Pensiunan jenderal bintang satu ini menyesalkan hakim kasus Munir yang terlalu kaku. Seharusnya majelis hakim yang diketuai oleh Suharto bisa lebih kreatif seperti hakim yang memvonis Pollycarpus 20 tahun penjara. Hakim semestinya tidak pasrah begitu saja dengan pencabutan BAP yang dilakukan para saksi.
"Ada apa ini semua saksi menarik BAP? Katanya ada presure dari penyidik, tapi masa penyidik menekan orang BIN? Orang awam akan tertawa. Apalagi saat diperiksa mereka didampingi pengacara. Semestinya hakim harus bertanya ada apa ini?" jelas Marsudi.
Berikut petikan wawancara detikcom dengan lulusan Akpol 1973 ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya hormati keputusan itu. Tapi hakim terlalu kaku dengan hal-hal yang dia dapat. Hakim itu bisa juga meminta keterangan, menghadirkan, meminta rekaman, hakim harus aktif. Seharusnya hakim menggali, sifat penyidik itu mengumpulkan fakta yuridis, kemudian diresumekan penuntut umum sampai diramu menjadi tuntutan hukum. Dan hakim meyakinkan temuan penyidik dan ramuan jaksa.
Bisa Anda jelaskan lebih jelas, bagaimana memang seharusnya hakim?
Hakim terlalu kaku dengan hal-hal yang dilihat di lapangan. Kasus ini awalnya ada kausalitas antara Muchdi dengan Pollycarpus yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan hakim yang kreatif seperti hakim Pollycarpus, kalau dia mau misalnya, hubungan telepon 41 kali telepon sudah diakui pemiliknya kalau itu nomor mereka, masa hakim tidak mengakui. Dan juga kesaksian Indra setiawan dan Budi Santoso (agen madya BIN) itu sudah jelas.
Pendapat Anda soal saksi-saksi yang mencabut BAP?
Ada apa ini semua saksi menarik BAP? Katanya ada presure dari penyidik, tapi masa penyidik menekan orang BIN? Orang awam akan tertawa. Apalagi saat diperiksa mereka didampingi pengacara. Semestinya hakim harus bertanya ada apa ini? Hakim bisa memanggil penyidik, ada apa ini saksi mencabut BAP. Ini pasti ada something wrong dan apapun yang didapat semua itu petunjuk bagi hakim.
Sebagai mantan Ketua TPF, bagaimana sebenarnya kasus Munir ini?
Temuan TPF jelas, ada konspirasi dan ada pembunuhan berencana. Saya sudah prediksi kasus ini tidak berdiri sendiri. Tidak hanya Pollycarpus, ada oknum dari dalam BIN, ini ada abuse of power. Tapi saya tidak melihat institusi, misalkan begini saya sebagai polisi punya dendam pribadi kepada seseorang dan saya menggunakan institusi polisi.
Tapi memang apakah sulit mengungkap kasus ini?
Ini penyidikan sudah masuk ranah politik, jadi ada tarik ulur. Dan kalau kriminal masuk ranah politik, ada kepentingan dan ada kemauan-kemauan yang bermain. Kita (TPF) saja dibatasi (saat penyelidikan), saat itu kita memerlukan pembuktian hubungan Pollycarpus dengan BIN.
Dan Berkaitan dengan orang yang terkait politik kasus menjadi agak sulit, tersendat. Untuk kasus ini kan presiden sampai mengeluarkan Kepres.
Tapi apakah Anda tetap optimistis kasus ini bakal terungkap sepenuhnya?
Ini belum berakhir masih ada peluang-peluang dipertimbangkan. Ini belum selesai. Yang penting kita harus punya kemauan. (ndr/iy)