"Tindakan seperti ini namanya terlalu bebas. Bikin heboh. Berarti umat Islam kecolongan. Tindakan seperti ini tidak boleh dibiarkan," kata Dirjen Bimas Islam Depag Nasaruddin Umar pada detikcom, di kantor Depag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (19/11/2008).
Berikut wawancara detikcom dengan pria bergelar doktor ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wah saya terkejut sekali. Kalau memang itu akademisi atau seniman yang hendak berkarya bisa dilakukan di lingkungan kelas tertutup. Tapi jangan diekspos karena tidak etis secara intelektual.
Tindakan seperti ini namanya terlalu bebas. Bikin heboh. Berarti umat Islam kecolongan. Tindakan seperti ini tidak boleh dibiarkan.
Saya akan cek situsnya, nanti saya buka. Setelah itu baru saya bisa mengambil tindakan sejauh mana.
Selanjutnya apa tindakan Bapak setelah mengetahui penghinaan itu?
Kalau itu benar terjadi, dari pihak Depag akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk sesegera mungkin mengambil tindakan sebelum keresahan umat yang lebih besar.
Tindakan yang Bapak maksud seperti apa?
Saya akan membentuk tim untuk memantau situs tersebut. Apabila diperlukan akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Harapan Bapak agar kasus serupa tidak terulang apa?
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkepribadian, religius, ber-Pancasila, tidak akan membiarkan perilaku menodai publik.
Saya mengimbau kepada kalangan akademisi yang ingin kebebasan berkreasi maupun seniman yang ingin mengekspresikan karyanya agar memperhatikan hal-hal yang bisa membuat masyarakat lain terusik ketenangannya.
Kalau akademisi hendaknya dilakukan di tempat tertutup tanpa diekspos. Kalau seniman juga jangan sampai dikonsumsi publik karena dapat meresahkan umat. (iy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini