Pilot Jeffrey Adrian: Radio, HP, Pegunungan Ganggu Komunikasi dengan ATC

Pilot Jeffrey Adrian: Radio, HP, Pegunungan Ganggu Komunikasi dengan ATC

- detikNews
Senin, 14 Mei 2012 20:25 WIB
Jakarta - Komunikasi pilot dengan petugas air traffic control (ATC) harus terus dijaga demi keselamatan penerbangan. Rupanya komunikasi pilot dengan petugas ATC tak selamanya lancar, sebab terkadang ada percakapan HP atau radio yang menginterferensi.

"Kalau equipment di pesawat dan di ATC tidak bagus. Jadi saat transmit dan receipt terganggu karena equipment yang tidak bagus. Kemudian ada gangguan komunikasi, misalnya gangguan komunikasi radio dari darat, radio pemancar AM/FM, telepon seluler, juga lekuk Bumi karena gelombang kan tegak lurus. Juga di daerah yang blank spot atau karena jarak yang terlalu jauh, atau bisa juga karena terrain condition seperti terhalang pegunungan," ujar pilot Garuda yang sedang cuti sejak 2010 lalu, Jeffrey Adrian.

Menurut Jeffrey harus ada pengaturan dan monitoring penggunaan frekuensi HP dan radio, jika tidak percakapan semacam itu akan terus kerap terdengar hingga ke kokpit pesawat yang melintas. Jika situasi aman, interferensi semacam itu tidak akan terlalu mengganggu. Namun berbeda halnya jika pesawat berada dalam keadaan darurat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini wawancara detikcom dengan pria yang tengah mempelajari aerobatik di Executive Flyer Aviation Boston, AS, ini, Senin (14/5/2012):

Biasanya kalau pesawat baru untuk menarik pembeli lazim melakukan manuver-manuver dalam joy flight-nya, mengingat Sukhoi Superjet 100 sebelum kecelakaan sempat meminta izin manuver?

Kalau untuk kasus Sukhoi saya ingin mendapatkan info apakah izinnya untuk demo atau joy flight. Biasanya demo dilakukan saat air show, untuk mencoba promosi pesawatnya. Kalau demo flight, menurut saya, adalah memperlihatkan kemampuan pesawat dan tidak boleh dinaiki penumpang. Kalau joy flight itu kan bersenang-senang, dikasih makan, dikasih minum saat penerbangan.

Sedangkan kalau demonstrasi maka terbang dengan sedikit melakukan gerakan-gerakan yang agak ekstrem. Misalnya belok kanan sambil agak miring.

Biasanya kalau demo flight itu dilakukan saat air show. Jadi pesawat melintas kemudian 
melintas dan melakukan demonstrasi. Di dalamnya hanya ada pilot, tidak ada penumpangnya.

Kalau bicara manuver, semua pergerakan pesawat itu manuver. Ada manuver yang diizinkan saat test flight dan ada yang tidak diizinkan saat joy flight. Jadi manuver saat test dan joy tidak sama. Kalau joy itu lebih diutamakan kenyamanan, sehingga manuvernya tidak ekstrem.

Sedangkan manuver saat test harus disesuaikan juga dengan karakter pesawat dan biasanya dilakukan dengan seekstrem mungkin. Joy flight itu gerakannya terbatas karena demi kenyamanan penumpang. Saya pernah ikut joy flight juga, terbang hampir satu jam Jakarta-Surabaya, lalu kembali lagi. Biasanya memang dilakukan di siang hari agar lebih nyaman dan kelihatan (kondisi di luar pesawat).

Ada wilayah tertentu untuk menggelar joy flight?

Wilayah joy flight tergantung traffic. Bisa dengan mengikuti rute yang sudah ada misalnya Jakarta-Surabaya. Jadi setelah terbang dari Jakarta, lalu mendarat di Surabaya lalu makan siang di sana dan balik lagi ke Jakarta.

Kalau menggangu traffic yang ada, dan mau mengambil daerah pegunungan saya kira nggak masalah. Ini karena traffic. Asal sesuai dengan aturan, lalu clear secara visual.

Di Indonesia, joy flight bukan kali ini saja dilakukan?

Ini bukan yang pertama. Sebelumnya ada Airbus dan Bombardier yang sudah melakukannya.

Biasanya setelah penerbangan, penumpang dimintai tanda tangan, apakah enak tadi 
penerbangannya. Sedangkan demo flight biasanya ada saat air show. Jadi ada yang mau jualan pesawat, lalu melakukan demo terbang, kemudian dilanjutkan joy flight.

Jadi urut-urutannya begini, test flight, lalu mendapat sertifikasi. Kemudian saat air show 
ada mock up atau semacam exhibition untuk memperlihatkan interiornya dengan mengambil tempat di convention center atau airport. Kemudian dilakukan demo flight. Selanjutnya orang-orang dipersilakan mencoba pesawat itu dalam joy flight.

Ada beda manuver pesawat sipil dengan militer?

Jelas. Pesawat militer itu tidak seperti pesawat biasa.Pesawat ini didesain untuk menghindari atau mengejar musuh, hide and run. Pesawat militer itu desainnya untuk fight. Sedangkan pesawat bkomersial tidak mungkin melakukan manuver seperti hide and run.

Kapan manuver dibolehkan dan tidak oleh pesawat komersial?

Dalam penerbangan biasa, manuver ekstrem bisa saja dilakukan. Misal saat darurat harus belok tajam untuk menghindari tabrakan di udara. Atau pada saat menjelang landing tapi batal karena cuaca buruk. Maka pesawat harus belok atau naik lagi. Tapi manuvernya tidak boleh berlebihan, nanti bisa ada masalah dengan air dynamic atau lainnya.

Yang penting saat melakukan manuver adalah tidak memancing pergerakan yang ekstrem. Dan biasanya soal ini para pilot sudah tahu benar. Dan kalau misalnya mau mengubah arah pesawat harus izin ke air traffic control (ATC). Misal ada awan, tapi kalau kata ATC tidak boleh ya nggak boleh. Setiap perubahan dilaporkan.

Apa yang terjadi jika ATC terlalu sibuk karena banyak pesawat yang harus 'di-guide'?

Prinsipnya adalah first call fist serving dari ATC. Siapa yang duluan telepon nanti 
diarahkan. Prinsipnya begitu. Misal mau landing dan dalam antrean pasti dikasih tahu misalnya 'you are number 17 for landing'.

Nah, di setiap airport ada holding fix, semacam tempat untuk berputar-putar pada saat padat sebelum landing. Jadi saat padat diarahkan ke point-point, lalu masuk ke arrival supaya memudahkan ATC untuk mengarahkan yang lain. Sebelum diizinkan mendarat maka harus menunggu di tempat yang sudah ditetapkan. Kalau misal ada bahan bakar yang mau habis nanti kasih tahu agar nantinya didahulukan.

Ketika padat, petugas ATC selalu punya cara. Ada SDM juga di sana.

Artinya komunikasi pilot dan ATC ini menentukan keselamatan juga?

Absolutely. Tidak ada yang mau saling mencelakakan, semuanya untuk membuat penerbangan aman, tepat waktu, nyaman.

Biasanya komunikasi pilot dengan ATC terganggu kalau apa?

Kalau equipment di pesawat dan di ATC tidak bagus. Jadi saat transmit dan receipt terganggu karena equipment yang tidak bagus. Kemudian ada gangguan komunikasi, misalnya gangguan komunikasi radio dari darat, radio pemancar AM/FM, telepon seluler, juga lekuk Bumi karena gelombang kan tegak lurus. Juga di daerah yang blank spot atau karena jarak yang terlalu jauh, atau bisa juga karena terrain condition seperti terhalang pegunungan.

Telepon seluler yang mengganggu komunikasi dengan ATC itu apakah dalam penggunaan di dalam pesawat juga?

Itu tidak ada kaitan. Memang ponsel yang aktif saat akan landing atau take off bisa 
mengganggu instrumen, dikhawatirkan mengganggu sistem navigasi.

Seberapa mengganggu interferensi radio atau ponsel di darat terhadap komunikasi pilot dengan ATC?

Ada penggunaan ponsel yang diperkuat sinyalnya sehingga malah tembus ke pesawat, ini bisa membahayakan penerbangan. Ini perlu diatur oleh kementerian terkait dengan ini. Sering kali saya nggak bisa dengar suara dari ATC, ATC juga begitu. Sampai kedengarannya dengan petugas ATC kaya mau berantem. Petugas ATC bilang 'kok dipanggil nggak ada, Mas kemana saja?' Saya bilang dari tadi ya di sini. Jadi ada semacam friction percakapan HP dan radio yang berlangsung terus sampai hari ini.

Kadang-kadang terdengar juga pembicaraan telepon orang di darat. Harus ada pengaturan dan monitoring penggunaan frekuensi HP dan radio. Kalau situasinya aman, interferensi semacam itu tidak akan terlalu mengganggu. Tapi kalau pesawat berada dalam keadaan darurat bagaimana?

(vta/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads