Panglima TNI Jend Moeldoko: TNI Jangan Alutsista Bagus Prajurit Memble

Panglima TNI Jend Moeldoko: TNI Jangan Alutsista Bagus Prajurit Memble

Mega Putra Ratya - detikNews
Jumat, 30 Agu 2013 13:50 WIB
Jenderal Moeldoko (Foto: H Abror / Istana)
Jakarta -

Jenderal Moeldoko resmi menjabat sebagai Panglima TNI. Program pertamanya adalah meningkatkan SDM prajurit TNI di semua angkatan.

"Langkah pertama saya akan melakukan konsolidasi untuk memahami organisasi, kira-kira tidak lama, itu untuk penguatan SDM. Prajurit-prajurit TNI harus profesional, di sisi lain harus militan. Jangan alutistanya bagus prajuritnya memble," ujar Jenderal Moeldoko usai pelantikan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2013).

Berikut petikan wawancara lengkap wartawan dengan Jenderal Moeldoko:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa langkah pertama setelah menjabat Panglima TNI?

Langkah pertama saya akan melakukan konsolidasi untuk memahami organisasi, kira-kira tidak lama, itu untuk penguatan SDM. Prajurit-prajurit TNI harus profesional, di sisi lain harus militan. Jangan alutistanya bagus, prajuritnya memble. Tapi di sisi lain kulturnya akan diperbaiki, agar TNI dapat memahami kehendak rakyat terhadap TNI itu seperti apa.

Kedua, modernisasi alutsista, akan kita tingkatkan dan jalankan dari waktu ke waktu, diharapkan pertumbuhan ekonomi kita semakin baik dan dengan sendirinya prajurit saya akan banyak diberikan alutista.

Ketiga, bagaimana saya harus dapat menjamin seluruh prajurit saya netral, ini yang harus kerja keras. Kami juga harus dapat berkontribusi dalam pemilihan umum nanti agar tidak ada hambatan apapun. Dari sisi logistik, kami siap untuk membantu.

Bagaimana dengan modernisasi alutista?

Alutsista yang akan datang, yang jelas dari Amerika. Jenis-jenis pesawatnya yang sebenarnya sudah diulang-ulang diinfokan dan dipahami masyarakat di antaranya heli dan pesawat, tinggal nunggu waktu. Hanya untuk Apache memang perlu waktu yang banyak 2018-2021, mungkin 2013 baru beberapa, masalah anggaran saya tidak bicarakan karena itu domainnya Kemenhan.

Soal kultur di TNI bagaimana?

Kultur yang diinginkan persoalan utama saat ini yang masih menjadi fokus reformasi TNI antaranya kultur, masih adanya prajurit saya yang ugal-ugalan itu harus dibenahi secara serius.

Negara adidaya mulai merapat ke Asia Pasifik, peran Indonesia ?

Saya kira saat fit and proper test sudah saya sampaikan bagaimana cara memposisikan TNI itu, TNI itu sebuah gadis yang cantik semua ingin mendekati TNI.

Peran Indonesia seperti apa?

Kita akan menyiapkan apabila terjadi ketidakseimbangan yang terjadi. Karena ada beberapa skenario yang berkembang saat ini khususnya di Laut China Selatan, mungkin ada skenario atau kompromi secara G to G (antar pemerintah) atau B to B (antar institusi bisnis), tapi juga ada skenario seperti perlombaan persenjataan di kawasan Asia. Nah ini artinya tidak terjadi keseimbangan, makanya dukungan alutsista adalah kebutuhan yang mendesak.

Bagaimana tentang rencana penanganan teroris?

Prinsipnya kita itu dalam sisi yang firm, semua mempersiapkan. Prajurit pada intensistas tertentu, leader akan digunakan, pada intensitas tertentu dan lebih tinggi lagi Kopassus siap digunakan.

Apakah akan dibentuk pasukan khusus penanganan teroris?

Saya kira, itu perlu. Satu hal yang sedang saya pikirkan, apakah bentuknya task force atau gabungan dari darat-laut-udara yang setiap saat dapat dilaksanakan.

Mengenai pengamanan pemilu?

Pengamanan harus menjunjung tinggi azas netralitas, jadi nggak ada prajurit yang ke sana-kesini. Kedua, tahu bagaimana TNI dioperasionalkan, harus ada komitmen yang jelas dari TNI dan Polri sejauh mana TNI itu bermain dalam tataran teknis dan taktis di lapangan, nanti akan dibicarakan dengan Kapolri.

Peran TNI untuk mencegah penyelundupan Migas?

Satu ada persoalan kita kemarin di Jambi ya, dan itu harus diturunkan. Batalion leader, dan selesai itu, penyelundupan yang dikeluhkan Pertamina sudah bisa diselesaikan, itu di darat.

Untuk persoalan di laut, saya kira saya akan melihat intensitas ancamannya, ada cara baru, jangan menggunakan cara lama yang sudah tidak efisien lagi.

(mpr/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads