan itu (progress report). Kata mahasiswa, itu dosennya sedang keluar, sementara deadline untuk memasukkan progress report sudah berakhir, sehingga tidak masuk progress report mahasiswa itu.
Kalau tidak masuk, tidak kita kirimkan, kita anggap tidak kuliah dengan baik. Itu kenapa kejadian. Mestinya lembaga di sini kan bisa tanya ke advisornya di sana. Kita kan bisa komunikasi ini bagaimana mahasiswa kami di universitas Anda, nggak perlu yang bersangkutan. Jangan disulitkan lagi mereka-mereka.
Kalau beasiswa semacam fullbright itu bagaimana?
Itu enaknya bisa langsung ke institusi-institusinya (insitusi pendidikan/kampus-red). Kita berkunjung ke institusinya. Ini lho mahasiswa kita misalnya ada 20 orang di universitas Anda, tolong berikan progress report-nya, akan diberikan itu.
Akan dilakukan seperti itu (progress report langsung ke institusi pendidikannya-red) berarti ke depan?
Akan seperti itu. Akan dikelola. Tidak diberi tugas kepada mahasiswa lagi untuk macam-macam requirement (persyaratan-red) yang kadang requirment-requirement itu tidak gampang juga. Kalau ke unversitasnya kita kan bisa komunikasi. Lebih real rasanya menurut saya kita minta ke universitasnya daripada dia yang mengirimnya.
PPI kan menyesalkan beasiswa selalu datang terlambat, apa yang ingin Bapak sampaikan ke mereka?
Supaya bersabar, uangnya sebentar lagi datang. Mekanisme pengeluaran beasiswa ke depan akan kita perbaiki. Itu (uang beasiswa) akan kita kirimkan sesegara mungkin. Tapi pengelolaannya ke depannya tahun depan sudah semuanya dengan model baru.
(nwk/mad)